Penulis
Intisari-Online.com - Selama bertahun-tahun, garam telah dikaitkan dengan tekanan darah tinggi.
Saat ini, penelitian menunjukkan bahwa itu juga dapat membahayakan otak Anda.
Penelitian terbaru dilakukan untuk menentukan hubungan antara pola makan yang melibatkan banyak garam dan gangguan ingatan berpikir.
Dilansir dari Drfarrahmd.com, penelitian telah dilakukan dengan menggunakan tikus sebagai kelinci percobaan.
Ada juga penelitian sebelumnya pada manusia yang mengungkap hubungan antara kesehatan otak dan konsumsi garam yang terlalu tinggi.
Dalam diet mereka, tikus itu diberi makan 8 atau 16 kali dari takaran jumlah garam normal.
Dalam waktu 8 hingga 12 minggu, tikus-tikus itu menunjukkan tanda-tanda pemikiran dan masalah ingatan seperti kesulitan membedakan benda-benda baru dan yang sudah dikenal.
Constantino Iadecola, MD, seorang profesor neurologi dan ilmu saraf di Weill Cornell Medical College di New York City dan peneliti utama studi ini menyatakan bahwa:
"Kami menerjemahkannya pada manusia ke aktivitas kehidupan sehari-hari, dan itulah yang kami sebut gangguan kognitif parah atau demensia."
Bagi manusia ini berarti disorientasi, mengalami masalah ingatan, dan tidak mampu membayar tagihan, memasak, berpakaian atau melakukan rutinitas sehari-hari yang biasa.
Baca Juga: Momen Jabat Tangan Megawati dan SBY Jadi Sorotan, Ini 3 Jabat Tangan Bersejarah yang Mengubah Dunia
Di negara-negara di mana orang makan banyak garam, penelitian telah menunjukkan tingkat demensia dan stroke yang lebih tinggi, menurut Iadecola.
Peneliti Kanada juga menemukan bahwa orang dewasa yang jarang berolahraga memiliki risiko lebih tinggi untuk memiliki ingatan dan masalah berpikir jika mereka makan makanan yang mengandung kadar garam tinggi.
Masih dapat dipulihkan
Jika Anda seorang pecinta makanan asin, maka masih ada kabar baik.
Penelitian pada tikus tersebut juga menunjukkan bahwa setelah kembali ke diet normal, fungsi otak tikus kembali normal.
Ini menunjukkan bahwa, setelah Anda mengurangi asupan garam Anda, masalah yang disebabkannya juga dapat menurun.
Mengenai penelitian tikus selama 3 bulan itu, ada pertanyaan yang muncul: "Adakah titik tertentu di mana otak akan mengalami kerusakan permanen?"
Ladecola menjawab:
"Kami tidak tahu apa yang akan terjadi jika Anda melakukan penelitian ini selama 10 tahun.
Saran saya adalah karena aliran darah berkurang di otak dan pembuluh darah di otak tidak bekerja dengan benar, sesuatu yang besar akan terjadi jika Anda terus begini.
Memperhatikan asupan garam mungkin merupakan langkah penting untuk mencegah demensia."