Find Us On Social Media :

Viral Anggota DPR Bawa 3 Istrinya ke Pelantikan: Hati-hati, Pria yang Beristri Banyak Berisiko Tinggi Kena Serangan Jantung!

By Mentari DP, Kamis, 3 Oktober 2019 | 18:00 WIB

Viral anggota DPR bawa 3 istrinya ke pelantikan.

Intisari-Online.com – Pelantikan anggota DPR RI periode 2019-2024 pada Selasa (1/10/2019) kemarin banyak menarik minat masyarakat.

Salah satunya adalah Achmad Fadil Muzakki Syah atau sering disapa denga Lora Fadil, yang merupakan anggota DPR terpilih dari Dapil Jawa Timur 3.

Dilansir dari grid.id pada Kamis (3/10/2019), Lora Fadil mencuri perhatian karena dia membawa tiga istrinya sekaligus ke acara pelantikan.

Mereka adalah Siti Aminah, Yeni Kurnia, dan Novita.

Baca Juga: Disebut Lebih Kejam Dibanding Kakek dan Ayahnya, Kim Jong Un Diduga Pernah Umpan Pamannya ke 120 Ekor Anjing Liar

Tak heran, foto Lora Fadli yang tampak tersenyum semringah bersama ketiga istrinya langsung menjadi viral karena tersebar di media sosial.

Sebelumnya, Lora Fadil pernah mengungkapkan jika dirinya tak pernah merencanakan untuk memiliki tiga istri.

Semua terjadi begitu saja, dan tanpa diduganya.

"Semuanya tidak ada rencana, tidak ada keinginan, mengalir begitu saja,” Lora Fadil dikutip dari Tribun Jabar.

Ia juga mengaku tak ada kesulitan yang berarti, ia malah mengungkapkan lebih banyak merasa senang daripada sulit.

“Kuncinya adalah harus pintar mengatur waktu sehingga tidak menimbulkan konflik,” terangnya.

Namun di luar itu semua, sebenarnya ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan ketika suami berpoligami.

Misalnya, masalah kesehatan.

Baca Juga: Baru Kemarin Dilantik, 335 Anggota DPR dan DPD Tak Hadiri Sidang Paripurna Hari Ini

 

Sebab sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa pria yang berpoligami memiliki risiko empat kali lipat mengalami sumbatan pembuluh darah dibanding mereka yang hanya memiliki satu istri.

Kondisi ini membuat pria sangat rentan terkena serangan jantung.

Dr. Amin Daoulah, spesialis jantung dari rumah sakit King Faisal, Jeddah, Arab Saudi, mengatakan bahwa semakin banyak jumlah istri, maka risiko jantung koroner semakin besar.

"Penyebabnya adalah peningkatan beban rumah tangga, baik secara finansial maupun emosional," tambah Daoulah seperti dilansir dari kompas.com.

Kondisi tersebut juga serupa dengan sebuah studi yang dipresentasikan pada Kongres Kardiologi Masyarakat Asia Pasifik 2015.

Studi tersebut menyatakan bahwa semakin banyak istri, maka semakin tinggi risiko penyakit jantung.

Tapi, penelitian tersebut belum menemukan hubungan yang jelas antara poligami dengan penyakit jantung.

"Ada kemungkinan faktor lain yang tersembunyi, seperti tingkat keintiman dalam pernikahan, pola makan atau faktor genetik," tambah Daolah.

Dilansir dari Journal of Biology Letters, separuh dari pria dan wanita yang terlibat dari hubungan monogami ke poligami memilih hubungan yang serius hanya dengan satu pasangan saja pada satu waktu.

Baca Juga: Setahun Kematian Jurnalis Jamal Khashoggi: Diduga Sebelum Dipotong-potong, Darah Khashoggi 'Dikuras' Habis dari Tubuhnya

Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa poligami mungkin masuk akal bagi pria dalam kerangka evolusi, tetapi tidak dengan wanita.

Hal ini karena pria poligami dapat memiliki banyak anak dalam satu waktu, dibandingkan wanita yang hanya bisa memiliki satu anak dalam sembilan bulan.

Selain itu, poligami mungkin tidak terlalu bagus bagi pria karena terlalu banyak istri bisa meningkatkan potensi konflik intrapersonal dan membutuhkan banyak biaya.

Jurnal Philosophical Trannsaction 2012 dari Royal Society mempublikasikan fakta bahwa poligami menjadi hal yang wajar jika bertujuan untuk mengurangi tingkat kekerasan, kemiskinan, dan ketidaksetaraan gender.

Untuk menemukan hubungan antara poligami dan kesehatan, Daolah membentuk tim untuk meneliti sejumlah pria di Timur Tengah dimana poligami lebih diterima secara budaya.

Diantara pria tersebut, 68 persen hanya memiliki satu istri dan sisanya melakukan poligami.

Hasilnya, pria yang berpoligami dalam penelitian tersebut 4,6 kali berisiko mengalami penyempitan arteri koroner dan 2,6 kali berisiko mengalami penyumbatan arteri lainnya.

Ketua European Society of Cardiology, Dr.Michel Komajda mengatakan bahwa fenomena tersebut berkaitan dengan tingkat stres.

"Stres jangka panjang dalam kehidupan rumah tangga juga meningkatkan risiko jantung koroner.”

“Biasanya, orang yang mengalami masalah psikologis seperti ini enggan mengkonsumsi obat," tambahnya. (Ariska Puspita Anggraini)

Baca Juga: Jadi Perempuan Pertama yang Jabat Ketua DPR, Puan Maharani Teruskan Tradisi 'Serba Pertama' Trah Politik Soekarno