Advertorial
Intisari-Online.com- Penelitian telah menunjukkan bahwa Autism Spectrum Disorder (ASD) mempengaruhi cara seseorang melihat dan mendengar dunia di sekitar mereka.
Dilansir pada iflscience.com, para peneliti di Weizmann Institute of Science, Israel telah menemukan bahwa orang-orang dengan ASD menginterpretasikan bau (khususnya bau manusia) berbeda dari yang lain.
Emosi (kebahagiaan, agresi, takut) menghasilkan bau tersendiri dan ketika kita menangkap salah satu dari aroma ini, tanpa sadar emosi dapat mempengaruhi suasana hati dan perilaku kita.
Ini berarti kemampuan untuk merasakan dan menginterpretasikan aroma memainkan peran yang sangat penting secara sosial.
Baca Juga:Bayinya Meninggal karena Telat Mendapat Penanganan, Ibu: Saya Kecewa kepada Petugas Puskesmas
Baca Juga:3 Ikon Feminis yang Tak Menghapus Komoditas Citra Seksual Seorang Perempuan
Salah satu ciri khas ASD adalah kesulitan dalam mengenali isyarat sosial.
Hal ini membuat Noam Sobel, dari Departemen Neurobiologi, dan timnya bereksperimen untuk menemukan kaitan antara bau dan autisme.
Percobaan pertama, para ilmuwan menguji sekelompok sukarelawan laki-laki (ASD dan normal) umtuk dihadapkan pada dua jenis keringat orang (keringat dengan emosi takut setelah skydiving dan keringat olahraga).
Pada peserta normal mereka dapat mendeteksi dan merasakan emosi takut pada keringat jenis pertama.
Baca Juga:Syekh Sayyed Hassan Nasrallah: Solusi Bagi Israel adalah Lenyap dari Muka Bumi
Baca Juga:Wow! Para Peneliti Berhasil Buktikan Teori Bahwa Waktu Benar-benar Dapat Berjalan Mundur
Namun penderita ASD merasakan sebaliknya, temuan ini menunjukkan bahwa penyandang ASD dapat membaca isyarat sosial penciuman namun dengan cara yang salah.
"Kami masih berspekulasi, pada saat ini, namun kami berharap penelitian lebih lanjut di laboratorium kami," Ungkap Sobel lebih lanjut.