Find Us On Social Media :

Disambut Busur Panah, Ini Kisah Wanita Pertama yang Melakukan Kontak dengan Suku Sentinel yang Terkenal Sadis

By Nieko Octavi Septiana, Sabtu, 15 Juni 2019 | 20:30 WIB

Suku Sentinel yang terisolasi dari dunia luar

Intisari-Online.com - Suku terasing yang mendiami Pulau Sentinel, Teluk Benggala dikenal sebagai suku yang kejam.

Mereka hidup dengan terisolasi dan tertutup dari dunia luar.

Suku Sentinel bahkan tak segan membunuh orang-orang asing yang mendekati pulaunya.

Sebelumnya, di akhir abad ke-20, pemerintah India–yang mengelola Kepulauan Andaman dan Nikobar di mana Sentinel Utara berada–berusaha melakukan kontak dengan suku Sentinel.

Baca Juga: Studi Menunjukkan Bahwa Suku Viking Lenyap karena Walrus, Kok Bisa?

Namun, upaya itu berakhir dengan proyektil yang ditembakkan oleh penduduk asli pulau tersebut dari pinggir pantai.

Pada 1970, salah satu tim dokumenter National Geographic juga mendapat luka dari tembakkan tombak saat melakukan pengambilan gambar di sana.

Meskipun kebanyakan kontak tidak berhasil, tetapi dua pertemuan di awal 1990-an menyatakan bahwa suku Sentinel bersedia menerima kelapa dari para antropolog yang tergabung dalam Anthropological Survey of India (AnSI).

Di antara tim antropolog itu, hanya ada satu perempuan, yaitu Madhumala Chattopadhyay. Ia ingin mempelajari suku-suku pedalaman di Kepulauan Andaman dan Nikobar sejak anak-anak.

Saat dewasa, antropolog ini kemudian menghabiskan waktu enam tahun untuk meneliti serta mempublikasikan 20 karya ilmiah tentang mereka. Chattopadhyay juga membuat buku berjudul Tribes of Car Nicobar.

Baca Juga: 'Dia Akan Jadi Dokter Wanita Pertama dari Suku Kami', Cerita Ibu Seorang Calon Dokter yang Bunuh Diri Karena Dibully Seniornya