Find Us On Social Media :

Kisah Mata Hari, Wanita Keturunan Jawa yang Jadi Mata-mata Dua Negara

By Mentari DP, Selasa, 15 Oktober 2019 | 12:30 WIB

Menjadi mata-mata dua negara

Selama beberapa tahun, Mata Hari menjadi selebriti di kota tersebut sebagai penari eksotis. Hingga jatuhlah Perang Dunia I pada 1914.

Pecahnya PD I disambut warga Eropa dengan bergembira, bukannya takut. 

Sikap ini muncul karena didorong sikap nasionalistik, mereka mengira perang akan berlangsung singkat dan mengalami kejayaan.

Dalam True Spy Stories karangan Paul Dowswell dan Fergus Fleming, Mata Hari dikatakan bosan dengan kondisi perang.

Sebabnya, selama dua tahun, ia tidak bisa bebas melakukan apa-apa. Hanya diam di rumahnya di Belanda sebagai tempat netral.

Hingga akhirnya munculah Karl Kramer, atase pers Konsulat Jerman di Belanda.

Kramer meminta Mata Hari kembali ke Paris, Prancis, negara yang tidak lain adalah musuh Jerman.

Mata Hari diminta menggunakan semua daya pikatnya untuk berbaur kembali dengan para orang berpengaruh di sana.

Dengan imbalan cukup, Mata Hari menyetujuinya.

Baca Juga: Jonghyun SHINee, Sulli, dan Orang Lain yang Kehilangan Harapan Buktikan Bahwa Penyakit Mental Tak Boleh Disepelekan