Gunung Agung Kembali Meletus: Jika Ada Gunung Berapi Meletus, Mereka Tak Akan Pengaruhi Gunung-gunung di Dekatnya

Mentari DP

Penulis

Gunung Agung meletus dan memutahkan lavanya. Akibatnya, lava menyembur ke luar dari kawah dan menuruni lereng sejauh 3 km.

Intisari-Online.com – Erupsinya Gunung Agung di Bali pada Jumat (24/5/2019) malam masih menjadi perhatian beberapa pihak.

Bagaimana tidak, gunung api ini meletus selama empat menit dan 30 detik dan memutahkan lavanya.

Akibatnya, lava menyembur ke luar dari kawah dan menuruni lereng sejauh 3 km.

Hanya saja Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mengatakan, tidak ada evakuasi segera karena desa-desa tersebut berada dalam zona aman.

Baca Juga: Gunung Agung Kembali Meletus: Menurut NASA, Jika Gunung Agung Meletus, Maka Itu Berita Bahagia Bagi Kehidupan Umat Manusia

Walau begitu, aktivitas Gunung Agung memang sering membuat warga Indonesia khawatir.

Tak terkecuali, bagi mereka yang memang tinggal di Bali.

Sebab banyak yang beranggapan ketika sebuah gunung meletus, ia akan berdampak pada gunung api terdekatnya.

Benarkah hal tersebut?

Jawabannya salah.

Sebenarnya, meski berada pada lempeng Bumi yang sama,gunung berapi yang berdekatan tidak akan otomatis menyusul gunung di dekatnya yang meletus.

Penentunya disebut bukan kesamaan lempeng, melainkan pada aktivitas masing-masing dapur magma gunung.

"Jadi, tidak ada gunung yang bersambung, semua magma terpisah. Kalau ada yang bilang satu meletus yang lain akan ikut, itu tidak begitu," kata Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hariyadi Permana seperti dilaporkan olehKompas.compada Kamis (20/2/2014) silam.

Baca Juga: Gunung Agung Kembali Meletus: Legenda Gunung Agung, Potongan Gunung Mahameru yang Jatuh di Tanah Bali saat Diangkat oleh para Dewa

Oleh sebab itu, tidak ada perambatan aktivitas vulkanik gunung yang sedang meletus ke gunung-gunung terdekatnya.

Meskipun sumber magma memang dari lempeng meleleh yang sama, setiap aktivitas vulkanik setiap gunung dikontrol oleh hal yang berbeda.

Sebagai contoh, aktivitas Gunung Sinabung di Sumatera Utara tak serta-merta membuat gunung-gunung di sekitarnya bereaksi.

Pada kurun waktu aktivitas Gunung Sinabung meningkat, justru Gunung Kelud di Jawa Timur dan Gunung Anak Krakatau di Banten yang meletus.

Bagi Hariyadi, fakta ini menegaskan tidak adanya rembetan aktivitas gunung berapi sekalipun jaraknya berdekatan.

Aktivitas vulkanik Gunung Sinabung dan Gunung Kelud sama, yaitu ada lempeng yang tersuduksi pada kedalaman 400 kilometer, meleleh dan naik ke permukaan dalam bentuk cair.

"Begitu cairan lelehan lempeng menemukan retakan-retakan, maka dia akan keluar," ujar Hariyadi.

Hal ini menjelaskan fenomena luncuran atau lelehan hanya terjadi pada satu sisi gunung, karena di sisi lain tak ada retakan yang bisa ditembus lelehan tersebut.

Naiknya status aktivitas gunung berapi secara bersamaan memang mungkin saja terjadi.

Hal ini terjadi pada gunung yang berada pada daerah lempeng bumi yang sama.

Ketika lempeng tersebut bergeser, gunung-gunung tersebut akan mengalami peningkatan aktivitas.

Namun, belum tentu lempeng lokasi gunung tertentu meleleh maka lempeng lain juga akan meleleh.

"Banyak kondisi di bawah permukaan (bumi) yang berbeda," tegas Hariyadi.

Jadi, Anda tidak perlu khawatir bahwa jika Gunung Agung kembali erupsi atau meletus akan membuat gunung berapi lainnya di dekatnya juga akan mengalami hal yang sama.

Baca Juga: Studi: Orang yang ‘Kuper’ Ternyata Lebih Pintar, Ini Alasannya

Artikel Terkait