ASI Bisa Bantu Cegah Obesitas pada Anak Lho, Ini Penjelasan Dokter

Mentari DP

Penulis

Kita semua tahu bahwa ASI merupakan makanan utama seorang bayi. Namun kebutuhan ASI setiap bayi berbeda-beda.

Intisari-Online.com – Hampir sebagian besar dari kita menyukai seorang bayi yang gemuk.

Alasannya mereka sangat lucu.

Namun tahukah Anda bahwa itu bisa menjadi salah satu tanda anak mengalami obesitas?

Apalagi jika berat badannya sudah di atas ambang batas anak pada usianya.

Baca Juga: Kasus Orang Meninggal Hingga Ususnya Dipotong Karena Terlalu Sering Makan Mi Instan: Ini yang Terjadi pada Tubuh Saat Kita Sering Konsumsi Mi Instan

Oleh karenanya, orangtua, khususnya ibu harus tahu bagaimana mengatur pola makan anak, agar nantinya dia tidak mengalami salah satu ciri-ciri obesitas pada anak.

Untuk pola makan sendiri, makan besar sendiri disarankan tiga kali dalam sehari.

Lalu ditambah camilan seperti buah sebanyak dua kali per hari dan banyak minum air putih.

“Usahakan durasi makan per 30 menit setiap makan,” ungkap dr. Yovita Ananta, Sp.A, MHSM, IBCLC, dokter spesialis anak dan konselor laktasi Rumah Sakit Pondok Indah yang ditemui Intisari Online pada Kamis (18/7/2019) di Jakarta Selatan.

Pemberian makan harus sesuai kebutuhan kalori. Tapi jangan memaksa anak untuk makan jika anak tidak mau.

Untuk anak baru lahir hingga berusia 12 bulan (1 tahun), makanan yang cocok antara lain ASI eksklusif dan hindari minuman manis.

Lalu untuk anak usia 12 hingga 24 bulan (1 hingga 2 tahun), sebaiknya hindari makanan manis, konsumsi jus atau susu berlebih.

Makanlah bersama-sama keluarga lainnya dengan porsi yang sama.

Baca Juga: Kasus Wanita yang Tak Tahu Organ Intimnya ‘Kemasukkan’ Mentimun: Ini yang Dirasakan Wanita Ketika Benda Asing Masuk ke Organ Intimnya

Dalam pertemuan tadi juga, dr. Yovita juga menjelaskan bahwa ASI bisa bermanfaat untuk mencegah obesitas.

Bagaimana caranya?

Kita semua tahu bahwa ASI merupakan makanan utama seorang bayi. Namun kebutuhan ASI setiap bayi berbeda-beda.

Ada baiknya, Anda tetap memberikan ASI kepada anak Anda walau anak Anda sudah bisa minum susu formula.

Alasannya bayi yang diberi ASI memiliki kadar lemak lebih rendah dibandingkan bayi dengan susu formula.

Selain itu, pada usia 5 hingga 6 tahun, anak yang tidak pernah mendapat ASI memiliki angka obesitas sekitar 4,5% jauh lebih tinggi dibandingkan bayi yang mendapat ASI lebih dari 12 bulan.

Untuk bayi yang mendapat ASI hanya memiliki angka obesitas sekitar 0,8%.

Lebih lanjut lagi, dr. Yovita menerangkan bahwa bayi yang disusui oleh ibunya dapat belajar mengendalikan jumlah ASI dan kalori yang dia konsumsi.

Sementara bayi yang minum dengan botol tidak.

“Coba Anda lihat botol susu formula, ukurannya berbeda-beda,” ucap dr. Yovita.

“Jika anak disusui sama ibunya, dia akan melepas hisapannya jika sudah kenyang.”

“Sementara anak yang minum susu botol, mau tidak mau menghabiskan susu yang dibuatkan ibunya.”

“Itulah salah satu alasan yang bisa membuat anak kelebihan berat badan.”

Terakhir, dr. Yovita menjelaskan biasanya di kaleng susu formula tertulis susu untuk bayi 0-6 bulan. Padahal setiap bayi berbeda konsumsi susunya.

Bukan tidak mungkin, bayi usia 2 bulan lebih sedikit atau banyak minum susu daripada bayi usia 6 bulan.

Baca Juga: Mbah Miratun yang Merawat 3 Saudaranya yang Keterbelakangan Mental Selama 29 Tahun: ‘Saya Tetap Akan Merawat Mereka’

Artikel Terkait