Find Us On Social Media :

Tidak Bisa Hidup Bahagia Selamanya, Ini 6 Pernikahan Keluarga Bangsawan Terburuk Sepanjang Sejarah

By Nieko Octavi Septiana, Rabu, 29 Mei 2019 | 14:30 WIB

Ilustrasi pernikahan Caroline Matilda dan Christian VII yang tidak bahagia

Intisari-Online.Com - Dalam dongeng kita biasa mendengar kalimat 'hidup bahagia selamanya' di akhir kisah setelah putri dan pangeran menikah.

Tapi kenyataan tak selalu seperti dongeng, pernikahan beberapa keluarga kerajaan ini tak bahagia sama sekali.

Kisah pernikahan ini bahkan disertai dengan tragedi berdarah yang memilukan.

Bagian dari masalah bagi banyak bangsawan adalah bahwa pernikahan biasanya merupakan transaksi bisnis. 

Baca Juga: Berusia 4.500 Tahun, Legenda 'Kerajaan yang Tenggelam' Ini pun Muncul Lagi dari Laut

Harapan untuk menikah demi cinta sebenarnya adalah fenomena yang relatif modern, dan kebanyakan bangsawan sepanjang sejarah memasuki pernikahan yang diatur. 

Entah itu untuk mengkonsolidasikan wilayah atau membangun aliansi, bangsawan bergantung pada orang tua dan penasihat untuk menemukan pasangan yang cocok dan merencanakan pernikahan. Akibatnya mereka sering mengikuti kepala mereka alih-alih hati mereka untuk menikah.

1. Putri Caroline Matilda dan  Raja Christian VII

Putri Caroline Matilda dari Inggris, saudara perempuan termuda George III, dinikahkan dengan Raja Christian VII dari Denmark pada usia 15 tahun pada 1766.

Tetapi dia tidak menemukan kebahagiaan di kerajaan barunya. Bahkan, Christian menderita ketidakstabilan mental yang parah yang mendorong hubungan rapuh mereka.

Di antara masalah-masalah tingkah laku Christian adalah sikapnya yang kejam, termasuk saat dia membiarkan Caroline Matilda tahu apa yang dia pikirkan tentang dirinya dengan memasang potret istri barunya secara mencolok di kamar mandi.

Dia juga dikenal karena kecanduan seks dan paranoia. Meskipun Dr. Johann Friedrich Struensee  dipanggil untuk merawat raja, dia malah mengambil tampuk pemerintahan, memberlakukan reformasi dan bahkan memulai hubungan dengan ratu muda.

Keadaan tidak berakhir dengan baik bagi mereka, Struensee digulingkan dan dieksekusi dan Caroline dikirim ke pengasingan dan meninggal pada usia 23.

Baca Juga: 4 Keluarga Kerajaan yang Menderita Kelainan Karena Perkawinan Sedarah, Salah Satunya Cleopatra Ternyata Tak Secantik yang Diberitakan

2. Raja Henry VIII dan Catherine

Jika ada kerajaan yang tidak pernah bisa menemukan kebahagiaan dalam pernikahan, itu adalah Henry VIII, Raja Inggris dari tahun 1509 hingga 1547. Dia menceraikan dua istri, membunuh dua lainnya, dan kehilangan satu karena kegagalan persalinan. Dari pernikahannya yang hancur, mungkin yang paling tragis, adalah untuk Catherine Howard.

Henry menikahi Catherine ketika dia berusia 49 dan sementara Catherine berusia 16 atau 17 tahun. Perbedaan usia yang besar juga mencerminkan perbedaan dalam gaya hidup.

Pada saat dia menikahi Catherine, Henry sudah tidak menjadi pangeran emas yang dulu, dia sudah gemuk dan tidak aktif, berkat luka dari turnamen lama. 

Sebaliknya, Catherine berada di puncak masa remajanya dan diduga mencari tempat lain untuk kepuasan romantis. Setelah dituduh berselingkuh dengan Thomas Culpepper, Catherine Howard dijatuhkan dengan cepat dan tegas, ratu remaja itu dipenggal kepalanya pada 13 Februari 1542.

Catherine bukan satu-satunya istri Henry yang berakhir di blok pancung. Istri keduanya, Anne Boleyn, dipenggal kepalanya hanya beberapa tahun sebelumnya.

Baca Juga: Kerajaan Inggris Buka Lowongan Admin Medsos dengan Gaji Rp553 Juta, Berminat?

3. Henri de Navarre dan Marguerite de Valois

Pernikahan dengan konsekuensi yang mungkin paling langsung mengerikan adalah Putri Marguerite de Valois dan Henri de Navarre. Mereka datang dari dua sisi. Marguerite adalah putri dari Raja Katolik Henri II dari Perancis dan istrinya Catherine de Medici, dan Henri adalah Raja Navarre Protestan.

Perkawinan mereka di Paris pada 18 Agustus 1572, membawa umat Katolik dan Protestan ke kota untuk merayakan pernikahan kerajaan. 

Tetapi semangat persatuan Kristen berumur pendek. Pada malam 24 Agustus, yang disebut sebagai Pembantaian Hari Santo Bartholomew, atas perintah saudara laki-laki Marguerite, Raja Charles IX dan ibunya Catherine de Medici, jalan-jalan di Paris menjadi merah dengan darah ribuan orang Protestan yang dibantai.

Suami baru Marguerite nyaris tidak lolos dengan hidupnya, dan itu adalah cara yang tidak menyenangkan untuk memulai pernikahan baru. Memang, pada akhirnya pasangan itu membatalkan pernikahan mereka pada 1599.

Baca Juga: Inilah Penampilan Para Wanita Kerajaan Inggris Usai Melahirkan, Coba Bandingkan!

4. Raja Ernst I dan Louise

Pangeran Albert terkenal karena pernikahannya yang penuh kasih kepada Ratu Victoria. Tapi kebahagiaan pernikahan yang ia bagikan dengan pengantin Inggrisnya adalah hal baru baginya, orang tuanya sebenarnya sangat tidak bahagia.

Ibunya, Puteri Louise, telah menikahi ayahnya, Ernst I, ketika dia baru berusia 16 tahun. Meskipun Ernst adalah orang yang dikenal bebas, dia tidak menoleransi sifat yang sama pada istrinya. 

Louise melahirkan dua putra, tetapi itu tidak berpengaruh baik pada hubungan mereka berdua.

Ketika Louise memiliki kekasih lainnya, Ernst tidak bisa memaafkannya dan dia menceraikannya  pada tahun 1826 dan melarang Louise untuk melihat anak-anak tercintanya lagi. 

Louise sangat ingin melihat anak-anaknya sehingga dia berpakaian sebagai petani sekali untuk berbaur dengan orang banyak dan menonton putranya. Louise meninggal pada 1831 pada usia 30.

Baca Juga: Tak Seberuntung Markle, Anggota Kerajaan Zaman Dulu Melahirkan dengan Cara Mengerikan, Termasuk Minum Cairan Rahim Musang

5. George I dan Sophia Dorothea

Sebelum menjadi raja Inggris, George I adalah Elector of Hanover yang sekarang disebut Jerman modern. Pada 1682, ibu George mengatur agar dia menikahi Sophia Dorothea yang sangat kaya dari Celle, seorang bangsawan Jerman. 

Pernikahan itu tidak bahagia sejak awal, terutama karena George merasa itu memiliki hak dalam memiliki wanita simpanan, yang dia banggakan di depan pengantin mudanya.

Tetapi keadaan menjadi lebih buruk ketika Sophia mencoba menemukan kisah cintanya sendiri dan memulai hubungan dengan Philip Christoph von Königsmarck, seorang bangsawan Swedia.

Ketika George mengetahui tentang hubungan itu, keadaan menjadi panas, dan dia secara fisik menyerang Sophia dan mulai memukulinya. 

Ketika George yang brutal meninggalkan Hanover untuk mengambil peran barunya sebagai Raja Britania Raya pada 1714, ia melakukannya tanpa Sophia di sisinya karena ia telah menceraikan Sophia pada 1694 dan memenjarakannya selama sisa hidupnya.

Sementara kekasih Sophia, Königsmarck dibunuh dan membuat kisah cinta mereka menjadi tragis.

Baca Juga: Baru Lahir, Bayi Pangeran Harry dan Meghan Markle Sudah Dobrak Banyak Tradisi Kerajaan yang 'Sakral'

6. Lady Diana dan Pangeran Charles

Ketika Lady Diana Spencer yang berusia 20 tahun menikah dengan Pangeran Charles, putra sulung Ratu Elizabeth II dan pewaris tahta Inggris pada 29 Juli 1981, itu dirayakan sebagai pernikahan dongeng. 

Tapi pernikahan itu dengan cepat akan menjadi dongeng yang gelap. Diana kemudian menggambarkan hari pernikahannya sebagai " hari terburuk dalam hidupku". Karena itu adalah awal dari pernikahan yang membawa malapetaka yang akan mengubah kedua kehidupan mereka.

Diana merasa kesal pada protokol kehidupan kerajaan yang ketat dan mengasingkan diri. Charles menemukan hubungan asmara dengan wanita simpanan, dan segera Diana memiliki kekasihnya sendiri. 

Pasangan itu menyiarkan aib mereka di depan umum. Ketika pasangan kerajaan berpisah pada tahun 1992 dan bercerai empat tahun kemudian, itu adalah bukti bahwa bangsawan tidak selalu bisa hidup "bahagia selamanya."