Penulis
Intisari-Online.com -Ibu Ani Yudhoyono meninggal dunia hari ini, 1 Juni 2019 pukul 11.50 waktu Singapura di ICU National University Hospital, Singapura.
Sebelumnya istri Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut telah menjalani pengobatan selama kurang lebih 4 bulan.
Diketahui Ani Yudhoyono meninggal dunia setelah berjuang melawan kanker darah yang dideritanya sejak Februari lalu.
Ternyata sebelum mengidap penyakit kanker darah, Ani rupanya sudah pernah dirawat di rumah sakit karena beberapa penyakit. Terutama saat ia mendampingi SBY selama menjadi Presiden RI.
Baca Juga: Ani Yudhoyono Meninggal Bagai Ainun Jilid II, Tak Mudah Menjadi Teman Hidup Pemimpin
Selama 10 tahun menjadi Ibu Negara, Ani Yudhoyono cukup sering menemani SBY kunjungan ke daerah-daerah.
Padatnya jadwal kunjungan cukup menguras tenaganya, sehingga Ani juga merasakan kelelahan.
Dalam buku biografi "Ani Yudhoyono: 10 Tahun Perjalanan Hati" karya Alberthiene Endah, di halaman 294, ada satu bagian yang mengungkapkan sedikit tentang kondisi kesehatannya.
"Sebelum jadi ibu negara, saya tak pernah diopname. Kalau sakit lebih banyak berobat jalan. Tapi ketika menjadi Ibu Negara, saya sempat empat kali diopname. Dua di antaranya cukup parah karena harus menjalani operasi."
Di dalam buku disebutkan, Ani pertama kali masuk rumah sakit pada Januari 2005 setelah menjadi Ibu Negara.
Jadwal mendampingi SBY yang cukup padat, apalagi saat itu tengah ada gelombang bencana alam di Nias, Nabire, dan Aceh, cukup menguji kekuatan fisiknya.
Baca Juga: Ani Yudhoyono dan Besan Sama-sama Punya Kanker, Akankah Keturunan Mereka Bernasib Sama?
Saat itu, ia mengalami masuk angin dan diare yang cukup parah. Ia harus dirawat tiga hari di RSPAD Gatot Subroto.
Beberapa hari kemudian, kondisinya berangsur pulih dan tetap menjaga kesehatan sesuai arahan dari dokter kepresidenan.
Pada tahun 2011, Ani juga sempat mengidap tifus.Karena harus menjalani pemulihan, Ani kembali tak bisa mendampingi SBY, yang saat ini masih menjabat sebagai presiden, untuk kunjungan ke daerah-daerah.
Beberapa tahun kemudian, tepatnya Februari 2012, Ani kembali mengeluh sakit. Kala itu, ia merasa sakit di bagian perut saat berada di Istana Bogor.
Tim medis dari RS PMI Bogor kemudian datang ke istana dan memeriksa kondisi Ani dengan alat USG.
Setelah diperiksa, ternyata ditemukan batu di kantung empedu Ani. Ia lalu menjalani operasi pengangkatan batu empedu di RSPAD Gatot Subroto pada 16 Maret 2012.
Selain batu empedu, di tahun yang sama Ani Yudhoyono juga menjalani operasi saraf di Allegheny General Hospital, Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat.
Operasi ini dilakukan untuk menyembuhkan bahunya kaku (frozen shoulder) dan cukup menyiksanya.
Di tahun 2019, Ani Yudhoyono harus berjuang melawan kanker darah sejak divonis dokter pada Februari lalu.
Sejak menjalani perawatan, pada pertengahan Mei lalu, Ani mulai bisa menghirup udara segar di ruang isolasi. Selama perawatan intensif, Ani memang dirawat di ruang isolasi dan tak bisa dikunjungi sembarangan orang.
Saat itu, Ani sambil mengenakan masker ditemani oleh SBY berjalan-jalan di halaman rumah sakit. SBY nampak setia mendampingi Ani, juga ikut mendorong kursi roda mengelilingi taman.
"Terima kasih ya Allah, semoga kesehatanku semakin pulih. Mohon doa teman-teman semua," tulis Ani dalam akun Instagramnya.
Kini,Ani Yudhoyonotelah kembali ke pangkuan Allah SWT. Selamat jalan,Bu Ani.(Soesanti Harini)
Artikel ini telah tayang di gridhealth.id dengan judulAni Yudhoyono Wafat, Penyakitnya Dari Batu Empedu Hingga Leukemia