Advertorial

Hati-hati, Parasit yang Disebarkan Kucing Ternyata Bisa Menyebabkan Skizofrenia pada Manusia

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M
,
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa risiko manusia bisa saja terkena skizorenia bisa meningkat menjadi 50%.
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa risiko manusia bisa saja terkena skizorenia bisa meningkat menjadi 50%.

Intisari-online.com - Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa risiko manusia bisa saja terkena skizofrenia bisa meningkat menjadi 50%.

Hal itu dikarenakan oleh parasit yang dibawa oleh kucing, menurut penelitian yang diwartakan Daily Mirror pada Kamis (31/1/2019).

Para ilmuwan dari Universitas Kopenhagen menganalisis data dari 80.000 orang dan menemukan sekitar 2.591 di antaranya memiliki kondisi kejiwaan.

Parasit yang disebut Toxoplasma gondii, tidak berbahaya ditemukan di nampan kotoran kucing.

Baca Juga : Hanya Karena Membelai Kucing Liar, Kedua Kaki Wanita Ini Lumpuh

Parasit tersebut bisa menyebar melalui daging yang tidak dimasak.

Menurut penelitian, parasit ini dikaitkan dengan risiko depresi yang mungkin ada dalam miliaran orang di seluruh dunia.

Ditemukan pada seperempat dari orang yang diteliti oleh Dr Kristoffer Solvesten Burgdorf dan timnya.

Studi ini mencatat bahwa itu bisa menjadi faktor yang berkontribusi dalam pengembangan skizofrenia.

Baca Juga : Pria Malaysia yang Memasukkan Kucing Hamil ke Dalam Pengering di Binatu Akhirnya Dipenjara 2 Tahun

Masalahnya mungkin berasal dari parasit yang mengganggu asam amino yang disebut Tryptophan.

Pada gilirannya, mengarah pada sekresi asam kynurenic yang ditemukan pada tingkat yang lebih tinggi pada penderita skizofrenia.

Para ilmuwan sedang mengerjakan vaksin melawan T. gondii dalam upaya untuk mengendalikan toksoplasmosis.

Bagi kebanyakan orang sehat, parasit tidak menimbulkan masalah serius.

Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!

Tetapi dapat memengaruhi anak-anak yang belum lahir dari ibu dengan parasit ini menurut studi Brain, Behavior and Immunity.

Ini juga bisa berdampak serius pada orang dengan sistem kekbalan lemah seperti penderita AID atau orang dengan kemoterapi.

Pusat pengendalian Penyakit di AS mengatakan bahwa parasit ini hanya menular antara satu dan lima hari setelah kucing meninggalkan kotorannya.

Untuk mengganti kototan kucing, juga disarankan untuk menggunakan sarung tangan.

Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur

Artikel Terkait