Find Us On Social Media :

Es Everest Mencair, Jasad-jasad Pendaki Muncul ke Permukaan, Penyakit Kuno nan Mematikan Mengancam Manusia

By Ade S, Sabtu, 23 Maret 2019 | 19:00 WIB

Belum terlalu jauh dia kembali dengan pergelangan kaki bengkok, buta, dan kelelahan.

Dia ditemukan tahun 1935, ekspedisi itu terdokumentasikan dalam buku harian di dekat mayatnya.

3. Hannelore Schmatz dan Ray Genet (Jerman)

Pada 1979 Hannelore Schmatz bersama Ray Genet dalam perjalanan turun memutuskan untuk bermalam di camp dalam kantong tidur tanpa penutup kepala.

Setelah terjadi badai salju, Ray meninggal karena hipotermia sedangkan Hannelore menyerah kelelahan hanya sejauh 330 kaki dari perkemahan.

2. Karl Gordon Henize (Amerika)

Pada 1993 Karl Gordon Henize seorang profesor dan ilmuwan NASA mengambil cuti untuk mendaki Everest.

Dia ingin menguji alat NASA untuk radiasi di tempat berbeda guna mempelajari efek pada jaringan tubuh manusia.

Namun pada hari kedua Henize mengalami kegagalan paru-paru, dia tidak dapat turun dari gunung dan meninggal pada ketinggian 18.000 kaki.

1. Francys Arsentiev (Amerika)

Pada 1998 Francys Arsentiev mendaki bersama suaminya, namun ketika suaminya berhenti di camp, Francys melanjutkan perjalanan sendiri tanpa suplemen oksigen.

Sehari kemudian suaminya dengan membawa oksigen serta obat-obatan menemukan jasad istrinya telah membeku. (Muflika Nur Fuaddah)

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gletser Everest Mencair, Sejumlah Mayat Muncul ke Permukaan" dan Intisari-Online.com dengan judul "Kisah Memilukan Jasad-jasad 'Abadi' para Pendaki Gunung Everest, Mereka yang Tak Pernah Kembali".

Baca Juga : Kisah Kerajaan Mataram: Saat Raja dan Putra Mahkota Jatuh Cinta Pada Wanita yang Sama

Baca Juga : Kisah Tim Ekspedisi Everest '97 yang Digagas Prabowo untuk Taklukkan Puncak Dunia