Penulis
Intisari-Online.com – Guna membangun generasi Indonesia yang kompeten, berdaya saing dan mampu mengikuti cepatnya perubahan yang terjadi di dalam dunia kerja, diperlukan kemitraan dan sinergi yang kuat antara lembaga pendidikan dan pelatihan dengan industri.
Melalui kemitraan dan sinergi ini diharapkan kompetensi pekerja Indonesia akan terus terjaga dan sesuai dengan kebutuhan industri.
Untuk itu, sebagai upaya mempromosikan pekerjaan yang layak untuk semua orang di Indonesia, ILO mendokumentasikan tiga praktik terbaik yang memperlihatkan kemitraan yang saling mendukung dan menunjang antara lembaga pendidikan/pelatihan dan industri guna mempersiapkan dan mencetak generasi Indonesia yang terampil dan siap kerja.
Baca Juga: Catat! Ini Lowongan Kerja BUMN PT Pelni untuk Lulusan SMA/SMK, Cek Syarat Lengkapnya!
SMK Mitra Industri MM2100 telah mengembangkan empat bentuk kemitraan dengan industri yang tidak hanya meningkatkan kemampuan kerja para peserta didiknya, namun juga meningkatkan kemampuan para guru dan instruktur agar sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan industri.
“Sekolah ini berdiri karena kami, para praktisi sumber daya manusia (HRD), susah sekali mencari pekerja yang berkualitas, terutama untuk tingkat operator. Ini juga untuk menjawab tantangan bagi putra-putri daerah di sini yang selalu kalah bersaing dengan putra-putri daerah lain dalam proses rekrutmen,” ujar Lispiyatmini, S.Pd, Kepala Sekolah SMK Mitra Industri MM2100, menjelaskan alasan dibalik pendirian SMK ini.
Guna menghasilkan lulusan-lulusan yang berkualitas dan siap kerja sesuai dengan kebutuhan industri, SMK MM2100 membangun kemitraan dengan sejumlah industri yang berada di kawasan industri ini.
Baca Juga: Siswa SMK Ciptakan Helm Anti Begal, Bisa Bikin Motor Mati Sendiri
Empat bentuk kemitraan dengan industri, yaitu: 1. Validasi kurikulum dengan industri, 2. Praktek kerja industri, 3. Rekrutmen, dan 4. Pemagangan guru.
Menurut Munandar, Kepala Bidang Hubungan Industri SMK Mitra Industri MM2100, bentuk kemitraan pertama adalah dalam hal pengembangan kurikulum.
Untuk itu, pihak sekolah telah melakukan validasi kurikulum di mana semua materi-materi produktif yang ditawarkan sekolah ini telah sesuai dengan kompetensi industri.
Bentuk kemitraan kedua berupa praktik kerja industri yang mengadopsi sistem praktik kerja di Jerman.
Baca Juga: Ada SMK Semimiliter di Batam, Lengkap dengan Sel Tahanan, Ini Respon KPAI
Sistem ini terbagi menjadi dua dalam bentuk praktik kerja industri (prakerin) dan teaching factory yang dilakukan selama satu tahun.
Selanjutnya, bentuk kemitraan ketiga yang dilakukan adalah dalam bentuk rekrutmen di mana perusahaan telah melakukan rekrutmen sebelum siswa lulus.
Sejumlah perusahan telah merekrut para siswa saat di kelas 12 yang langsung dipekerjakan saat lulus.
Bentuk kemitraan berikutnya, yang keempat, adalah program pemagangan atau on-the-job training bagi para pengajar atau instruktur.
SMK MM2100 menjalin kerjasama dengan sejumlah perusahaan untuk menerima guru dan instruktur mengikuti program pemagangan di perusahaan.
Mengapreasiasi kerjasama yang telah dilakukan antara SMK MM2100 dengan industri ini, Dede Shinta Sudono, Koordinator Program Pemagangan ILO, mengatakan program kerjasam seperti ini dapat meningkatkan kesesuaian antara kompetensi para lulusan SMK dengan peluang kerja yang tersedia.
“Industri juga dapat berkontribusi dengan mengembangkan kurikulum bersama SMK, berbagi pengetahuan melalui penyediaan instruktur dan melakukan program pemagangan baik untuk siswa maupun guru,” kata Dede, seraya menambahkan sejalan dengan 100 tahun berdirinya ILO, organisasi ini selalu mendorong peningkatan keterampilan dan kolaborasi antara SMK dan industri. (*)