2. Meniru tingkah laku dalam film
Ketika emosi dan pola pikir tokoh dalam film sudah memengaruhi anak, dikhawatirkan perilaku anak secara tidak disadari ikut terpengaruh.
Apalagi jika anak hanya memahami film lewat visual, bukan dari analisa adegan atau tokoh-tokoh di dalamnya.
Padahal, sebuah film diberi kategori restricted karena di dalamnya mengandung unsur kekerasan berdarah-darah, perilaku mengganggu, bahasa, dan/atau gambaran seksual singkat.
"Anak bisa tiba-tiba bertingkah laku atau mengimitasi sifat buruk dari tokoh di film dalam kehidupan sehari-hari," ucap Samanta.
Oleh karena itu, sebaiknya orangtua mampu memberi pengertian mengapa film itu tidak boleh ditonton oleh anak dan menjelaskannya secara rasional.
Wawasan orangtua tentang film juga sangat penting dalam hal penyampaian kepada anak. Selain dapat menceritakan tentang tokoh-tokoh dalam film tersebut, orangtua juga lebih bisa memilih cara penyampaian yang asyik dan mudah diterima oleh anak.
Hal terpenting, buatlah suasana menjadi tidak terlalu formal dan kaku.
"Ini dapat diceritakan dalam suasana yang informal agar dapat diterima oleh anak lebih legowo," katanya.