Find Us On Social Media :

Dengan Rutin dan Disiplin, Hensis Membuktikan: Tubuh Ibarat Mesin

By Agus Surono, Senin, 7 Oktober 2019 | 17:15 WIB

Hendra Siswanto (39) menunjukan penghargaan medali perunggu lomba lari ultramaraton yang diraihnya pada lomba Lintas Sumbawa di kawasan Lapangan Banteng. Rabu (19/9)

Intisari-Online.com - Lintas Sumbawa 320K merupakan lomba ultramarathon yang diakui paling ganas di Indonesia. Suhu ekstrem yang bisa mencapai 40 derajat di siang hari menjadi tantangan yang harus dijinakkan peserta. Terlebih jarak sejauh itu hanya diberi tenggat 68 jam. Selain panas, jalurnya pun naik turun meski di pinggir pantai dengan pemandangan yang aduhai.

Lomba ini mengambil tempat di Pulau Sumbawa (NTB) dengan melewati tiga kabupaten, yaitu Sumbawa Barat, Sumbawa, dan Dompu. Start dari Lapangan Pototano (0 m) dan finish di Doro Ncanga (47 m) kaki Gn.Tambora, pelari akan dimanjakan dengan pemandangan padang savana berisi kerbau dan kuda.

Tahun 2019 merupakan kali keempat Lintas Sumbawa 320K. Berawal dari 2015 bertepatan dengan peringatan 200 tahun meletusnya Gunung Tambora yang mengubah peradaban dunia, lomba ini telah menelurkan jawara-jawara pelari ultra.

Saat awal dilombakan, Alan Maulana meraih podium pertama dengan catatan 62 jam, 28 menit. Tahun berikutnya Matheos Berhitu dengan catatan waktunya 71 jam, 17 menit. Waktu ini diperpendek oleh Matheos pada 2017 dengan 70 jam, 18 menit. Pada 2018 William Binjai memangkas catatan waktu Alan menjadi 62 jam, 26 menit.

Baca Juga: Ini Tips untuk Para Pemula agar Tidak Kapok Olahraga Lari, Sangat Mudah Dilakukan!

Nah, Lintas Sumbawa 320K 2019 mencatatkan hal fenomenal dalam kategori individual putra. Catatan waktu podium satu sampai tiga sudah tembus di bawah 60 jam. Dari sini sudah terlihat bahwa tubuh bisa diolah agar kinerjanya meningkat. Alan yang kembali turun, memperbaiki rekor pribadinya menjadi 58 jam, 19 menit. Namun selisih waktu 4 jam lebih itu hanya menempatkan Alan di posisi kedua kategori individu Lintas Sumbawa 320K 2019. Ia terpaut dua jam lebih di belakng podium satu yang direbut Hendra Siswanto (39) dengan 55 jam, 56 menit.

Bagaimana bisa Hendra Siswanto yang dikenal sebagai Hensis ini bisa begitu kencang mengingat pada tahun sebelumnya ia hampir gagal finish dengan catatan waktunya 69 jam 30 menit? ”Tahun lalu (2018), saya menantang diri bisa finis di bawah 60 jam. Namun malah hancur berantakan. Saya tidak bisa lari pas panas. Butuh 3 jam untuk jarak 10 km. Itu sama saja tidak lari,”katanya.

Namun, kegagalan tahun lalu itu memicu semangatnya untuk menuntaskan target finis di bawah 60 jam. Dengan persiapan dan perhitungan matang ia berani memprediksi akan finish 55 jam, 55 menit!

Bagaimana persiapan dan perhitungan yang dilakukannya? Sport science menjawabnya!

 

Gegara kolesterol tinggi

Hensis mengawali persiapan untuk ikut kembali ke Lintas Sumbawa 320K dengan premis bahwa tubuh ibarat mesin. Nah, dengan dasar pemikiran itu berarti tubuh bisa ditingkatkan kemampuannya – utamanya organ jantung - atau dimodifikasi melalui serangkaian latihan dan konsumsi nutrisi.