Fasilitas Minyak Terbesar di Dunia Milik AS di Arab Saudi Luluh Lantak, Trump: Kami Tak Ingin Perang, Tapi Kami Paling Siap Jika Harus Perang

Ade S

Penulis

Pemerintah Amerika Serikat tengah dipenuhi amarah setelah fasilitas pengolahan minyak miliknya di Arab Saudi luluh lantak.

Intisari-Online.com -Pemerintah Amerika Serikat tengah dipenuhi amarah setelah fasilitas pengolahan minyak miliknya di Arab Saudi luluh lantak.

Presiden AS Donald Trump menduga Iran berada di balik serangan atas fasilitas pengolahan minyak terbesar di dunia tersebut.

Sadar bahwa serangan tersebut dapat memicu konflik baru, Trump buru-buru menyatakan bahwa AS pada dasarnya tak ingin berperang.

Baca Juga: Presiden Trump Konfirmasi Putra Osama bin Laden Telah Tewas Dalam Operasi Rahasia AS

Namun, dirinya juga menekankan, jika memang harus berperang, maka AS-lah yang paling siap untuk melakukannya.

Ditanya seorang reporter di Gedung Putih, Senin (16/9), apakah Iran berada di balik serangan itu, Trump mengatakan: "Tentu saja, terlihat seperti itu pada saat ini dan kami akan memberi tahu Anda. Segera setelah kami mengetahui secara pasti, kami akan memberi tahu Anda tetapi memang terlihat seperti itu".

Meski begitu, Trump menambahkan, dia tidak ingin bertindak tergesa-gesa.

Baca Juga: Trump Salahkan Obama Sebagai Penyebab Turki Beli S-400, Rudal Canggih Rusia yang Buat Barat Gelisah

"Kami memiliki banyak opsi tetapi saya tidak melihat opsi saat ini, kami ingin menemukan siapa yang melakukan hal ini. Kami sedang berurusan dengan Arab Saudi. Kami sedang berurusan dengan putra mahkota dan tetangga Anda lainnya. Dan, kita semua membicarakannya bersama. Kami akan melihat apa yang terjadi," katanya seperti dikutip Reuters.

"Saya seseorang yang tidak ingin berperang," tegas Trump.

"Tidak, saya tidak ingin perang dengan siapa pun, tetapi kami lebih siap daripada siapa pun," imbuhnya.

Baca Juga: Surat untuk Donald Trump dari Anak-anak Surabaya: Jangan Kirim Sampah ke Indonesia

Iran jelas menolak tuduhan AS yang harus disalahkan atas serangan yang merusak fasilitas pemrosesan minyak mentah terbesar dunia di Arab Saudi dan memicu lonjakan terbesar harga minyak mentah dalam beberapa dekade.

Beberapa pejabat di kabinet Trump, termasuk Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan Menteri Energi Rick Perry, menyalahkan Teheran atas serangan tersebut.

Presiden Iran Hassan Rouhani menyebutkan, serangan itu dilakukan oleh "orang Yaman" sebagai balasan atas serangan koalisi militer yang dipimpin Saudi dalam perang dengan gerakan Houthi Yaman.

Baca Juga: Sepak Terjang Alta Lauren Gunawan, Wanita Pertama Keturunan Indonesia yang Jadi Secret Service dan Mengawal Presiden Trump

(SS. Kurniawan)

Artikel ini sudah tayang di Kontan.Co.Id dengan judul "Trump: Saya tidak ingin perang dengan siapa pun, tapi kami lebih siap dari siapa pun".

Baca Juga: Patung Melania Trump Didirikan di Slovenia Sebagai Penghormatan, Tapi Warga Malah Takut dan Menganggapnya Aib

Artikel Terkait