Tubuh Penuh Tato dan Sempat Dikira Mantan Yakuza, Inilah Cerita Seniman Tato hingga Akhirnya Hijrah Menjadi Muslim

Tatik Ariyani

Penulis

Taqy ingin meluruskan mengenai dirinya yang banyak diberitakan sebagai mantan anggota yakuza, namun dia pernah membuat tato untuk Yakuza.

Intisari-online.com - Jika mendengar istilah Yakuza siapa orang yang tidak mengenalnya gangster asal Jepang ini merupakan komplotan mafia paling legendaris di negeri matahari terbit.

Namun, mereka terkenal karena serangkaian aksinya sebagai mafia atau gangster yang acab kali bertindak kriminal, dan di lingkup bawah tanah.

Meski demikian, tahukah Anda bahwa ada seorang pria yang disebut-sebut sebagai mantan anggota Yakuza yang kini memeluk Islam.

Sheikh Abdullah Taqy Takazawa atau Taku Takazawa (44)pernah jadi pembicaraan banyak orang terutama di berbagai situs sebagai mantan Yakuza dia menepisnya.

Baca Juga: Inilah Manusia-manusia 'Unik' dari Masa Lalu yang Hidup di Balik 'Penjara' Sirkus untuk Dipertontonkan Layaknya Binatang

Sayangnya pemberitaan mengenai Taqy--sapaan akrabnya--yang kini menjadi imam masjid di Tokyo Jepang ini banyak yang tidak benar.

"Saya bukan yakuza dan tak pernah jadi yakuza. Dulu saat kecil memang saya anak berandalan, nakal seperti anak nakal lainnya. Namun saya tidak pernah masuk jadi anggota yakuza dan tidak juga sekarang," kata Sheikh Abdullah Taqy Takazawa atau Taku Takazawa (44), orang Jepang yang jadi Imam Masjid Jepang, biasa dipanggil Taqy khusus kepada Tribunnews.com, Minggu (21/2/2016).

Taqy ingin meluruskan mengenai dirinya yang banyak diberitakan sebagai mantan anggota yakuza.

"Selama menjadi seniman tato atau mentato orang, hanya satu anggota yakuza yang saya tato. Itu pun belum selesai sudah kabur karena kesakitan, dia tak tahan," katanya.

Baca Juga: Pelihara Singa di Rumah, Biaya untuk Beri Makan Selama 1 Bulan Saja Besarnya 15 Kali UMR Jakarta

Jadi pada umumnya orang yang ditato adalah orang umum biasa, bukan pula para anggota yakuza.

Taqy mengakui tak tahu dari mana berita dan informasi yang muncul sehingga pemberitaan mengenai dirinya banyak yang tidak benar.

Ketertarikannya kepada tato dimulai sejak di bangku SMA.

"Saya hanya satu tahun di SMA, tidak lulus. Lalu sekitar tahun 1992 saya mulai menekuni sendiri cara mentato orang. Semua saya pelajari sendiri, tidak pernah belajar dari orang lain. Mungkin inilah karakter saya ya," jelasnya.

Baca Juga: Setya Novanto Kembali 'Kabur' dari Penjara: Inilah Kisah Hidup Sang Mantan Pedagang Beras yang Kini Punya Harta Rp114 Miliar

Sampai saat ini pun kalau ada yang minta ditato, Taqy akan melayaninya karena ilmu tatonya semakin meningkat tinggi berkat belajar sendiri, menekuni dari membaca buku dan bertanya, tukar informasi kepada para artis tato lainnya.

Sekitar tahun 2006 Imam Masjid Jepang ini bertemu dengan seorang tua berpakaian serba putih, bersorban putih dan juga berjanggut putih di Shibuya Tokyo.

"Dia orang Turki dan saat itu dia yang panggil saya, ke sini, ke sini katanya lalu memperlihatkan selembar kertas bertuliskan kalimat syahadat la ilaha illallah. Saya tak mengerti waktu itu," jelasnya.

Lalu Sheikh Niamatullah menjelaskan semua mengenai Islam kepadanya.

Baca Juga: Bangga, Indonesia Jadi Negara Pertama di Dunia yang Punya Bagan Pemisahan Alur Laut, Ini Manfaatnya

Sejak saat itulah dia semakin tertarik kepada Islam.

"Saya orang Jepang biasa yang suka belajar segala macam agama. Tetapi dengan Islam saya kok jadi tertarik sekali setelah dia menjelaskan kepada saya. Akhirnya saya belajar sendiri mengenai Islam dari berbagai buku dan tanya-tanya ke masjid di Yoyogi Tokyo. Dijelaskan semua mengenai Islam di sana dan saya bersosialisasi kenalan sama banyak orang Islam di masjid tersebut," ceritanya lagi.

Akhirnya setahun kemudian Taqy menunaikan ibadah haji menjadi Islam ke Mekah dan Madinah selama seminggu. Di sana dia melaksanakan salah bersama jamaah lainnya.

"Di Mekkah Madinah saya juga tak pernah jadi imam besar. Berita menuliskan saya pernah jadi imam besar di Arab tidak benar. Saya salat bersama-sama orang Islam lain di sana dan hanya seminggu di sana sekaligus mempelajari Islam lebih mendalam lagi," jelasnya. (Dewi Agustina/Tribunnews)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Imam Masjid Jepang: Meski Anak Nakal, Saya Tak Pernah Jadi Anggota Yakuza

Artikel Terkait