Penulis
Intisari-Online.com – Pembaca acara kondang Indonesia, Raffi Ahmad (32), sedang mengalami masalah kesehatan.
Dilansir dari kompas.com pada Kamis (4/7/2019), suami dari Nagita Slavina ini tengah menderita gangguan pada bagian lehernya.
Raffi mengatakan, terdapat benjolan di lehernya.
"Ini, kan, kayak ada luka benjolan gitu.Jadi kayaknya harus diambil atau apa," kata Raffi seperti dikutip Kompas.com dari akun YouTube Cumicumi dalam video berjudul "Hot News! Ada Benjolan dan Luka di Tenggorokan, Raffi Ahmad Sakit Apa?", Rabu (3/7/2019).
Raffi juga menambahkan, benjolan itu harus segera diambil dengan menjalani operasi. Namun, ia harus beristirahat selama enam bulan apabila menjalani operasi.
Namun masalahnya dia memiliki sejumlah proyek yang tidak bisa ditinggalkan.
Untuk sementara waktu, Raffi akan lebih menjaga kesehatannya agar benjolan di lehernya tidak semakin membesar.
Meski pada umumnya tidak berbahaya, namun benjolan di leher bisa menandakan bahwa kita mengalami gangguan kesehatan.
Masalah sakit atau tidak, benjolan di leher harus segera kita periksakan ke dokter. Tujuannya agar dokter tahu apa langkah selanjutnya.
Ini karena ada beberapa masalah kesehatan yang bisa menyebabkan benjolan di leher.
Yang paling umum adalah kelenjar getah bening yang membesar.
Diketahui bersama bahwa kelenjar getah bening bisa membantu tubuh melawan infeksi dan menyerang sel-sel ganas seperti kanker.
Saat seseorang sakit, kelenjar getah bening bisa membesar untuk membantu melawan infeksi.
Ketika kelenjar getah bening membengkak, artinya tubuh mengalami infeksi. Seperti infeksi tenggorokan, campak, hingga lupus.
Nantinya benjolan dapat kempis dengan sendiri ketika kondisi kesehatan kita mulai membaik.
Tapi ada penyebab lain benjolan di leher, antara lain:
1. Pembengkakan kelenjar tiroid
Kelenjar tiroid berbentuk mirip kupu-kupu dan berada di leher. Tepatnya di depan tenggorokan kita.
Jika kelenjar tiroid membengkak dan menimbulkan benjolan di leher, dokter menyebutnya sebagai penyakit gondok.
Penyebab umumnya pembengkakan kelenjar tiroid adalah kekuarangan yodium.
2. Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis atau TBC disebabkan oleh bakteriMycobacterium tuberculosis, di mana dia juga menyerang bagian lain seperti kelenjar.
Umumnya gejalanya adalah demam, bantuk dalam waktu lama, hingga benjolan di leher dan paha.
Namun yang umum adalah benjolan di leher di mana dalam sewaktu-waktu dia dapat pecah dan mengeluarkan cairan seperti nanah.
3. Abses di leher
Abses di leher merupakan kondisi di mana terdapat akumulasi nanah. Biasanya ini karena infeksi pada ruang-ruang yang ada di antara struktur leher.
Perlu Anda ketahui, leher adalah area yang sangat sensitif. Sehingga mereka berpotensi mengalami pembentukan abses dan berpotensi serius jika tidak segera diobati.
4. Cedera otot leher
Cedera otot leher (tortikolis) dapat menyebabkan benjolan pada otot-otot leher.
Ini seringkali terjadi ketika terjadi pergeseran tulang belakang daerah leher.
5. Kanker
Memang disebutkan bahwa sebagian besar benjolan di leher tidak berbahaya alias bersifat jinak.
Namun bukan tidak mungkin benjolan di leher semakin berbahaya. Apalagi jika pasien berusia di atas 50 tahun.
Sebab, ada kemungkinan benjolan di leher adalah kanker.
Terutama jika pasien melakukan gaya hidup sehat, seperti merokok hingga mengonsumsi alkohol.
Untuk mengetahui apakah benjolan yang Anda miliki berbahaya atau tidak, Anda bisa mengenali benjolan tersebut dengan kriteria sebagai berikut:
- Tidak kunjung mengecil hingga lebih dari sebulan
- Terlihat terus
- Terasa mengeras atau tidak bergerak ketika disentuh
- Sering mengalami demam, sesak napas, nyeri dan sulit menelan, dan perubahan kulit di sekitar benjolan
Beberapa hal yang mungkin perlu dilakukan yaitu tes darah, rontgen, MRI, hingga biopsi.
Baca Juga: Ternyata Gaji yang Tinggi Tak Membuat Pegawai Merasa Bahagia, Ini Alasannya