Find Us On Social Media :

Penelitian: Ada Hubungan Antara Makanan Olahan dan Peningkatan Autisme

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 26 Juni 2019 | 15:15 WIB

Menurut penelitian, ada hubungan antara makanan olahan dengan autisme.

Intisari-Online.com – Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Scientific Reports, sebuah jurnal Nature, ada hubungan antara makanan yang dikonsumsi oleh wanita hamil dan efeknya terhadap perkembangan otak janin.

Penelitian itu mengungkapkan bahwa makanan olahan dapat memegang kunci untuk meningkatkan autisme.

Dengan jumlah anak yang didiagnosis dengan autisme meningkat, kebutuhan untuk menemukan apa yang menyebabkan gangguan tersebut menjadi hal yang lebih mendesak.

Dengan temuan penelitian tersebut, para peneliti menyatakan bahwa mereka sekarang selangkah lebih dekat untuk menunjukkan hubungan antara makanan yang dikonsumsi wanita hamil dan efeknya pada otak janin yang sedang berkembang.

Baca Juga: Kisah Joshua Beckfort, Derita Autisme dan Usia 6 Tahun Kuliah di Oxford: Aku Ingin Menyelamatkan Bumi

Sebagai bagian dari penelitian, tim peneliti mengidentifikasi perubahan molekuler yang terjadi ketika sel-sel punca neuro terpapar pada asam tingkat tinggi yang biasa ditemukan dalam makanan olahan.

Dalam penelitian yang diterbitkan pada 19 Juni di Scientific Reports, sebuah jurnal Nature, para ilmuwan menemukan bagaimana tingkat tinggi Propionic Acid (PPA), yang digunakan untuk meningkatkan umur simpan makanan  yang dikemas dan menghambat jamur dalam keju dan roti yang diproses secara komersial, mengurangi perkembangan neuron di otak janin.

Saleh Naser, spesialis dalam penelitian gastroenterologi di Sekolah Tinggi Ilmu Kedokteran Biomedis Burnett, memulai penelitian setelah laporan menunjukkan bahwa anak-anak autis sering menderita masalah lambung seperti sindrom iritasi usus besar.

Dia bertanya-tanya tentang kemungkinan hubungan antara usus dan otak dan mulai memeriksa bagaimana mikrobioma, atau bakteri usus, berbeda antara orang dengan autisme dan mereka yang tidak memiliki kondisi tersebut.

Baca Juga: Waspada! Menurut Penelitian, Autisme pada Anak Perempuan Sering Tidak Terdiagnosis, Bagaimana Bisa?