Find Us On Social Media :

Kisah Suku Komodo, Suku Asli Pulau Komodo Tapi Dianggap Penduduk Liar dan Terancam Direlokasi

By Mentari DP, Selasa, 13 Agustus 2019 | 07:00 WIB

Kisah Suku Komodo.

Intisari-Online.com – Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa kawasan Taman Nasional Komodo di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur dikenal sebagai habitat komodo.

Di sini, komodo bebas berkeliaran dan kita sebagai pengunjung harus menjaga jarak darinya.

Alasannya hewan yang satu ini sangat liar, namun kita tak bisa membunuhnya. Sebab mereka hewan yang dilindungi.

Nah, selain komodo, tahukah Anda bahwa di tempat tersebut juga ada sebuah suku yang tinggal di sana?

Baca Juga: Video Perempuan Tewas Diduga Karena Overdosis Ekstasi, Catat! Ada Bahaya Kerusakan Otak di Balik Penggunaan Ekstasi

Dilansir dari kompas.com pada Senin (12/8/2019), namanya adalah suku Komodo.

Dan Ishata (65), salah seorang warga tetua di kampung Pasir Panjang di Pulau Rinca bercerita tentang asal komodo (varanus komodoensis).

Pulau Rinca adalah salah satu pulau dalam kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur Ia tampak tidak segan-segan bercerita tentang masa lalu penduduk di Pulau Rinca.

"Kalau yang pertama kali menghuni Pulau Rinca adalah suku Komodo, kemudian disusul suku Bajo," kisahnya.

Menurut legenda, komodo sebenarnya merupakan kembaran dari suku Komodo yang dilahirkan oleh seorang wanita bernama Putri Naga yang kemudian menikah dengan seorang pria setempat.

Putri Naga kemudian melahirkan seorang laki-laki dan sebuah telur yang kemudian menetaskan hewan komodo betina.

Kaitan suku Komodo dengan hewan komodo itu diketahui saat anak dari Putri Naga sedang berburu.

Kala itu ia menemui seekor komodo yang hendak memakan rusa buruannya.

Saat akan membunuhnya, muncul sang Putri Naga Komodo yang memberitahu bahwa komodo tersebut adalah saudara kembarnya.

"Kalau tidak ada peristiwa perburuan maka saudaranya ini tidak tahu bahwa kembarannya ini Komodo."

"Dia mau angkat panahnya, kata mamanya jangan lah engkau bunuh, itulah saudaramu," ujar Ishata.

Baca Juga: Mulai ‘Go Green’ dan Hindari Plastik, Warga Gunakan Besek Bambu untuk Wadah Daging Kurban