Penulis
Intisari-Online.com -Tentara Nasional Indonesia (TNI) genap berusia 74 tahun pada hari ini, 5 Oktober 2019.
Didirkan sejak 1945, TNI merupakan angkaran perang Indonesia yang berawal dari Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Kini TNI telah menjelma menjadi kekuatan militer terbesar nomor 16 di dunia.
Peringkat ini menurut Global Fire Power di mana Indonesiasatu tingkat lebih unggul dari Israel dan Korea Utara.
TNI terdiri dari tiga angkatan bersenjata, yaitu angkatan darat (TNI AD), angkatan udara (TNI AU), dan angkatan laut (TNI AL).
TNI juga memiliki pasukan elite yang anggotanya memiliki kemampuan luar biasa.
Mendapatkan kualifikasi sebagai pasukan elite memang tidak semua tentara reguler bisa mendapatkannya.
Tentu setiap individu prajurit tidak serta merta bisa menjadi anggota pasukan elite karena persyaratan ketat ketika hendak masuk ke kesatuan elite tersebut.
Berbicara pasukan elite TNI maka dunia sudah tahu bagaimana sepak terjang hulubalang pasukan elite Indonesia yang sudah mendunia.
Salah satu pasukan elite di tubuh TNI ialah Raider dan Peleton Intai Tempur (Tontaipur).
Raider dan Tontaipur merupakan pasukan elite TNI AD.
Keduanya sangat terlatih untuk melakukan serbuan cepat, intelijen, gerilya dan anti-gerilya serta kemampuan lain sebagai layaknya pasukan elite.
Baca Juga: Kisah Kopassus Buat Ribuan Pemberontak Kongo Gemetar Ketakutan dengan Modal Kain dan Semerbak Bawang
Salah satu kemampuan yang dimiliki Raider dan Tontaipur adalah penggunaan senjata tradisional macam Sumpit.
Memang awalnya terkesan remeh karena bisa apa seseorang dengan sumpit tiup berpelurukan jarum tajam saja.
Mengenai bagaimana sumpit bisa digunakan oleh Raider dan Tontaipur berawal dari masa Kolonial.
Saat itu sumpit merupakan senjata handal untuk pertempuran jarak dekat bagi suku Dayak Kalimantan yang memang memiliki keahlian menggunakan sumpit.
Baca Juga: Tangguh dan Tetap Bungkam Meski Disiksa Lawan, Seperti Ini Latihan Khusus Pasukan Baret Merah
Keunggulan sumpit ialah senjata silent killer karena tak berbunyi ketika ditembakkan ke arah musuh.
Kamuflase prajurit TNI dan penggunaan sumpit sebagai senjata menjadikan keefektifan bagi jalannya misi.
Biasanya sumpit mempunyai panjang 1,9 -2,1 meter dan memiliki tiga bagian utama yakni sumpit yang berbentuk pipa, anak sumpit dan mata tombak di ujung depan.
Senjata tradisional ini sangat mematikan lantaran anak sumpit biasanya dilumuri racun kalajengking, ular atau lainnya.
Karena keunikan senjata tradisional inilah maka Raider dan Tontaipur tertarik menggunakannya saat melakukan operasi senyap.
Jarak jangkauan tembakan sumpit ini bisa mencapai puluhan meter tergantung kemampuan nafas peniupnya.
Dan ternyata sumpit pernah menunjukkan eksistensinya sebagai senjata mematikan di palagan pertempuran.
Tercatat saat operasi Rencong untuk menumpas Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Yonif 600/Raider Kalimantan berhasil menumbangkan empat anggota GAM menggunakan sumpit.
Baca Juga: Tangguh dan Tetap Bungkam Meski Disiksa Lawan, Seperti Ini Latihan Khusus Pasukan Baret Merah
Hasil itu lantas membuat TNI mengaplikasikan materi penggunaan sumpit di pendidikan pasukan elitenya, Raider dan Tontaipur serta ada kemungkinan pasukan elite TNI lainnya juga melakukan hal yang sama.(Ekoprasetyo)
Artikel ini telah tayang di Tribunjambi.com dengan judulTak Gunakan Peluru, Inilah Senjata Mematikan Pasukan Khusus Indonesia yang Buat Musuh Mati Sekejap