Find Us On Social Media :

Siapa Bilang Semua Daerah di Indonesia Siaga Darurat Kekeringan, Buktinya Daerah Ini Malah Temukan Sumber Air Baru

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 23 Agustus 2019 | 20:30 WIB

Intisari-Online.com – Berdasarkan perkiraan dari BMKG bahwa kemarau yang terjadi di Indonesia tahun ini lebih lama waktunya daripada tahun sebelumnya.

Dan ini mengakibatkan kekeringan yang terjadi di banyak wilayah di Indonesia. Sebanyak 55 wilayah kabupaten/kota menetapkan status siaga darurat kekeringan.

Seluruh wilayah tersebut tersebar ke dalam tujuh provinsi, yaitu Banten, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, , Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Para peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan faktor krisis air bisa dipicu dari perubahan iklim, pertambahan penduduk hingga alih fungsi lahan.

Baca Juga: Sambut Musim Kemarau, Ini Tips Agar Kulit Tetap Sehat dan Lembap, Salah Satunya Mandi '5 Menit'

Berdasarkan kajian sejumlah peneliti dan akademisi jumlah air tanah di Jawa diperkirakan 20 tahun lagi akan habis. Tanah Jawa yang subur dan menyimpan banyak sumber daya air bakal menyerah untuk menopang kehidupan.

Pemerintah mengklaim proyek bendungan serta revitalisasi waduk dan danau yang terus berjalan dapat mencegah krisis air, walau akademisi menilai upaya itu belum cukup membendung bencana yang bakal datang.

Indonesia merupakan salah satu negara terkaya dalam sumber daya air karena menyimpan 6% potensi air dunia, tapi Pulau Jawa terancam kehabisan air.

Sumber air melimpah Indonesia tercantum dalam laporan badan kerja sama lintas negara, Water Environment Partnership in Asia (WEPA).

Baca Juga: Musim Kemarau Tahun Akan Berlangsung Lebih Lama, BMKG Peringatkan Warga untuk Hemat Air, Sebab Hujan Baru Turun pada Bulan Ini

Ancaman kehabisan sumber air ini salah satunya sudah dialami oleh warga Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Sumur yang biasa mereka ambil airnya mengering.

Sehingga mereka harus bekerja keras mencari sumber air yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Dengan berbagai inisiatifn, mereka akhirnya menemukan sumber air baru setelah menggali sumur dengan alat seadanya di tengah areal persawahan.