Find Us On Social Media :

Kisah Heroik Taufik, Bocah Penyandang Disabilitas yang Selamatkan Puluhan Wisatawan Pasca Gempa di Lombok

By Intisari Online, Sabtu, 23 Maret 2019 | 11:00 WIB

Intisari-Online.com – Masih ingat mengenai gempa tektonik 5,8 Skala Richter yang terjadi di air terjun Tiu Kelep?

Diketahui pada Minggu (17/3/2019), terjadi gempa tektonik 5,8 Skala Richter di Air Terjun Tiu Kelep, Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.

Akibatnya terjadi longsor di obyek wisata di kaki Gunung Rinjani tersebut.

Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Barat, ada beberapa korban tewas dan sekitar 40 wisatawa terjebak di lokasi.

Baca Juga : Viral Video Wanita Jilat Kursi Toilet Pesawat: Ini Bakteri dan Penyakit yang Bisa Menular Lewat Kursi Toilet

Sebagian besar wisatawan tersebut adalah wisatawan mancanegara asal China dan Malaysia.

Namun di tengah evakuasi, muncul Taufik (7), bocah penyandang disabilitas yang berhasil menjadi penyelamat bagi puluhan warga negara Malaysia yang menjadi korban luka.

Menurut sejumlah warga Malaysia yang selamat, mereka sangat berterima kasih dan bersyukur telah diselamatkan warga, termasuk Taufik.

Di mana ia lelah menunjukkan jalur aman untuk kembali dan mendapatkan pertolongan.

"Hari ini kami akan pulang ke Malaysia dan sungguh anak kecil yang menolong kami, sangat hebat", kata Wong Siew Lim (56), Jumat (22/3/2019).

Pasca-gempa Kamis kemarin, Taufik bersama kerabatnya diundang ke Rumah Sakit Umun Provinsi (RSUP) NTB, dalam konferensi pers bersama Duta Besar Malaysia, Global Peace Mission Malaysia, Bupati Lombok Utara Nazmul Ahkyar, dan tim dokter RSUP NTB.

Semua pihak mengapresiasi keberanian Taufik kecil, terutama Kedutaan Malaysia, yang menyebutnya sebagai pahlawan penyelamat. 

Baca Juga : Lakukan Tantangan Dengan Makan Cookies Sebanyak Mungkin, Nyawa Wanita Ini pun Melayang

Rasa syukur dan kagum atas keberanian bocah itu membuat Kedutaan Malaysia, para korban, dan petugas Global Peace Mission Malaysia memberi penghargaan pada Taufik yang selama ini menjadi pemandu wisata di jalur Air Terjun Tiu Kelep maupun Air Terjun Sendang Gile, Senaru, yang berdekatan.

Syahrir Azfar Bin Saleh, Ketua Pengawai Operasi Global Peace Mission Malaysia mengungkapkan, Taufik akan diperiksa kesehatannya dan mendapat pengobatan serta akan disekolahkan hingga jenjang universitas.

Bupati Lombok Utara Nazmul Akhyar juga sangat bangga pada Taufik.

Dia ikhlas jika Taufik dibawa ke Malaysia untuk menjalani pengobatan, Bupati mengakui selama ini tidak tahu jika Taufik menjadi pemandu cilik bagi wisatawan di kawasan air terjun Tiu Kelep.

"Ya demi kebaikan adik Taufik kita harus mengikhlaskan ya. Kita akan lihat nanti jika Taufik berhasil atas bantuan pemerintah Malaysia," kata Nazmul.

Bupati juga membenarkan jika Taufik belum bersekolah karena membutuhkan sekolah khusus, dan Pemkab Lombok Utara juga akan mengupayakannya.

Wong Siew Lim, warga Malaysia yang mengalami luka robek di bagian kepala mengaku sangat kagum atas keberanian Taufik.

Dia sangat berterima kasih ada bocah yang tak bisa bicara dan mendengar tetapi bersedia menunjukkan jalur keluar yang aman dari Tiu Kelep pascalongsor yang menerjang mereka.

"Kejadian gempa sangat tiba-tiba, bahkan kami baru menikmati keindahan air  terjun, tak sampai setengah jam, gempa bumi disertai longsor datang, kami sangat ketakutan," kata Lim.

Lim dan keluarganya sangat berterima kasih pada Taufik dan pemerintah daerah NTB yang memperhatikan mereka dari kejadian hingga menjelang mereka pulang hari ini.

Menurut rencana, seluruh warga negara Malaysia yang dirawat di RSUP NTB, Jumat (22/3/2019) ini akan kembali ke negara mereka melalui Bandara Internasional Lombok.

Pejabat Kedutaan Malaysia dan korban luka mengucapkan rasa terima kasih atas penanganan yang mereka dapatkan di Lombok, NTB.

Mereka berjanji akan kembali dan turut memajukan pariwisata di Lombok. (Fitri Rachmawati)

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Taufik, Bocah Disabilitas dari Lombok yang Jadi Pahlawan Warga Malaysia")

Baca Juga : Kisah Iban, Pemuda Asal Buton yang Berkuliah di 3 Kampus Sekaligus di 3 Negara Berbeda, dan Dapat 3 Gelar Master