Wanita Bawa Anjing Masuk Masjid Derita Skizofrenia: Waspada, Cakaran Kucing Bisa Sebabkan Skizofrenia!

Ade S

Penulis

Remaja lelaki asal Amerika tiba-tiba mengalami gangguan mental setelah kulitnya dicakar oleh kucing peliharaannya.

Intisari-Online.com -Wanita pembawa anjing yang masuk ke dalam MasjidAl-Munawaroh, Kabupaten Bogor (SM) dipastikan menderitaskizofrenia.

Temuan ini didasari ataspemeriksaan dan observasi kejiwaan yang dilakukan selama dua hari kepada SM oleh pihak Rumah Sakit Polri Kramat Jati.

"Sudah dipastikan (alami) gangguan jiwa, kita secara marathon dua hari ini observasi dan melakukan pemeriksaan dan juga dari medical record yang disampaikan ke kami," kata Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati Brigjen Pol Musyafak di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (2/7/2019).

SM juga diketahui memiliki riwayat gangguan jiwa dengan rutin melakukan kontrol di sejumlah Rumah Sakit Jiwa di daerah Bogor.

Baca Juga: Wanita Bawa Anjing Masuk Masjid Derita Skizofrenia: Tak Geli saat Gelitik Diri Sendiri? Berarti Anda Bukan Penderita Skizofrenia

Melihat apa yang terjadi pada SM, tentu kita bisa membayangkan betapa berbahayanyaskizofrenia.

Kita bisa seolah-olah berada di dunia yang lain, berhalusinasi atas sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi di dunia nyata.

Untuk, itu penting kiranya untuk kita lebih berhati-hati terhadap hal-hal yang dapat memicuskizofrenia.

Salah satunya adalah cakaran kucing. Kok, bisa? Ini uraiannya.

Baca Juga: Wanita Bawa Anjing Masuk Masjid Derita Skizofrenia: Kurangnya Hubungan Seks pada Orang Tua Bisa Jadi Penyebabnya

Remaja lelaki asal Amerika tiba-tiba mengalami gangguan mental setelah kulitnya dicakar oleh kucing peliharaannya.

Menurut laporan kasus terbaru yang terbit di jurnal Central Nervous System Disease, remaja itu tiba-tiba mengalami pikiran psikotik setelah dicakar kucing.

Dokter di Midwest, Amerika Serikat, yang menanganinya menjelaskan kasus skizofrenia yang dialami remaja lelaki ini disebabkan oleh infeksi bakteri dari cakaran kucing.

Bocah 14 tahun itu awalnya aktif bersosialisasi, sehat jasmani dan pintar dalam akademis.

Namun sekitar Oktober 2015, dia tiba-tiba mulai menunjukkan gejala gangguan mental yang sangat mengkhawatirkan.

Dia percaya, dirinya adalah anak setan jahat yang terkutuk. Keyakinan itu membuatnya ingin bunuh diri karena takut akan mencelakai keluarga dan teman-temannya.

Selain itu, dia tiba-tiba memiliki ketakutan bahwa kucing peliharaannya ingin membunuhnya.

Uraian itu cukup untuk membuat para dokter memutuskan melakukan rawat inap psikiater darurat dan memberinya resep obat antipsikotik.

Namun perilaku ini terus berlanjut selama 18 bulan. Menurut riwayat kesehatan keluarga, tidak ada yang menunjukkan indikasi gangguan mental.

Baca Juga: Hati-hati, Parasit yang Disebarkan Kucing Ternyata Bisa Menyebabkan Skizofrenia pada Manusia

Jadi sepertinya kondisi bocah itu bukan karena faktor genetik. Karena salah satu faktor seseorang mengidap skizofrenia adalah warisan genetik.

Pemeriksaan lebih lanjut, dokter menemukan ada bekas luka cakar di sepanjang paha dan ketiak.

Dari tanda itu, tim dokter kemudian mencari tahu apakah dia mengalami infeksi.

Darah bocah itu diuji dan positif mengandung Bartonella henselae, bakteri yang terkait dengan infeksi karena gigitan atau goresan cakaran kucing.

Seperti dugaan para dokter, keluarga pasien memiliki dua kucing peliharaan yang awalnya diambil dari jalanan pada 2010.

Dilansir IFL Science dari Kompas.com, kesehatan mental anak itu membaik setelah infeksinya diobati dengan terapi antimikroba.

Ini menunjukkan bahwa infeksi Bartonella dapat berkontribusi terhadap gangguan neuropsikiatri progresif seperti skizofrenia.

Gejala skizofrenia setiap orang berbeda, namun menurut Medical News Today, gejala ini diklasifikasikan menjadi 4 kategori:

Baca Juga: Seorang Kakak yang Menderita Skizofrenia Melemparkan Adiknya dari Gedung Tujuh Lantai

1. Gejala positif - juga dikenal sebagai gejala psikotik. Misalnya, delusi dan halusinasi.

2. Gejala negatif - ini merujuk pada elemen yang diambil dari individu. Misalnya, tidak adanya ekspresi wajah atau kurangnya motivasi.

3. Gejala kognitif - ini mempengaruhi proses berpikir seseorang. Mereka mungkin gejala positif atau negatif, misalnya, konsentrasi yang buruk adalah gejala negatif.

4. Gejala emosional - ini biasanya gejala negatif, seperti emosi tumpul.

Sedangkan gejala utama yang akan muncul pada penderita adalah:

- Delusi, pasien menampilkan keyakinan salah, yang dapat mengambil banyak bentuk, seperti delusi penganiayaan, atau delusi keagungan. Mereka mungkin merasa orang lain berusaha mengendalikan mereka dari jarak jauh. Atau, mereka mungkin berpikir mereka memiliki kekuatan dan kemampuan luar biasa.

- Halusinasi, mendengar suara jauh lebih umum daripada melihat, merasakan, merasakan, atau mencium hal-hal yang tidak ada, namun, orang dengan skizofrenia mungkin mengalami berbagai macam halusinasi.

- Gangguan pikiran, orang tersebut dapat melompat dari satu subjek ke subjek lain tanpa alasan yang logis. Speaker mungkin sulit untuk diikuti atau tidak menentu.

Pengobatan dapat membantu meringankan banyak gejala skizofrenia. Namun, sebagian besar pasien dengan gangguan tersebut harus mengatasi gejala seumur hidup.

(Rosiana Chozanah)

Artikel ini sudah tayang di Nakita.Id dengan judul "Dicakar Kucing, Remaja Lelaki 14 tahun Alami Gangguan Mental Skizofrenia! Kok Bisa?".

Baca Juga: Dari Halusinasi hingga Paranoid, Inilah 5 Hal yang Dirasakan Penderita Skizofrenia

Artikel Terkait