Penulis
Intisari-Online.com - Dengan peralatan yang semakin terkuras setelah markasnya di Irak dan Suriah dibersihkan, kelompok teroris ISIS menggunakan taktik baru dalam melakukan aksi terornya.
Sebelumnya diketahui bahwa pasukan yang didukung AS telah mendorong ISIS keluar dari bentengnya di Irak dan Suriah setelah serangan berbulan-bulan.
Banyak pejuang yang akhirnya tewas atau ditangkap, dan ribuan pengantin dan anak-anak jihad - termasuk beberapa yang meninggalkan Inggris untuk bergabung dengan kelompok teror di Timur Tengah - terjebak di kamp-kamp pengungsi.
Bulan lalu, para pejabat AS dan Irak mengatakan kepada New York Times bahwa ISIS sedang mengumpulkan kekuatan baru.
Mereka melakukan serangan gerilya dan mencoba merekrut orang-orang di kamp Al Hol yang terkenal di Suriah timur laut.
Kamp itu adalah rumah bagi pengantin ISIS Inggris Shamima Begum - yang telah dicabut kewarganegaraannya di Inggris - sebelum ia dipindahkan ke tempat yang berbeda.
Laporan itu mengatakan ISIS masih memiliki sebanyak 18.000 pejuang yang tersisa di Irak dan Suriah, dan peti perang tersembunyi.
Selagi kehabisan kekuatan, dilansir dari Mirror.co.uk, Sabtu (7/9/2019), dalam satu insiden baru-baru ini, para jihadis meletakkan rompi peledak pada dua sapi di dekat pos pemeriksaan tentara di sebuah desa di provinsi Diyala di Irak timur.
Namun usaha itu gagal karena penduduk desa ada yang menyadari keberadaan bom.
Dia segera memberi tahu tentara ketika sapi itu mendekat.
Para prajurit melepaskan tembakan dan sapi-sapi itu meledak.
Sapi-sapi itu meledak di dekat dengan pos pemeriksaan di sebuah provinsi yang terletak di antara ibukota Baghdad dan perbatasan negara itu dengan Iran.
Seorang pengamat terluka dan beberapa properti rusak dalam ledakan di dekat kota Jalawla.
Serangan itu disalahkan pada sisa-sisa ISIS yang masih melakukan jihad di Irak timur.
Sadiq Hussein, seorang pejabat setempat, mengatakan kepada media bahwa ISIS mengambil langkah-langkah yang putus asa untuk meluncurkan serangan baru.
Dia berkata: Ini menunjukkan bahwa kelompok itu telah kehilangan kemampuan untuk merekrut orang-orang muda dan calon pembom bunuh diri."
"Oleh karenanya mereka menggunakan binatang ternak."
Ini bukan pertama kalinya ISIS mengikatkan bom pada binatang dalam upaya untuk membunuh pasukan musuh atau warga sipil yang tidak bersalah.
Para teroris pernah mengenakan rompi peledak pada seekor anjing.
Taliban dan al-Qaeda telah mencurangi keledai dengan bahan peledak di Afghanistan dan Pakistan.