Kisah Kelompok Styrians, Konsumsi Racun Berbahaya Arsenik Setiap Hari Namun Mereka Tidak Mati

Mentari DP

Penulis

Pada abad ke-19 di Austria, sekelompok orang bernama Styrians mengonsumsi arsenik, racun mematikan, dalam jumlah besar secara teratur.

Intisari-Online.com -Bersyukurlah karena pengobatan modern saat ini sangat berbeda dari zaman dulu.

Kilas balikke masa lalu, kita dapat menemukan contoh gila dari jenis pengobatan rumahan yang aneh untuk mengobati penyakit umum.

Dilansir dari The Vintage News pada Minggu (2/6/2019), pada abad ke-19 di Austria, sekelompok orang bernama Styrians benar-benar mengonsumsi arsenik racun mematikan dalam jumlah besar secara teratur.

Kita tahu persis seberapa berbahayanya arsenik.Racun yang sangat kuat dengan tingkat toksisitas yang tinggi.

Baca Juga: Gambarkan Ani Yudhoyono Sebagai Sosok Istri Setia, Khofifah Kenang Bu Ani Pernah Titip Pesan pada SBY Melaluinya

Tetapi berabad-abad yang lalu, sebelum orang memahami bahaya unsur ini,arsenik justru digunakan untuk semua jenis bahan, seperti digunakan menjadi campurandari banyak obat-obatan tradisional Tiongkok.

Sedangkandi Eropa, sebelum penisilin ditemukan, senyawa arsenik umumnya dipilih sebagai obat untuk sifilis.

Di Inggris Raya, arsenik digunakan sepanjang sejarah untuk berbagai keperluan.

Di era Elizabeth, wanita akan menggunakan arsenik, yang dikombinasikan dengan bahan-bahan seperti kapur dan cuka, untuk menciptakan semacam produk kecantikan untuk mencerahkan kulit mereka.

Diera Victoria, arsenik digunakan untuk membuat gaun hijau elegan yang sangat diinginkan.

Baca Juga: ‘Banyak Sekali yang Ingin Kami Lakukan Kalau Sembuh. Tapi Tuhan Menakdirkan Lain’

Tetapi hal itu berdampak mematikan bagi orang-orang yang membuatnya dan sangat berbahaya bagi mereka yang mengenakannya juga.

Namun, contoh terburuk dari penggunaan arsenik ditemukan di Styria, sebuah daerah kecil yang indah di Austria selatan.

Styria dikenal di zaman modern karena kilang anggurnya dan pemandangannya yang indah.

Namun, Styria sekaligus pernah menjadi rumah bagi sekelompok orang aneh yang dikenal sebagai "toxicophagi" atau "Arsenic Eaters of Styria".

Pasalnya, orang-orang ini benar-benar akan mengkonsumsi arsenik dalam dosis besar secara teratur, dan bagian yang paling aneh dari semuanya adalah itu tidak benar-benar membunuh mereka.

Menurut Scientific American, alasan di balik keputusan masyarakat untuk mengkonsumsi arsenik sering kali tidak diketahui sampai hari ini.

Sejarawanmengatakan bahwa kebiasaan itu mungkin didasarkan pada keyakinan bahwa arsenik dapatmencerahkan warna kulit seseorang atau meningkatkan kesehatan pada sistem pernapasan.

Tetapi, kita mungkin tidak akan pernah tahu persis mengapa orang-orang ini membuat keputusan aneh seperti itu.

Para pengamat melaporkan bahwa orang-orang Styrian akan mengonsumsi sedikit arsenik dengan kopi mereka di pagi hari.

Baca Juga: 'Flamboyan, Kaulah yang Dirindukan', Bukti Kasih SBY pada Ani Yudhoyono

Pada awalnya, mereka hanya mengambil dosis kecil, seukuran lentil, beberapa kali setiap minggu.

Seiring waktu, mereka mulai meningkatkan dosis. Laporan mengungkapkan bahwa seorang pria tua benar-benar mengambil dosis reguler empat butir arsenik.

Padahal, dosis tersebut akan lebih dari cukup untuk membunuh manusia pada hitungan detik.

Namun, yang mengejutkan, pria itu tidak mati.

Faktanya, bagian paling aneh dari keseluruhan cerita adalah bahwa sebagian besar toxicophagi (kelompokyang suka mengonsumsi arsenik) sebenarnya tidak menunjukkan efek samping atau gejala nyata dari konsumsi arsenik mereka.

Bahkan, mereka mulai mengembangkan semacam kecanduan pada senyawa tersebut.

Anehnya, mereka justru akan mulai mengalami gejala seperti muntah dan sakit perut ketika mereka berhenti mengkonsumsinya.

Laporan dari para ahli medis mengungkapkan bahwa gejala-gejala ini akan mereda ketika toxicophagi mendapatkan dosis arsenik harian mereka, dengan cara yang sama seperti pecandu narkoba dapat berjuang dengan gejala penarikan.

Berita tentang Pemakan Arsenic Styria mulai menyebar di seluruh Eropa pada abad ke-19.

Inilah sebenarnya yang menyebabkan banyak wanita mulai menggunakan arsenik sebagai bagian dari perawatan kecantikan harian mereka.

Namun, seiring berjalannya waktu, meningkatnya pengetahuan ilmiah dan kami mulai belajar bagaimana arsenik yang mematikan itu, tren ini untungnya mulai padam, tetapi misteri toksikofagi tetap ada.

Baca Juga: Kisah Haru Ani Yudhoyono Sebagai Istri Prajurit, Putar Otak dan Jualan Es untuk Tutupi Gaji SBY yang Tak Besar

Artikel Terkait