Find Us On Social Media :

Simak Asal-usul Sejarah Leluhur Anda, Inilah 4 Gelombang Migrasi yang 'Membentuk' Kita Jadi Manusia Indonesia

By Muflika Nur Fuaddah, Sabtu, 19 Oktober 2019 | 06:30 WIB

4 Gelombang Migrasi Jadikan Kita Manusia Indonesia

Hera menjelaskan, para penutur Austro-asiatik mulai bermigrasi ke Vietnam dan Kamboja melewati Malaysia hingga ke Sumatera, Jawa dan Kalimantan.

Kala itu, wilayah Sumatera, Jawa, dan Kalimantan masih berupa daratan yang menyatu.

3. Gelombang ketiga

Gelombang migrasi ketiga terjadi pada periode Holosen, tepatnya sekitar 4.000 tahun yang lalu.

Saat itu manusia modern penutur Austronesia yang berciri ras Mongoloid membawa paket budaya neolitik berupa gerabah, beliung, seni, bahasa, teknologi, maritim, pengolahan makanan, serta domestikasi hewan.

Baca Juga: Bertengger di Pucuk Pohon, Sniper Jepang Pantang Keluar Sarang Sebelum Jadi Mayat, Hanya Bisa Ditumbangkan dengan Senapan Mesin Antitank

Untuk diketahui, ras Mongoloid ciri fisiknya antara lain memiliki rambut berwarna hitam lurus, bercak mongol pada saat lahir, dan kelopak mata sipit.

Selain itu, perawakan ras Mongoloid seringkali berukuran lebih kecil dan pendek daripada ras Kaukasoid.

4. Gelombang keempat

Nah, gelombang migrasi keempat adalah perpindahan manusia modern pada zaman sejarah.

Saat migrasi gelombang keempat terjadi, manusia modern dari India, Arab, dan Eropa masuk ke Nusantara.

"Pada masa ini, pembauran terjadi semakin kompleks. Genetika manusia yang tinggal di Nusantara atau Indonesia juga beragam.

Baca Juga: Kotor dan Kebingungan, Pria Ini Ungkap Kehidupan Menyimpang 'Kultus Hari Akhir,' Kiamat Jadi Alasan untuk 'Melawan Dunia'

Sudah sulit dikenali lagi, mana lagi yang disebut gen dari Indonesia asli," terang Hera.

Efek perjalanan dari empat gelombang itu

Sebagai peneliti genetika terkemuka Indonesia, Hera menerangkan, keempat fase gelombang migrasi yang terjadi di masa lalu itulah yang menjadikan orang asli Indonesia sangat sulit diidentifikasi.

Manusia modern sejak 150 ribu tahun lalu telah mengembara dari Afrika untuk menduduki wilayah baru.

Ketika mereka melewati lingkungan, iklim, dan cuaca yang berbeda-beda, itu juga ikut memengaruhi fisik yang dimiliki manusia modern itu sendiri.

Baca Juga: Terbelah Rapi Persis di Tengah, Inilah Misteri Batu Al Naslaa di Gurun Arab, Bukti Peradaban Kuno yang Canggih?

Sebagai contoh, ketika manusia modern berjalan menyusuri hutan lebat yang tak ada habisnya, kondisi ini disebut Hera dapat mengubah ukuran tubuh manusia modern menjadi semakin kecil.

Evolusi ini untuk mencegah penguapan terjadi.

Selain itu, rambut juga sedikit banyak mengalami perubahan sampai mungkin akan lebih keriting.

"Jadi semua itu yang menyebabkan kita berbeda. Dalam perjalanan nenek moyang kita saat bermigrasi, alamnya, lingkungannya, iklim ataupun cuaca berpengaruh sebenarnya.

Sebelum nantinya adalagi pembauran dengan manusia modern dari wilayah lain. Beragam bukan berbeda ya," tuturnya.

Baca Juga: Denda Rp30 Miliar Plus Penjara 3 Tahun Menanti Bagi Pedagang yang Menjual Bensin Eceran

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Ada Pribumi, 4 Gelombang Migrasi Jadikan Kita Manusia Indonesia"