Bekerja Sebagai Tukang Cuci dan Merawat 2 Anak, Beginilah Kisah Pilu Istri dari KPPS yang Meninggal Saat Pemilu 2019

Ade S

Penulis

Namun di baliknya ada kisah duka yang dialami oleh beberapa orang khususnya keluarga yang ditinggalkan oleh petugas yang gugur dalam pemilu 2019.

Intisari-online.com - Pemilu 2019 mungkin telah terlewati.

Namun di baliknya ada kisah duka yang dialami oleh beberapa orang khususnya keluarga yang ditinggalkan oleh petugas yang gugur dalam pemilu 2019.

Misalnya Hartini, gurat kesedihan karena ditinggal pergi selama-lamanya oleh suaminya, Pamuji Ruswandi (46), masih terukir jelas di wajah Hartini (33), Selasa (23/4/2019).

Ya, Hartini adalah istri dari anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS)yang meninggal dunia akibat kelelahan setelah menjalankan tugas di tempat pemungutan suara (TPS) nomor 70 di Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Solo.

Baca Juga : Kisah Agung, Pengantar Galon yang Lolos jadi Anggota Dewan, Padahal Awalnya Banyak Diremehkan

Sepeninggal suaminya, Hartini harus merawat seorang diri dua anaknya bernama Gadis Septa P (6) dan Arysuta Nitimanta (1,5) di sebuah rumah yang sangat sederhana sekali.

Untuk menjangkau rumahnya di lingkungan padat di Kampung Cengklik RT 01 RW 019, harus melewati gang sempit sekitar puluhan meter.

"Masih terbayang kenapa terakhir kalinya tidak mencium dan memeluknya saat akan bertugas ke TPS," kata Hartini yang matanya mulai tampak berkaca-kaca.

Rumah alhamarhum Pamuji yang diberi tugas mengamankan jalannya pencoblosan hingga rekapitulasi Pemilu 2019 itu, tampak sederhana hanya 3x4 meter.

Baca Juga : Peringati Hari Bumi, Miliarder Swiss Ini Sumbang Rp14,1 Triliun untuk Selamatkan Bumi

Itu pun bagian tembok belum belum sempurna disemen sehingga seperti rumah yang belum selesai dibangun.

Pamuji kata Hartini sehari-hari harus banting tulang menjadi petugas keamanan kompleks, sehingga pertama kalinya dalam hidupnya ikut menjadi KPPS di TPS saat Pemilu 2019 ini.

"Bahkan saya selama ini juga ikut bantu cari duit, ya cuci dan setrika baju tetangga di kampung untuk bertahan hidup," tuturnya.

"Dari pengamanan di TPS lumayan dapat honor Rp 450 ribu," jelasnya membeberkan.

Baca Juga : Kisah Bocah Laki-laki di Nias Selatan yang Nekat Jalan Bertelanjang Kaki di Samping Jenderal Bintang Dua

Namun kini, Hartini tampak kebingungan ditinggal suaminya yang selama ini memberikan nafkah untuk dirinya, dan dua anaknya yang masih kecil.

"Saya mengandalkan dari buruh cuci dan setrika baju untuk menghidupi dua anak saya, tapi entah cukup atau tidak," ujarnya tampak sedih.

"Karena kan upahnya gak seberapa," jelasnya.

Dia berharap pemerintah dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat bisa memberikan asuransi bagi keluarga anggota KPPS berkategori tidak mampu secara finansial yang ditinggal selama-lamanya.

Baca Juga : 6 Bulan Setelah Jalani Operasi Hidung, Wanita Mengeluarkan Kapas saat Bersin

"Karena selama ini suami saya tidak ada riwayat atau mengeluh sakit," ungkapnya.

"Kami sangat berharap ada bantuan asuransi bagi mereka yang gugur karena kelelahan membantu kelancaran Pemilu 2019," aku dia berharap.

Sebelumnya, seorang petugas di TPS nomor 70 Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Solo meninggal dunia karena kelelahan usai membantu dan mengamankan Pemilu 2019.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Solo, Nurul Sutarti mengungkapkan, petugas bernama Pamuji Ruswandi (46) yang tergabung dalam Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS)itu, diduga karena kelelahan.

Baca Juga : Pasca-Ledakan: Kini Jalanan Sri Lanka Sunyi Sepi Tanpa Tawa Anak-anak, Semua Orang Takut Keluar Rumah

Yakni usai mengurusi persiapan pencoblosan 17 April 2019 hingga proses rekapitulasi perhitungan suara yang dilakukan di wilayahnya.

"Pak Pamudji ini di TPS nomor 70 Kelurahan Nusukan jadi petugas keamanan, beliau meninggal Sabtu (20/4/2019)," ungkapnya kepadaTribunSolo.com, Selasa (23/4/2019).

Warga Kampung Cengklik RT 01 RW 019, Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Solo itu lanjut dia, sebelumnya tidak ada masalah dengan kesehatannya.

"Anggota kami itu meninggal setelah tiga hari membantu pengamanan pencoblosan hingga perhitungan suara," ungkapnya.

Dia menambahkan, Pamuji dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Kragilan dengan meninggalkan istri, Hartini dan dua putrinya, Gadis Septa P serta Arysuta Nitimanta.

"Kami dari KPU Solo turut belasungkawa atas gugurnya petugas KPPS yang telah bekerja dengan baik," jelasnya.(Asep Abdullah Rowi/Tribun Solo)

Artikel ini pernah tayang di Tribun Solo Istri Anggota KPPS yang Meninggal di Solo Andalkan Penghasilan dari Buruh Cuci Tuk Hidupi 2 Anaknya

Artikel Terkait