Penulis
Intisari-Online.com – Ada beberapa pengobatan kanker yang bisa dilakukan, salah satunya adalah dengan imunoterapi.
Imunoterapi adalah pengobatan kanker dengan beberapa manfaat. Untuk alasan ini, meningkatkan efektivitasnya sangat penting.
Imunoterapi kanker memang relatif baru, namun ia memiliki potensi untuk remisi jangka panjang dan efek samping yang lebih kecil.
Menurut Cancer Research Institute, para ilmuwan telah menunjukkan bahwa itu efektif untuk mengobati kanker yang resisten terhadap kemoterapi dan terapi radiasi.
Baca Juga : Metode Pengobatan Melawan Tumor dengan Imunoterapi, Sayangnya Tidak Bisa Pengobatan Tunggal
Imunoterapi bekerja dengan membantu sistem kekebalan tubuh melawan penyakit.
Sel-sel kanker biasanya tidak terdeteksi oleh sistem kekebalan tubuh, tetapi perawatan menggunakan obat-obatan dan zat-zat lain menghasilkan respons yang lebih kuat.
Inhibitor pos pemeriksaan adalah salah satu jenis imunoterapi. Mereka mempengaruhi kemampuan sel kanker untuk menghindari serangan sistem kekebalan tubuh.
Namun, mereka hanya bekerja untuk 20-30 persen penderita kanker. Demikian dilansir dari medical news today.
Baca Juga : Gunakan Imunoterapi, Pasien Kanker Payudara Stadium Akhir Ini Sembuh dengan Sel Kekebalannya Sendiri
Para ilmuwan baru-baru ini menemukan bahwa mikrobioma usus, yang terdiri dari triliunan mikroorganisme usus, memiliki kemampuan untuk mengendalikan sistem kekebalan tubuh.
Sekelompok peneliti dari Parker Institute for Immunotherapy Cancer di San Francisco, CA, dan University of Texas MD Anderson Cancer Center di Houston telah memeriksa apakah ini dapat berdampak pada tingkat keberhasilan imunoterapi.
Hasil yang mengejutkan
Penelitian pendahuluan untuk melihat hubungan antara imunoterapi, mikrobioma usus, dan diet pada penderita kanker.
Baca Juga : Obat Imunoterapi Terbaru ini Dapat Memperpanjang Hidup Pasien Kanker
Secara keseluruhan, dari 113 penderita melanoma metastasis yang telah memulai pengobatan di MD Anderson turut serta menjadi relawan.
Para ilmuwan mempresentasikan temuan mereka pada pertemuan tahunan terbaru American Association for Cancer Research, yang berlangsung di Atlanta, GA.
Para peserta mengisi survei gaya hidup tentang diet, pengobatan, dan penggunaan suplemen mereka.
Para peneliti juga menganalisis sampel tinja mereka untuk membangun gambar masing-masing mikrobioma usus. Mereka juga melacak kemajuan pengobatan peserta.
Baca Juga : Dapat Tingkatkan Kesehatan Sistem Pencernaan, Apa Saja Sumber Makanan yang Mengandung Probiotik?
Satu penemuan mengejutkan terungkap. Mengkonsumsi suplemen probiotik yang dijual bebas berkorelasi dengan 70 persen kemungkinan lebih rendah untuk menanggapi imunoterapi inhibitor pos pemeriksaan.
Sementara itu, hampir setengah (42 persen) dari peserta melaporkan mengonsumsi suplemen tersebut.
Para peneliti juga memperhatikan hubungan antara probiotik dan keanekaragaman mikrobioma usus yang lebih rendah.
Para ilmuwan sudah melihat ini pada orang-orang dengan kanker yang kurang menanggapi imunoterapi.
Baca Juga : Dikenal Sehat untuk Pencernaan, Probiotik Ternyata Tak Hanya Berasal dari Makanan Fermentasi
Jadi, persepsi umum bahwa probiotik membuat mikrobioma usus Anda lebih sehat, kata penulis Christine Spencer, ilmuwan penelitian di Parker Institute.
Namun, dari penelitian selanjutnya menunjukkan itu tidak berlaku untuk pasien kanker.
Pilihan makanan juga tampaknya berdampak. Orang yang makan makanan tinggi serat lima kali lebih mungkin merespons imunoterapi dan memiliki lebih banyak bakteri yang terkait dengan respons positif.
Orang dengan diet tinggi gula tambahan dan daging olahan, di sisi lain, memiliki lebih sedikit bakteri ini.
Baca Juga : Seorang Bayi Terinfeksi Jamur Fatal Gara-gara Probiotik, Benarkah Probiotik Berbahaya?
Diet tinggi serat telah lama terbukti memiliki manfaat kesehatan. Ternyata itu juga terkait dengan respons yang lebih baik terhadap imunoterapi kanker.
Inlah alasan yang baik untuk memasukkan biji-bijian, sayuran, dan buah-buahan dalam makanan sehari-hari kita.
Dalam penelitian ini juga dijelaskan mengapa pada beberapa kanker tidak merespon dengan baik terhadap perawatan imunoterapi.
Ternyata faktor-faktor diet tertentu, terutama pertimbangan suplemen probiotik, dapat berdampak pada tingkat keberhasilan.
Baca Juga : Bukan Cuma Buat Usus, Probiotik Juga Baik untuk Kesehatan Otak
Spencer mengakui bahwa meningkatkan efektivitas imunoterapi mungkin tidak sesederhana itu.
Tetapi dari penelitian ini menunjukkan bahwa diet memainkan peran dalam respons imunoterapi melalui mikrobioma usus dan berharap temuan ini akan memicu lebih banyak penelitian tentang topik ini di komunitas penelitian kanker.
Beberapa percobaan dimulai, seperti menggunakan pil oral dalam upaya untuk mempengaruhi secara positif mikrobioma usus dan respons imunoterapi.