Find Us On Social Media :

Jadi Pengidap HIV, Nina Martinez Donorkan Ginjalnya: Apakah Hal Ini Menimbulkan Risiko Bagi Penerima Organ?

By Tatik Ariyani, Senin, 1 April 2019 | 09:00 WIB

"Banyak orang berpikir seseorang dengan HIV seharusnya terlihat sakit," papar Martinez yang mengatakan gal tersebut kepada The Associated Press sebelum operasi Senin.

"Ini pernyataan yang kuat untuk menunjukkan kepada orang seperti saya yang cukup sehat untuk menjadi donor organ," tambahnya.

Sejak 2016, terdapat 116 transplantasi ginjal dan hati telah dilakukan di A.S. sebagai bagian dari studi penelitian, menurut United Network for Organ Sharing (UNOS) yang mengawasi sistem transplantasi.

 

Satu pertanyaan adalah apakah menerima organ dari seseorang pengidap HIV menimbulkan risiko?

Baca Juga : Naik Mobil yang Ia Kira Mobil Online Pesanannya, Wanita Ini Dibunuh dan Dibuang di Pedesaan

"Tetapi sejauh ini tidak ada masalah keamanan," kata kepala petugas medis UNOS, Dr. David Klassen.

Segev Hopkins mengatakan transplantasi ginjal hari Senin adalah yang pertama di dunia.

Dokter awalnya ragu-ragu untuk mengizinkan pengidap HIV untuk menyumbangkan ginjalnya, karena khawatiran ginjal mereka yang tersisa akan berisiko bagi kesehatannya di kemudian hari karena pengaruh obat-obatan HIV juga virus HIV yang diidap. 

"Tetapi obat anti-HIV yang lebih baru lebih aman dan lebih efektif," kata Segev.

Timnya baru-baru ini mempelajari kesehatan ginjal dari 40.000 orang HIV-positif dan menyimpulkan bahwa pengidap HIV yang terkontrol dengan baik dan tidak ada penyakit yang merusak ginjal lainnya seperti tekanan darah tinggi, "Secara umum, ginjal dari donor yang hidup bertahan lebih lama," tambah Dr Niraj Desai, ahli bedah Hopkins yang merawat penerima donor ginjal Nina Martinez.

Baca Juga : Benarkah Asupan Gizi dan Kualitas Hidup Vegetarian Tak Lebih Sehat Daripada Pemakan Daging?