Find Us On Social Media :

Pengakuan Wanita Asal Semarang 19 Tahun Geluti Bisnis 'Haram', Penghasilannya Semalam 4 Kali UMR Jakarta

By Afif Khoirul M, Selasa, 22 Oktober 2019 | 20:30 WIB

Ilustrasi wanita malam

Intisari-online.com  - Lokalisasi Sunan Kuning resmi ditutup Pemerintah kota Semarang pada Jumat (18/10/2019) kemarin.

Lokalisasi Sunan Kuning memang sudah sejak lama dikenal sebagai tempat wanita pekerja seksual bekerja.

Mengutip Kompas.com, lokalisasi Sunan Kuning awalnya dibentuk Pemerintah Kota Semarang pada tahun 1966.

Tujuannya agar wanita pekerja seksual tak bekerja di sembarang tempat di Kota Semarang.

Baca Juga: Kisah Saat Indonesia Belum Punya Mobil Kepresidenan: Beberapa Loyalis Soekarno 'Mencuri' Mobil Buick dan Suruh sang Sopir Pulang ke Jawa Tengah

Pada tahun 2019 ini, setidaknya ada lebih dari 400 wanita pekerja seksual yang bekerja di lokalisasi Sunan Kuning.

Penutupan lokalisasi Sunan Kuning ini tak serta merta ditutup guna mengurangi transaksi prostitusi.

Rencananya, Pemkot Kota Semarang ingin mengubah kawasan Sunan Kuning menjadi tempat wisata.

Mengutip Tribun Jateng, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Indiyasari mengatakan pihaknya menilai kawasan Sunan Kuning bisa dikembangkan menjadi wisata religi dan kuliner.

Baca Juga: Temukan Tas Misterius Pria Ini Terkejut Temukan, 'Binatang Buas' Ini Hampir Mati dalam Kondisi Menyedihkan di Dalamnya

Pasalnya, ada makam penyebar agama Islam bernama Soen An Ing di kawasan Sunan Kuning.

"Kami akan masuk ke sana. Kami mengubah mindset masyarakat terlebih dahulu."