Penulis
Intisari-Online.com -Media sosial WhatsApp diramaikan dengan foto seorang pengendara motor yang memakai bra sebagai pengganti masker.
Melansir Tribunnews.com,diketahui pria pengendara motor tersebut adalah seorang warga Malaysia.
Dari foto yang tersebar ia terlihat menutupi bagian hidung dan mulutnya dengan salah satu sisi bra.
Dilansir China Press, foto viral tersebut disebarkan dengan disertai kalimat "Kabutnya buruk. Jaga keamanan teman-teman! Ingatlah untuk memakai pelindung."
Sementara cara tersebut dianggap sebagai gurauan atas antisipasi kabut asap, seorang warganet Twitter bernama @DrBeniRusani mengunggah gambar tentang masker.
Beni Rusani menjelaskan kepada warganet tentang masker mana yang tepat untuk melindungi pernapasan dan mana yang memiliki sedikit pengaruh.
Penjelasan tersebut diunggah pada Jumat, (13/9/2019) silam.
Dalam unggahannya, Beni Rusani menjelaskan sebagai berikut.
"Hai teman-teman, 'masker bedah' tidak berhasil melawan kabut asap. Masker ini dirancang untuk tumpahan cairan & darah. Masker yang berfungsi adalah N95. Beri tahu keluarga & teman Anda.
Memberitahu mantan Anda adalah pilihan."
Dilansir Kompas.com, masker N95 adalah masker yang mampu memfiltrasi partikel halus berukuran 0,5-2.5 mikron sampai dengan 95 persen.
"N artinya non oil based partikel (atau) partikel-partikel yang tidak mengandung minyak. (Sedangkan) 95 artinya mampu filter partikel halus sampai dengan 95 persen," ujar Dr.dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia - RSUP Persahabatan, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (14/9/2019).
Masker N95 direkomendasikan bagi orang yang harus beraktivitas di luar ruangan ketika polusi udara sudah masuk kategori Air Quality Index (AQI) tidak sehat atau sama hingga lebih dari 150.
"(Ini direkomendasikan) baik pada polusi udara di perkotaan maupun karena asap kebakaran hutan, bila AQI sudah masuk tidak sehat," ujar dokter Agus.
Meski demikian, anak-anak, ibu hamil, lansia dan pasien dengan penyakit jantung atau paru kronik tidak disarankan untuk menggunakan masker N95.
Pasalnya, masker ini tidak nyaman untuk digunakan dan dapat menyebabkan tahanan dalam bernapas (breathing resistance).
Harus digunakan secara benar
Jika digunakan secara benar, masker N95 bisa mengurangi gejala pernapasan yang timbul akibat pajanan asap kebakaran.
Namun, kuncinya adalah bila digunakan secara benar dengan melalui individual fit test.
Sebaliknya, bila tidak digunakan dengan benar, manfaat perlindungan dari masker N95 tidak lebih baik dari masker bedah biasa.
Dikutip dari buku Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan Akibat Asap Kebakaran Hutan oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dengan dokter Agus sebagai penyusun pertama, berikut adalah cara penggunaan masker N95 yang benar:
1. Genggam respirator dengan satu tangan dan posisikan sisi depan bagian hidup pada ujung jari-jari.
Biarkan tali pengikat respirator menjuntai bebas di bawah tangan.
2. Posisikan respirator di bawah dagu dan sisi untuk hidung berada di atas.
Tahan respirator dengan satu tangan dan tarik tali pengikat respirator yang bawah untuk diposisikan di bawah telinga.
Tarik juga tali pengikat respirator yang atas dan posisikan tali agak tinggi di belakang kepala dan di atas telinga.
3. Letakkan jari-jari kedua tangan di atas bagian hidung yang terbuat dari logam dan tekan sisi logam dengan dua jari dari masing-masing tangan untuk menyesuaikannya dengan bentuk hidung Anda.
Menekan hanya dengan satu tangan dapat mengakibatkan respirator bekerja kurang efektif.
4. Tutup bagian respirator dengan kedua tangan dan hati-hati agar posisi respirator tidak berubah.
Periksa segel positif dengan menghembuskan napas kuat-kuat.
Tekanan positif di dalam respirator menandakan tidak adanya kebocoran.
Namun, bila terasa airan udara di muka atau mata, maka masih ada kebocoran pada penggunaan respirator.
Untuk itu, ulangi lagi uji kerapatan respirator hingga benar-benar tertutup rapat dan tidak ada kebocoran.
Periksa juga segel negatif dengan menarik napas dalam-dalam.
Bila tidak ada kebocoran, maka tekanan negatif di dalam respirator akan membuat respirator menempel di wajah.
Kebocoran bisa menyebabkan hilangnya tekanan negatif di dalam respirator dan membuat udara bisa masuk melalui celah-celah segelnya.
Baca Juga: Penelitian: Anak-anak Menjadi Pendengkur Karena Paparan Asap Rokok
5. Penggunaan respirator partikulat tidak boleh melebihi delapan jam.
Jika sudah melebihi batas waktunya, maka respirator harus diganti dengan yang baru.
Bila sudah selesai menggunakannya, buanglah respirator ke tempat sampah yang sudah disediakan (tempat sampah tertutup).(Citra Agusta)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judulVIRAL Pria Gunakan Bra sebagai Pengganti Masker Pelindung dari Kabut Asap, Masker Apa yang Tepat?