Find Us On Social Media :

Kisah Nyata Drakula, Pangeran Haus Darah dari Abad ke-15 yang Tebar Teror Secara Mengerikan

By Muflika Nur Fuaddah, Sabtu, 27 Juli 2019 | 13:00 WIB

Kisah Nyata Drakula, Pangeran Haus Darah dari Abad ke-15 yang Tebar Teror dengan Mengerikan

Intisari-Online.com - Mungkin Anda pernah mendengar sejumlah kisah fiksi mengenai Drakula yang haus darah.

Namun siapa sangka bahwa sosok semacam itu memang ada dalam sejarah?

Bukan seperti yang digambarkan di fiksi-fiksi, sosok haus darah ini adalah Vlad III.

Dia adalah seorang pangeran abad pertengahan yang dikenal pada masa kejayaannya sebagai Dracula karena haus akan darah.

Baca Juga: Ditutupi Garam dan Tertimbun Sampah Berisi Kotoran Manusia dan Air Seni, Mayat Wanita Ini Ternyata Sudah 3 Tahun 'Diawetkan' Anak Perempuannya

Seperti nama panggilannya yang lain, "Vlad the Impaler," dia menunjukkan kecenderungannya untuk menghukum musuh-musuhnya secara brutal.

Namun sejarawan modern kebanyakan mengetahui kisah Vlad berdasar teks abad ke-15, baik selama dan setelah masa pemerintahan Vlad.

Keakuratan historis dari teks-teks ini - banyak yang ditulis oleh musuh Vlad - tidak dapat dikonfirmasi.

Apakah Vlad III monster, atau penguasa abad pertengahan seperti yang lainnya? Dunia mungkin tidak pernah tahu pasti.

Baca Juga: Di Balik Fenomena Letakan Es Lilin di Organ Intim Untuk Dinginkan Tubuh, Ada Efek Lebih Mengerikan yang Bisa Terjadi

Vlad Pendendam

Pada 1442, Vlad III dan adik laki-lakinya, Radu, diserahkan kepada Sultan Murad II, yang saat itu menjadi penguasa Kekaisaran Ottoman.

Selama penahanan mereka, Vlad dan saudaranya diajari ilmu, filsafat dan seni.

Mereka juga diduga dididik dalam seni perang, menerima pelajaran menunggang kuda, dan ilmu pedang.

Baca Juga: Temukan Emas 7 Kg di Tempat Sampah, Tukang Sapu Tidak Mengambilnya, Justru Lakukan Hal Ini

Terlepas dari apa yang dia pelajari dari para penculiknya, Vlad tidak senang menjadi tahanan.

Sebaliknya, adik laki-lakinya menyesuaikan diri dengan baik menjadi tawanan, menjalin persahabatan dengan putra Sultan, Mehmet II, dan akhirnya memeluk Islam.

Permusuhan ini mungkin menjadi motivasinya untuk berpihak pada Hongaria melawan Ottoman ketika ia akhirnya menjadi penguasa Wallachia pada 1448.

Vlad si Teroris

Baca Juga: Kisah Tragis Julia Pastrana, Wanita 'Jelek' yang Sampai Kematiannya Tak Tenang Karena Mayatnya Dijadikan 'Pajangan' oleh Suaminya

Kekejaman Vlad didokumentasikan dengan baik dalam teks-teks sejarah, tetapi yang sering diabaikan adalah bagaimana dia menggabungkan kekejaman ini dengan kelicikan untuk meneror musuh-musuhnya.

Misalnya, metode eksekusi pilihannya, bukan hanya cara sadis untuk menyingkirkan lawan-lawannya, tapi juga untuk menakuti mereka.

Pada 1462, Mehmet II (pada saat itu, sultan Utsmani), menyerbu Wallachia.

Baca Juga: Tak Tinggal Colok Seperti Di Indonesia, Beginilah Sulitnya Mengisi Baterai Ponsel di Afrika

Ketika dia tiba di ibu kota Târgoviște, dia menemukan tempat itu kosong.

Namun sisa-sisa membusuk dari tawanan perang Ottoman, masing-masing tertusuk paku, adalah satu-satunya tentara yang menyambutnya.

Siksaan seperti itu digunakannya sebagai bentuk teror bagi musuh.

Vlad sang Vampir

Baca Juga: Usai Menyembelih Babi, Pria Ini Mendadak Kaya Setelah Temukan Benda Aneh Berbulu Ini, Harganya Rp56 Miliar

Banyak sejarawan telah menyiratkan bahwa kisah Drakula fiksi karya Stoker diilhami oleh Vlad III.

Beberapa sumber justru menyebut bahwa Vlad sendiri memang meminum darah manusia.

Dalam buku mereka tentang kesamaan antara Stoker's Dracula dan Vlad III - "In Search of Dracula" (Mariner, 1994) - Florescu dan McNally mengutip puisi Jerman abad ke-15 yang menggambarkan Vlad sebagai peminum darah.

Puisi itu menunjukkan bahwa Vlad suka makan di antara para korbannya yang tertusuk dan mencelupkan rotinya ke dalam darah mereka.

Tetapi interpretasi puisi ini secara tragis cacat.

Baca Juga: Miliki Hidung Sepanjang 19 cm, Pria Ini Konon Punya Hidung Terpanjang Dalam Sejarah