Hasil Penelitian Future Health Index 2019, Pentingnya Teknologi Digital bagi Dokter dan Pasien

Tatik Ariyani

Penulis

Diperlukan teknologi untuk mempercepat transisi layanan kesehatan untuk memenuhi dorongan global sistem layanan kesehatan berkelanjutan.

Intisari-Online.com – Royal Philips(NYSE: PHG, AEX: PHIA), pemimpin global di bidang teknologi kesehatan, mengumumkan publikasi laporan Future Health Index (FHI) 2019 berjudul: ‘Mengubah pengalaman layanan kesehatan: Menjajaki dampak teknologi kesehatan digital terhadap tenaga kesehatan profesional dan pasien’.

Laporan ini mencerminkan penelitian independen yang ditugaskan oleh Philips, mengenai apa yang diperlukan untuk mempercepat transisi layanan kesehatan dari berbasis volumemenjadi berbasis nilai dalam memenuhi dorongan global untuk sistem layanan kesehatan berkelanjutan.

Di tahun keempat, laporan ini berfokus pada peran teknologi kesehatan digital dalam meningkatkan pengalaman individu pasien dan tenaga kesehatan – dua unsur dariQuadruple Aimdalam sistem layanan kesehatan.

Baca Juga: Demi Rumah Bebas Kuman, Annisa Pohan Sampai Pakai Teknologi Khusus, Padahal 3 Cara Mudah Ini Juga Bisa Bikin Rumah Bebas Kuman, Lo!

Penelitian ini melibatkan 15.000 individual dan lebih dari 3.100 tenaga kesehatan profesional di 15 negara di seluruh dunia.

Penelitian ini menemukan bahwa 79% dari 400 tenaga kesehatan profesional yang disurvei di seluruh wilayah Asia Pasifik telah menggunakan teknologi digital dalam berbagai bentuk.

Para tenaga kesehatan profesional yang mengakui menggunakan teknologi kesehatan digital, menggunakannya untuk berkonsultasi dengan praktisi kesehatan lainnya dalam hal perencanaan perawatan/pengobatan (44%); konsultasi jarak jauh antara pasien dan praktisi kesehatan profesional (40%); menyediakan akses hasil tes kesehatan untuk pasien (39%); dan memonitor pasien jarak jauh (35%).

Baca Juga: Melampaui Zaman, Teknologi Kuno Ini 'Sulap' Jimat, Patung, dan Perhiasan Jadi Indah, Kok Bisa?

Penggunaan lainnya termasuk perawatan, diagnosa, dan pengobatan kondisi yang diresepkan,serta perawatan di rumah.

Meskipun tidak ada data khusus, tren di Indonesia juga mencerminkan tren di Asia Pasifik dan terlihat jelas bahwa industri kesehatan di Indonesia sedang beralih ke era digital.

Dalam Global Health Digital Partnership (GDHP) keempat di New Delhi pada Februari 2019, Kementerian Kesehatan Indonesia telah menegaskan dukungannya terhadap pemanfaatan teknologi digital untuk memperkuat sistem kesehatan nasional.

Baca Juga: Bangga! Satelit Nusantara Satu, Satelit Milik Indonesia dengan Teknologi Internet Broadband Kapasitas Lebih Besar

Sebagai negara kepulauan yang terbentang dari Aceh hingga Papua, teknologi seperti telemedis memiliki potensi untuk memperluas akses kesehatan yang lebih baik, bahkan di area terpencil.

“Sebagai perusahaan teknologi kesehatan, Philips memahami peran inovasi dan teknologi dalam mendorong layanan kesehatan yang inklusif bagi semua orang,” komentar Dick Bunschoten, Presiden Direktur Philips Indonesia.

“Solusi telemedis kami di Indonesia telah membantu menghubungkan tenaga kesehatan profesional dengan pasien di daerah terpencil. Philips juga telah membawa teknologi diagnosa dan perawatan padapoint-of-care(tempat kejadian) dalam situasi darurat. Selain itu, kami juga tengah bekerja sama dengan rumah sakit lokal untuk menyediakan solusi digital terintegrasi, yang menyatukan data populasi pasien untuk membantu mendorong pendekatan perawatan yang proaktif.”

Baca Juga: Inikah Teknologi-teknologi yang 'Diramal' Akan Berkembang di 2019 Ini?

Ke depannya, para peneliti laporan Future Health Index 2019 mengidentifikasi tiga tema kunci di level global yang akan menentukan kemunculan tren teknologi kesehatan di Indonesia dalam waktu dekat, yaitu:

  1. Tenaga kesehatan profesioinal yang lebih terlibat dan melek digital,
  2. Memberdayakan pasien – akses kepada data, lebih banyak kendali
  3. Belajar dari negara lain yang telah menggunakan teknologi digital kesehatan lebih dahulu.
Teknologi bukan lagi faktor pembatas karena yang penting bagi kita adalah siap untuk perubahan.

Baca Juga: Peradaban Kuno pun Pernah Miliki Teknologi Tingkat Tinggi, Berikut 6 Kemungkinannya!

Artikel Terkait