Penulis
Intisari-Online.com - Bagi orang-orang yang menjaga kesehatannya tentu saja menghindari gula untuk dikonsumsi karena memiliki pengaruh bagi kesehatan.
Jika kadar gula naik, hal buruk yang mungkin menanti adalah penyakit diabetes.
Penyakit ini disebabkan oleh tingginya kadar gula dalam darah.
Oleh karena itu banyak sebagian orang yang menjaga kesehatannya tentu meminimalkan konsumsi gula.
Sampai saat ini, saran untuk mengurangi konsumsi gula masih berlaku mengingat angka penderita diabetes semakin hari semakin tinggi.
Yang menyebabkan tingginya jumlah penderita diabetes adalah pola makan tinggi lemak dan tinggi gula serta kurang aktivitas fisik.
Bila tidak ditangani, diabetes dapat memunculkan risiko komplikasi pada mata, ginjal, jantung, aneka gangguan kesehatan lainnya.
Untuk konsumsi gula perhari, menurut American Heart Association, batasan maksimal dalam sehari yang diperbolehkan pada pria adalahdelapan sendok teh (sekitar 36 gram) serta enam sendok teh pada wanita (sekitar 25 gram).
Meski sudah tahu mengonsumsi gula kebanyakan bakal berisiko pada diabetes, ternyata angka diabetes tetap tinggi, bahkan meningkat terus.
Memang, dalam dunia kesehatan, gula cukup identik dengan diabetes. Tetapi, kali ini para peneliti dari Swedia memanfaatkan gula dengan cara yang berbeda.
Para peneliti tersebut mengembangkan teknik pencitraan magnetik baru yang memanfaatkan gula untuk menilai keganasan tumor pada pasien kanker.
Teknik pencitraan baru ini telah dikombinasikan dengan pengujian gula alami sebagai pengganti logam dalam agen kontras. Pengujian dilakukan pada tiga orang yang memiliki tumor dan empat orang sehat.
Baca Juga: Mengalami Menstruasi Teratur dan Tidak Sadar Jika Hamil, Wanita Ini Mendadak Melahirkan
Seperti yang dilansir melalui thehealthsite,hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat tumor ini dapat diperiksa dengan menyuntikkan sejumlah kecil gula ke dalamnya. Setelah itu, mereka dapat mengukur berapa banyak gula yang yang dikonsumsi oleh tumor tersebut.
Semakin banyak gula yang dikonsumsi, maka semakin ganas tumor yang tersebut. Jika gula menggantikan logam sebagai agen kontras tubuh, ini juga dapat memiliki efek psikologis positif dengan membuat pasien menjadi lebih tenang.
Tak hanya itu, agen kontras berbasis gula juga relatif lebih murah daripada agen berbasis logam. Ini tentu saja mengarah pada penurunan biaya perawatan medis.
Namun, agen kontras berbasis gula tidak dapat digunakan dalam pemeriksaan pasien diabetes yang mungkin memiliki kanker. ( Soesanti Harini Hartono/Grid Health)
Baca Juga: Beruntung, Seorang Pencari Logam Temukan 1,4 Kg Emas Seharga Rp1,4 Miliar
Artikel ini pernah tayang di Grid Health dengan judulMeski Dimusuhi, Gula Mampu Deteksi Keberadaan Tumor Di dalam Tubuh