Find Us On Social Media :

Angka Kematian Ibu Melahirkan Masih Mengkhawatirkan, Desa Peninggaran di Pekalongan Gelar 'Ronda Ibu Hamil', Ini yang Dilakukan

By Nieko Octavi Septiana, Kamis, 3 Oktober 2019 | 06:30 WIB

Ilustrasi ibu melahirkan

Pelaksanaan program tersebut di lapangan akan disesuaikan dan dikreasikan dengan daerahnya masing-masing.

Sebagai contoh di Desa Peninggaran Kecamatan Peninggaran Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.

Untuk menghindari hal-hal negatif pada ibu melahirkan, mereka punya program ronda ibu hamil.

Ronda ibu hamil

Dalam wawancara melalui sambungan telepon, Kamis (26/9/2019), Kepala Desa Peninggaran, Rusdiono menjelaskan, program ronda ibu hamil pada prinsipnya mendampingi ibu hamil dari umur kehamilan awal—minimal sejak usia kehamilan 4 bulan—sampai kelahiran.

Peninggaran termasuk salah satu desa dengan angka kematian ibu yang cukup tinggi.

Baca Juga: Disebut Lebih Kejam Dibanding Kakek dan Ayahnya, Kim Jong Un Diduga Pernah Umpan Pamannya ke 120 Ekor Anjing Liar

Hal itu antara lain dipicu kondisi masyarakat yang umumnya buruh tani.

Pada musim paceklik atau saat menunggu musim panen, sebagian besar kepala keluarga pergi ke kota untuk menjadi buruh.

Dengan pendapatan keluarga yang rendah, ibu hamil tidak mampu mencukupi kebutuhan gizi, baik untuk diri sendiri maupun untuk keluarga.

Masalah kemiskinan juga menjadi alasan banyak orang tua menikahkan anak gadisnya pada usia muda.

Pernikahan muda tersebut rawan secara psikologis maupun reproduksi sehingga meningkatkan risiko kematian ibu.

“Dalam penanganan ibu hamil, memang ada kegiatan posyandu rutin. Bedanya, dalam program ronda ibu hamil ini, kami mendata kesiapan keluarga," ujar Rusdiono.

Melalui program ronda ibu hamil akan didata apakah keluarga memiiki kartu jaminan yang masih berlaku.

Baca Juga: Pangeran Harry Ketakutan Setengah Mati, Istrinya Mulai Menjadi Korban 'Kekuatan yang Sama' yang Telah Merenggut Nyawa Sang Ibu Putri Diana

Selain itu, untuk ibu hamil yang berisiko, akan dikirim ke dokter spesialis di rumah sakit rujukan untuk pemeriksaan USG.

Rusdiono mengatakan, lokasi rumah sakit sekitar 35 kilometer dari desa sehingga ibu hamil perlu diantar.

Ia menambahkan, penyebutan "ronda" karena kader pelaksana akan siaga 24 jam ketika sudah mendekati waktu kelahiran.

Ibu hamil cukup menghubungi kader apabila diperlukan.

"Kalaupun tidak menghubungi, kami yang akan menghubungi untuk memantau kondisinya," ujar Rusdiono.

Pihaknya juga menyiagakan "ambulans". Ini bukan ambulans sungguhan, tetapi mobil warga yang sudah dipersiapkan sebelumnya untuk keperluan ini.