Inilah Nero, Kaisar Romawi yang Gila Kemewahan, Tirani, Namun Mengakhiri Hidupnya dengan Bunuh Diri

Tatik Ariyani

Penulis

Pada tahun 65 M, muncul sebuah konspirasi antara seorang bangsawan, bersama dengan ksatria, senator, dan penyair.

Intisari-Online.com- Nero adalah keponakan kaisar Romawi. Ia lahir pada 37 M .

Setelah kematian ayahnya, ibunya menikah dengan pamannya, Claudius, dan membujuknya untuk menjadikan Nero sebagai penggantinya.

Nero naik tahta pada usia 17 tahun, kelak akan membunuh ibunya karena menolak diintervensi.

Dia menghabiskan banyak uang dan berperilaku tidak pantas hingga akhirnya melakukan bunuh diri.

Baca Juga : Termasuk Gladius, Pedang Hispanik Terkenal Legiun Romawi, Ini 4 Senjata Romawi Kuno

Kehidupan Awal Nero

Nero terlahir dengan nama Lucius Domitius Ahenobarbus, putra Gnaeus Domitius Ahenobarbus dan Agrippina, yang merupakan cicit dari Kaisar Augustus.

Dia dididik dalam tradisi klasik oleh filsuf Seneca dan mempelajari Yunani, filsafat, dan retorika.

Setelah Ahenobarbus meninggal pada 48 AD, Agrippina menikahi pamannya, kaisar Claudius.

Claudius kemudian meninggal pada tahun 54 M dan Nero mulai mewarisi tahta sebagai kaisar pada usia 17 tahun.

Baca Juga : Waduh, Ternyata Sabun Antibakteri Justru Dapat Picu Kanker, Ini 5 Zat Berbahaya yang Jadi Penyebabnya

Saat menjadi kaisar, Agrippina, ibunda Nero, berusaha untuk menyetir pemerintahan Nero.

Agrippina juga mencoba untuk menegaskan otoritasnya dalam kehidupan pribadi Nero.

Nero yang merasa terkekang pada banyak bidang nampaknya semakin muak dengan tingkah ibunya dan mengambil tindakan dengan membunuhnya.

Pemerintahan Nero

Hingga tahun 59, Nero digambarkan sebagai pemimpin yang dermawan.

Baca Juga : Bau Mulut Saat Berpuasa, Tenang Atasi Saja dengan 4 Kiat Trik Ampuh Berikut

Dia menghapuskan hukuman mati, menurunkan pajak dan mengizinkan para budak untuk protes terhadap tuannya.

Namun setelah pembunuhan Agrippina, gaya hidup Nero berubah menjadi hedonis yang tidak hanya ditandai oleh kemewahan diri, tetapi juga tirani.

Dia menghabiskan sejumlah banyak uang untuk kegiatan artistik.Sekitar tahun 59 M, dia mulai memberikan pertunjukan publik sebagai seorang penyair dan pemain kecapi.

Sekitar tahun 62 M, tuduhan pengkhianatan terhadap Nero dan Senat mulai muncul.

Baca Juga : Menurut Penelitian, Nenek dari Pihak Ibu Lebih Sayang pada Cucunya, Benarkah Demikian?

Nero kemudian menerapkan reaksi kasar atas segala bentuk ketidaksetiaan dan kritik.

Dia mulai membunuh banyak komandan tentara, saingan, dan politisi.

Kematian Politik Akhir Hayatnya

Pada tahun 65 M, muncul sebuah konspirasi antara seorang bangsawan, bersama dengan ksatria, senator, penyair dan mantan mentor Nero, Seneca yang bertujuan untuk membunuh Nero.

Hanya tiga tahun kemudian, pada bulan Maret, 68, gubernur Gaius Julius Vindex memberontak terhadap kebijakan pajak Nero.

Dia merekrut gubernur lain, Servius Sulpicius Galba, untuk bergabung dengannya dan menyatakan dirinya sebagai kaisar.

Baca Juga : Rayakan Ulang Tahun ke-12, Gadis Ini Beli BMW Rp2 Milliar dengan Uang Sendiri, Ternyata Ini Sumber Kekayaannya

Bahkan pengawal Nero sendiri mulai membelot.

Takut bahwa kematiannya sudah dekat, Nero melarikan diri namun akhirnya kembali ke istananya dan menemui segala bentuk pemberontakan.

Dia akhirnya menerima kabar bahwa Senat telah mengutuknya hingga mati dan memilih untuk bunuh diri.

Karena kesusahan melakukan bunuh diri, sekretarisnya, Epafroditos, membantu Nero untuk mengakhiri hidupnya. (Muflika Nur Fuaddah)

Artikel Terkait