Ramai Nonton Film Joker, Ahli Ungkap Film Ini Berbahaya untuk Anak-anak, Ini Alasannya

Mentari DP

Penulis

Banyak orang yang beri peringatan melalui akun media sosialnya bahwa Joker bukan film untuk anak-anak. Ini alasannya!

Intisari-Online.com – Sebuah akun Twitter bernama @dinimudrika memberi peringatan jika Anda ingin menonton film Joker.

Setelah nonton Joker semalam. Pesenku, gak usah bawa anak-anak buat nonton ini.”

“Gak bakal ada hal lucu di dalamnya. Gak juga ada batman yg heroik di sana.”

“Yang ada adalah keputusasan, depresi, hasrat ingin bunuh diri, adegan pembunuhan yang berdarah-darah nan artistik.”

Baca Juga: Kasus Wanita Telan 16 Pil Aborsi Seharga Rp3 Juta dari Pasar Gelap: Jangan Sembarangan Konsumsi Pil Aborsi, Ini Bahayanya!

Pemilik akun @GiaPratamaMD juga mengatakan hal serupa.

Joker bukan film Laga. Joker bukan film Anak-anak. Joker bukan film Superhero. Joker film Drama autobiografi, tentang kenapa Joker jadi Joker. 9/10.”

Diketahui, Joker merupakan film yang disutradarai Todd Phillips dan tayang sejak 2 Oktober 2019.

Karakter Joker selama ini kerap dikaitkan dengan film “Batman” yang merupakan tokoh superhero bagi anak-anak.

Hal ini sering menimbulkan pemahaman yang salah, terutama di kalangan orangtua, bahwaJoker juga bisa ditonton anak-anak.

Baru-baru ini, Alamo Drafthouse yang merupakan jaringan bioskop San Antonio di Texas, Amerika Serikat, seperti dilansir dari Foxnews, memberikan peringatan melalui akun media sosialnya bahwa Joker bukan film untuk anak-anak.

"Joker tidak diperuntukkan bagi anak-anak dan merupakan film dengan rating R untuk alasan yang baik.”

“Banyak bahasa yang sangat, sangat kasar, kekerasan brutal, dan secara keseluruhan memberikan dampak yang buruk,” tulisnya sebelum unggahan tersebut kemudian dihapus.

Baca Juga: Kasus Polisi Gerebek Istrinya Selingkuh dengan Dokter: Jika Terbukti Bersalah, Ini Pasal Perzinaan yang Dapat Menjerat Keduanya

Peringatan itu juga diikuti keterangan bahwa dalam film Joker tidak ada Batman.

Saat dihubungi Kompas.com, Jumat, dr. Gia Pratama pemilik akun@GiaPratamaMD mengingatkan, Joker bukanlah sosok badut lucu.

“Saya pencinta film superhero, dan Joker adalah penjahat favorit saya,” kata Gia.

“Jadi saya mengerti bahwa Joker itu bukan badut yang lucu tapi sosiopath, tukang bunuh orang. Jadi jelas bukan untuk anak-anak.”

Menurut dia, film Joker mengisahkan proses pembentukan karakter Joker yang brutal tetapi penuh senyum.

Joker digambarkan sebagai sosok yang melihat dunia penuh dengan orang hipokrit yang menurutnya lucu.

Hal inilah yang dinilai Gia mengkhawatirkan jika ditonton dan ditiru anak-anak.

“Prosesnya kelam, penuh kepedihan, penuh gurauan ironi, dan penuh kekerasan yang sangat apa adanya. Anak-anak baru gede, usia SMP akan paling terkena dampak,” ujar Gia.

Beberapa scene dalam film Joker juga disebut dr.

Gia memiliki suasana yang mungkin cenderung familiar di masyarakat seperti adanya ketimpangan kehidupan antara si miskin dan si kaya.

Ia khawatir, film ini membuat anak-anak mencerna atau menyimpulkan bahwa kekerasan itu bisa jadi jawaban atas setiap permasalahan.

“Bila mereka menonton bersama orangtuanya pun, apakah orang tua siap dengan banyak pertanyaan sesudahnya.”

“Seperti apakah membalas bullying itu boleh dan benar untuk dilakukan?” papar Gia.

Baca Juga: Kasus Penumpang yang Bercanda Ada Bom di Pesawat: Jangan Bercanda Soal Bom Jika Tak Mau Masuk Penjara atau Berurusan Dengan Tim Gegana!

Gia mengatakan, sebaliknya, bagi orang dewasa, film ini sangat layak untuk ditonton.

"Cocok untuk mempertanyakan ke diri sendiri apakah kita bagian dari 'sistem masyarakat' yg menciptakan Joker?”

“Atau sudahkah kita berperan di masyarakat untuk mencegah terbentuknya Joker-Joker lain?" kata dia.

Kecenderungan meniru

Senada dengan Gia, Psikolog Anak dari Lembaga Psikologi Annava Solo, Jawa Tengah, Maya Savitri mengatakan, film Joker tak layak untuk anak-anak.

“Tidak layak, banyak adegan kekerasannya,” ujar Maya, saat dihubungi secara terpisah, Jumat siang.

Apa efeknya jika anak-anak menyaksikan film ini?

Menurut dia, anak-anak memiliki kecenderungan meniru apa yang ditontonnya.

“Di Joker itu adegan kekerasan, ketakutan, dan sebagainya, yang memang tidak layak untuk ditonton anak-anak.”

“Anak-anak akan meniru, merasa ketakutan, cemas, deg-degan, karena adrenalinenya terpicu,” ujar Maya.

Oleh karena itu, ia menyarankan kepada orangtua yang ingin mengajak anak-anak menonton film di layar lebar, sebaiknya memerhatikan sejumlah hal.

Hal itu di antaranya memerhatikan rentang usia, pesan moral film, kesiapan mental serta mempertimbangkan apakah anak-anak sudah siap dengan suara keras, dan sebagainya. (Nur Rohmi Aida)

(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Demam Joker, Ingat Ya, Ini Bukan Film untuk Anak-anak!")

Baca Juga: Kasus Remaja Tewas Karena Sering Main Game PUBG: Ini Bahaya Game PUBG Untuk Otak Kita

Artikel Terkait