Penulis
Intisari-Online.com - Sebelum dirinya didapuk menjadi raja terkaya di dunia, pria ini sudah kenyang dilabeli eksentrik (baca: aneh), seorang penggila perempuan, juga penjudi.
Sementara ayahnya dikenal begitu kuat menangkal berbagai krisis termasuk kudeta selama 70 tahun memimpin.
Sang pangeran yang kini sudah menjadi raja justru disorot dengan berbagai perilakunya yang dianggap tak pantas, tak hanya bagi seorang raja, tapi juga sebagai masyarakat biasa.
Perilakunyentriknya tersebut beberapa kali terekam kamera, yang biasanya diambil secara sembunyi-sembunyi.
Dalam satu kesempatan, dirinya terlihatmengenakancrop topputih yang memperlihatkan bagian tengah tubuhnya.
Tubuhnya bahkan dihiasi tato palsu. Tentu saja, tidak melupakan pudel putihnya di tangan.
Penampilannya, yang saat itu didampingi seorang wanita yang hanya mengenakantank top, kontras dengan beberapa petugas yang sepertinya pilot yang berseragam lengkap.
Tak cukup sampai di situ, ada beberapa perilaku kontroversial sang raja yang akan diuraikan berikut ini. Termasuk saat mantan istrinya tampil hanya mengenakan selembarini saat rayakan ulang tahun anjing kesayangan mereka, tentu saja secara mewah.
Pada Mei 2017, Facebook mendapat tekanan dari pemerintah Thailand untuk menghapus puluhan halaman dari servernya yang memuat video Raja Thailand Maha Vajiralongkorn berjalan di sebuah pusat perbelanjaan menggunakan baju crop top.
“Langkah pemerintah ini untuk membatas Facebook memperkuat ideologis mereka di monarki. Serta menjadikan landasan untuk membendung kebebasan politik,” kata David Streckfuss, penulisTrial in Thailand: Defamation, Treason, and Lese-Majesteseperti dilansirnytimes.com.
Takorn Tantasith, sekretaris jenderal Komisi Penyiaran dan Telekomunikasi Nasional Thailand, mengatakan bahwa ada 131 halaman Facebook yang dianggap melanggar kejahatan komputer atau undang-undang Lese-Majeste karena belum menghapus videonya.
Lanjutnya, pemerintah telah memblokir 34 halaman dan masih mengerjalan yang lain. Serta Facebook telah sepakat untuk bekerjasama.
“Kami harus berterima kasih kepada Facebook karena telah bersedia bekerjasama dan mematuhi hukum di Thailand.”
Sebelumnya telah beredar video berdurasi 44 detik di Facebook yang menampilkan Raja Maha Vajiralongkorn (64).
Di video tersebut memperlihatkan penampilan sang raja yang menggunakan baju crop kuning dan memperlihatkan tatonya.
Postingan ini diunggah oleh Somsak Jeamteerasakul, seorang sejarawan Thailand yang sedang mengkritik monarki di Prancis. Sejak bulan April, video ini telah dilihat sebanyak 458.000 kali
Video unggahan Somsak sendiri telah diblokir di Thailand, baik dari pemerintah maupun Facebook. Tapi ternyata masih ada beberapa orang dari luar negeri yang telah mengkopinya.
Jika masih ditemukan video ini, maka pengguna internet tersebut akan terkena hukum Lese-Majeste dan dipenjara maksimal 15 tahun.
Calon Ratu Thailand Terekam "Topless" dan hanya Pakai "G-string"
Suatu waktu, pada April 2014, Sang Raja bersama istrinya saat itu, Putri Srirasmi, larut dalam suasana pesta di sebuah taman tropis dengan diiringi lagu George Michael.
Tamu kehormatan pada pesta itu bukan seorang kepala negara yang sedang berkunjung atau pembesar lokal, melainkan seekor anjing pudel kesayangan pasangan itu, Foo Foo.
Peristiwa itu terekam kamera video.
Dalam video itu, yang oleh Daily Mail dilukiskan sebagai peristiwa pemanjaan diri berlebihan dan kemerosotan moral di Istana Kerajaan Thailand di Bangkok, tampak Putri Srirasmi, seorang bekas pramusaji, hanya berbalut g-string mini ketika ia memberikan kue kepada anjing tersebut.
Sejak hari Minggu (25/4/2014), situs harian asal Inggris itu diblokir di Thailand. Pemblokiran itu diduga terkait laporan tersebut.
Dalam salah satu adegan di video itu, sang putri yang telanjang dada (topless) tampak membungkuk untuk makan dari sebuah mangkuk anjing, sementara dalam adegan lain seorang pelayan berlutut di depannya.
Pasangan kerajaan itu kemudian bernyanyi "Happy Birthday" buat anjing mereka. Video tersebut muncul saat Thailand kembali diguncang kudeta militer terbaru.
Mantan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra ditahan di Bangkok pada Jumat lalu dan ratusan orang sudah turun ke jalan-jalan untuk memprotes pengambilan kekuasaan oleh militer.
Raja Vajiralongkorn dan istrinya itu, Jumat lalu, meninggalkan Tylney Hall, sebuah hotel bintang lima di Hampshire, Inggris, di mana mereka dan 30 anggota rombongannya telah tinggal selama hampir satu pekan.
Video tersebut, yang beredar di YouTube, diyakini akan mengintensifkan kekhawatiran tentang kelayakan Pangeran Maha untuk menggantikan ayahnya, Raja Bhumibol Adulyadej, yang telah berusia 86 tahun.
Raja Bhumibol, yang dikatakan mengidap penyakit parkinson, belum terlihat di depan umum sejak junta militer menerapkan darurat militer di negara itu.
Tahun lalu, sejumlah kawat diplomatik AS yang bocor ke publik mengungkapkan, banyak pejabat senior Thailand menyatakan keraguan serius terhadap Raja Vajiralongkorn itu.
Dalam salah satu bocoran, mantan duta besar AS di Bangkok menceritakan bagaimana Putri Srirasmi mengaku kepadanya dalam sebuah jamuan makan malam kenegaraan bahwa Foo Foo "berpangkat Panglima Angkatan Udara."
Empat anak laki-laki Raja Vajiralongkorn itu dari pernikahan sebelumnya telah diasingkan dari Thailand oleh ayah mereka sejak tahun 1996 dan sekarang tinggal di Amerika Serikat.
Kamis lalu, salah satu dari mereka, Juthavachara Vivacharawongse (34 tahun), mengatakan kepada Mail on Sunday di rumahnya di dekat San Diego, California, "Saya lebih suka untuk tidak berbicara tentang hal ini (kudeta) atau ayah saya. Ini merupakan urusan pribadi, masalah keluarga."
Raja Vajiralongkorn itu menikahi Putri Srirasmi tahun 2001. Mereka punya seorang putra berusia sembilan tahun.
Sebuah sumber di Thailand, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena takut akan pembalasan, hari Kamis, mengatakan, "Ada banyak orang di sini yang lebih suka Raja Vajiralongkorn tidak kembali."
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Calon Ratu Thailand Terekam "Topless" dan hanya Pakai "G-string"".
Baca Juga: Raja Thailand, Raja Terkaya di Dunia