Suhu maksimal dengan metode itu hanya berkisar 38-39 derajat Celcius. Nah, suhu tersebut tidak cukup untuk meluruhkan lemak.
Kondisi yang terjadi ketika kita memaksakan lari menggunakan jaket parasut adalah proses penguapan yang terhambat, dan membuat badan mengalami overheat.
Baca Juga: Inilah Makanan yang Harus Dikonsumsi Setelah Olahraga Lari, Simpel Kok
"Kemudian mengalami heat stroke (sengatan tinggi)," kata Jack di kampus FKUI Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (21/8/2019) kemarin.
2. Mengurangi minum selama lari karena takut ke toilet
Hoaks terkait lari lain adalah tidak minum selama lari, karena malas ke toilet di tengah sesi lari.
Padahal, minum sangat diperlukan untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang melalui keringat.
Bahkan, ketika mengikuti ajang lari disarankan membagi strategi hidrasi menjadi tiga. Pertama, sebelum ajang lari sekitar 240-300 ml. Kedua, di sela lari setiap 15 menit sekali.
Namun, usahakan minum perlahan, dan tidak terlalu banyak agar perut tidak kembung.
"Disarankan, di setiap water station minum dan tidak menunggu haus karena kalau sudah haus berarti tubuh sudah dehidrasi," kata dia.
Ketiga, setelah ajang lari. Biasanya, peserta diberi botol minum ukuran 600ml setelah menyelesaikan perlombaan.