Find Us On Social Media :

Mayat Istrinya Dipulangkan, Pria Ini Mendapati 9 Organ Tubuhnya Hilang, Rupanya Ada Fakta Mengerikan di Baliknya

By Afif Khoirul M, Rabu, 7 Agustus 2019 | 16:30 WIB

 

Intisari-online.com - Seorang suami mendapati tragedi memilukan kematian istrinya pada 2018, di Loughton, Essex Republik Dominica sebelum natal 2018.

Menurut Daily Mirror pada Rabu (7/8/19), pada saat itu, dia terbangun pada suatu pagi di Hotel Riu Palace Punta Carna, dan merasa sakit.

Dia mengalami muntah dan pada akhirnya wanita bernama Lynne ini di bawa ke Centro Punta Cana dengan ambulans.

Suaminya Peter mengatakan, dia mengeluarkan uang hingga 2.000 dollar AS (Rp28 juta) untuk perawatan istrinya tersebut, setelah akhirnya didiagnosis entamoeba histolytic.

Baca Juga: Mau Beli HP Setelah 17 Agustus 2019? Awas Malah Tak Bisa Dipakai atau Diblokir, Cek IMEI Ponsel Anda Segera!

Pada malam harinya bekas bercak ungun menutupi lengannya, kemudian, Lynne didiagnosis menderita meningiris, dan harus dikarantina di rumah sakit besar negara itu.

Kemudian, Peter hanya mengikuti saran dokter dan dia hanya bisa menemani istrinya di kamar hotelnya sambil menulis buku harian.

"Lynne tidak tahu siapa aku dan mengatakan dia tidak bisa melihat hanya lampu terang," tulisnya sebelum dia meninggal.

"Lynne tertutupi oleh bintik-bintik ungu muda dan saya diberitahu bahwa kesehatannya adalah 'masalah serius'," tambahnya.

Baca Juga: Konser Westlife 2019: Kisah Kebangkrutan Shane Filan Sampai Jual Cincin Nikah dan Tak Bisa Belikan Mainan untuk Anaknya

"Aku tinggal bersama Lynne sepanjang malam dan menyaksikan dia tidak bisa mendengar atau melihatku dan aku hanya memegang tangannya dan menunggu pagi har," lanjutnya.

Selama Lynne menderita penyakit itu, dokter percaya bahwa penyakit ini adalah yang membunuh ratusan orang di seluruh dunia setiap tahunnya.

Hingga, akhirnya nyawanya tak bisa tertolong, Lynne dinyatakan meninggal beberapa hari kemudian, lalu diterbangkan pulang ke negaranya Inggris.

Sebelum dipulangkan, dia menerima suntikan cefriaxone tunggal pada 28 Desember 2018, dan mengerikannya dia tidak terdeteksi menderita meningitis.

Baca Juga: 7 Tempat Paling Terisolasi di Ujung Bumi, Salah Satunya Bisa Membuat Anda Berendam di Pemandian Cleopatra Jika Berhasil Mencapainya

Kesalahan besar lainnya terjadi, ketika tubuhnya dibalsem untuk kembali ke Inggris pada 7 Januari 2019.

Dia tidak sengaja dibawa ke koroner yang salah, dan artinya proses administrasi panjang harus diulang.

Pada 23 Januari, petugas koroner Inggis menyatakan Lynne tidak meninggal karena meningitis, seperti yang disebutkan oleh sertifikat kematian Dominika.

Tetapi sindrom gangguan pernapasan akut, dan neftris interstitial atau gangguan ginjal.

Baca Juga: 74 Tahun Tragedi Serangan Bom Atom di Hiroshima, Mengapa AS Melakukannya?

Hari berikutnya, petugas medis memeriksa mayatnya dan memberi tahu bahwa 9 oran Lynne hilang.

"Mengetahui bahwa hati Lynne hilang, saya sangat hancur," kata Peter.

"Kami tidak akan pernah tau jika tidak melakukan post mortem yang kedia di Inggris," tambahnya.

Setelah 7 bulan dan ribuan poundsterling dibayarkan ke pengacara, organ milik Lynne akhirnya ditemukan oleh petugas di Institute of Forensic Pathology.

Baca Juga: 300 Pelari dan 7500 Donatur Bergabung dalam Run To Care, Siap Wujudkan Mimpi Ribuan Anak SOS Children’s Villages Indonesia

Namun, karena otoritas Dominika tidak dapat menemukan organ untuk waktu yang lama, Peter curiga bahwa organ itu diambil untuk dijual di pasar gelap.

Menurut penelusuran pada bulan Mei, organ tersebut diambil secara ilegal dari wisatawan.

Prof Scheper-Huges, direktur Antropologi di University of California dan pakar terkemuka mengatakan itu terjadi dengan keteraturan yang menghawatirkan.

"Ini terjadi di banyak lembaga forensik dari AS ke Israel, juga di negara miskin," katanya.

Baca Juga: Tak Menepati Janji Kampanye, Wali Kota Meksiko Dapat Ganjaran Memalukan dari Rakyatnya

"Organ diambil karena berbagai alasan-otopsi dengan mudah dilakukan pembedahan dan kemudian penyimpanan organ yang kemudian dijual karena berbagai alasan, termasuk kepada ilmuwan untuk penelitian klinis," sambungnya.

"Pikiran kamu sama dengan Mr Peter, dan keluarganya selama masa tragis ini,pengalamannya di Dominika sangat menyedihkan" tambahnya.