Find Us On Social Media :

Sport Science Lab RSON, “One Stop Shopping” Kedokteran Olahraga

By Agus Surono, Senin, 30 September 2019 | 09:15 WIB

Mengetes kekuatan otot kaki.

Intisari-Online.com - Salah satu parameter untuk menentukan sehat tidaknya seseorang dalam Medical Check Up (MCU) adalah Body Mass Index atau Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT merupakan pembagian antara berat badan (kg) dengan kuadrat tinggi badan (m). Hasilnya nanti dikategorikan dalam empat kelompok: underweight, normal, overweight, dan obesitas.

Masalahnya, apakah IMT bisa dipercaya sebagai “juru bicara” tubuh kita soal status kesehatan kita?

The Conversation (theconversation.com) menanyai lima pakar berbeda dalam bidang kesehatan (dokter, epidemiolog, pakar diet, ahli nutrisi, dan pakar olahraga) dan semuanya menjawab tidak.

Salah satu pakar yang ditanya, Alessandro R Demaio, dokter yang berpraktik di Australia, melontarkan dua pertanyaan soal IMT. Apakah IMT merupakan indikator berat badan yang baik? Juga, apakah berat badan merupakan merupakan cerminan kesehatan yang akurat?

Seperti kita ketahui, IMT menjadi alat yang sering digunakan untuk menentukan “rentang berat badan yang sehat”. Namun sejatinya ini  dirancang untuk melacak berat populasi. Karenanya, alat skrining yang sederhana ini bukan penanda yang akurat untuk kesehatan individu.

“Berat (badan) saja tidak membedakan antara satu kilogram lemak dengan satu kilogram otot. Juga tidak memperhitungkan perbedaan bentuk tubuh dan distribusi lemak yang berkaitan dengan, katakanlah, etnis atau jenis kelamin,” kata Demaio.

Selain itu, seperti tak semua orang gemuk diasosiasikan dengan risiko penyakit jantung atau metabolisme yang tidak sehat, begitu juga dengan orang kurus tak selalu sehat. Sebagai patokan, IMT dan berat badan masih bisa membantu untuk memperkirakan tingkat kesehatan seseorang jika dikombinasikan dengan lingkar pinggang. Plus kelebihan atau kenaikan berat badan signifikan diasosiasikan dengan berbagai penyakit.

Jika IMT kurang akurat, lantas pakai cara apa untuk mengukur status kesehatan secara akurat. Nah, kita bisa mendatangi dr. Anang Basuki M, PJ Sport Science Lab di RS Olahraga Nasional (RSON), Cibubur, Jakarta Timur.

 

Lebih bagus dari IMT

Sport Science Lab merupakan tempat terpadu untuk mengetahui kondisi kesehatan dan kebugaran tubuh. Bisa juga untuk mengetahui kelainan yang ada di tubuh kita. Siapa tahu dari kelainan itu ternyata yang membuat tubuh tidak nyaman selama ini. Fasilitas ini menjadi pembeda RSON dengan rumah sakit lain.

“Beberapa rumah sakit mungkin memiliki beberapa fasilitas yang ada di lab ini, tapi belum ada yang selengkap ini. Bisa dibilang ini one stop shopping soal sport science,” kata Anang Basuki.