Find Us On Social Media :

Viral Video Pria Pingsan Karena Dipukul Pakai Helm: Awas, Ini Bahaya Kepala Dipukul, Bisa Sebabkan Kematian

By Mentari DP, Senin, 8 Juli 2019 | 11:00 WIB

Viral video pria pingsan karena dipukul pakai helm.

Intisari-Online.com – Kemarin, Minggu (7/7/2019), akun Instagram @makassar_iinfo mengunggah sebuah video.

Dalam video berdurasi beberapa detik itu terlihat dua orang pria saling memukul dan beberapa orang lainnya mencoba memisahkan keduanya.

Pria berbaju putih garis-garis putih dan bertopi hitam lalu memukul pria yang berbaju hitam yang berada di atas motor.

Sepertinya si pria berbaju hitam tak terima dipukul dan melepaskan helmnya untuk memukul balik.

Baca Juga: Jan Ethes Terbiasa Minum Jamu: Ini yang Terjadi pada Tubuh Anak Jika Mengonsumsi Jamu

Hingga dia memukulkan helm kepada pria berbaju garis-garis putih dan bertopi hitam itu.

Terlihat, bahwa pria berbaju garis-garis putih dan bertopi hitam terjatuh setelah dipukul.

Tidak jelas di mana, kapan, dan apa yang terjadi dengan kedua pria tersebut. Sepertinya ini masalah lalu lintas.

Namun satu hal yang menjadi poin adalah aksi pemukulan yang dilakukan pria berbaju hitam ke pria berbaju putih dengan helm yang mengarah ke kepala si pria berbaju putih.

Ada kemungkinan, si pria berbaju putih pingsan akibat benturan helm dan kepalanya.

Dilarang memukul kepala seseorang

Sebuah artikel yang pernah dimuat kompas.com pada tahun 2013 menyebutkan bahwa ada beberapa bagian tubuh kita yang tidak boleh dipukul.

Salah satunya adalah kepala.

Kita semua tahu bahwa kepala berguna untuk melindungi otak. Selain itu, kepala adalah pusat dari sistem saraf pusat.

Jika kepala dipukul atau terbentuk, bisa menyebabkan gegar otak.

Bahkan jika pukulannya kuat, maka korban bisa meninggal seketika.

Baca Juga: Sepak Terjang Alta Lauren Gunawan, Wanita Pertama Keturunan Indonesia yang Jadi Secret Service dan Mengawal Presiden Trump

 

Hal ini karena jaringan saraf dalam otak sangat halus dan mudah robek, memar, atau rusak akibat tekanan.

Dalam kondisi normal, jaringan saraf dilindungi oleh tulang tengkorak. Terjadinya benturan mendadak dalam suatu kecelakaan bisa membuat perlindungan tersebut hilang.

Cedera kepala biasanya disebabkan oleh kecelakaan di jalan raya, pabrik, terjatuh, atau serangan fisik.

"Trauma pada otak bisa menyebabkan perdarahan yang berakhir fatal atau kematian."

“Pecahnya pembuluh darah atau perdarahan akan mengakibatkan korban meninggal lebih cepat," kata dr.Pukovisa, Spesialis Saraf dari Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Ia menjelaskan, ada beberapa mekanisme terjadinya trauma pada kepala.

Pertama adalah benturan yang merusak otak secara langsung, benturan yang menyebabkan reaksi radang (inflamasi) hebat dan terus berproses hingga merusak otak, dan terakhir adalah peningkatkan volume darah dalam rongga otak.

"Karena rongga otak tidak mungkin bertambah besar, maka peningkatan volume akan menekan batang otak.”

“Padahal bagian ini sangat vital untuk pusat kesadaran, pengatur pernapasan, dan pengatur denyut jantung," paparnya.

Kefatalan akibat cedera kepala bisa dikurangi dengan penggunaan helm bagi pengendara sepeda motor dan saat berolahraga, topi keras, serta pelayanan gawat darurat yang lebih baik.

Menggunakan helm dengan pengamanan penuh (full face) akan mencegah terjadinya benturan pada kepala serta menekan risiko perdarahan jika terjadi trauma kepala.

Baca Juga: Mahasiswa yang Sidang Skripsinya Diuji Menteri Sri Mulyani, ‘Ayah Saya Hanya Lulusan SD dan Saya Sarjana Pertama di Keluarga'

 

Penanganan Penangangan gawat darurat diperlukan bagi korban kecelakaan dengan trauma pada kepala.

Menurut dr. Roslan Yusni Hasan, spesialis bedah saraf dari RS. Mayapada Tangerang, daerah leher wajib menjadi perhatian saat mengamankan korban kecelakaan dengan trauma kepala.

"Prinsipnya bila korban menderita trauma kepala harus beranggapan ada trauma juga pada lehernya. Sedapat mungkin leher jangan digerakkan," kata Roslan.

Daerah leher adalah salah satu jalan nafas.

Benturan yang menyebabkan tulang leher luka atau patah akan menyebabkan jalan nafas terganggu sehingga menyebabkan kematian dengan cepat.

"Sebelum korban dipindahkan dari area kecelakaan, daerah leher harus diberi pengaman sehingga leher tidak terkulai atau tertekuk ke satu sisi yang bisa menyebabkan patah," katanya.

Ditambahkan oleh Pukovisa, jika korban menggunakan helm sebaiknya helm jangan dilepas.

Pelepasan helm dikhawatirkan akan menggerakkan leher dan mengakibatkan patah tulang leher.

"Bila ingin memberi udara sebaiknya kaca helm dibuka sedikit dan jangan membiarkan orang berkerumun di sekitar korban."

"Selanjutnya bisa dilakukan pengecekan jantung, paru, dan otak," katanya.

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benturan di Kepala Paling Berbahaya")

Baca Juga: Barbie Kumalasari Diduga Berbohong Soal Rumah Mewahnya: Suka Berbohong Terus-menerus? Bisa Jadi Anda Mengidap Penyakit Mythomania