Find Us On Social Media :

Hendak Lakukan Kuret, Wanita Wajib Paham Prosedurnya, Karena akan Sangat Pengaruhi Sistem Reproduksi

By Afif Khoirul M, Jumat, 22 Maret 2019 | 19:30 WIB

Intisari-online.com - Kuret, namanya bagi wanita dewasa pasti tidak asing mendengar istilah satu ini.

Meski sering mendengarnya, tampaknya masih sedikit sekali wanita yang paham betul dengan prosedur satu ini.

Kuret dalam bahasa medis dikenal dengan nama D&C (dilation and curettage), dalam Bahasa Indonesia disebut dengan dilasi dan kuretase.

Bagi wanita yang melek ilmu kesehatan, pasti tahu apa itu kuretase alias kuret. Walau memang tidak tahu secara mendetail, khususnya prosedur kuretase.

Tapi bagi wanita yang sempat hamil, tapi tidak lanjur karena berbagai hal, harusnya paham betul apa itu kuret.

Karena dirinya pasti telah merasakan kuretase.

Baca Juga : Tambahkan Kebaikan Oats di Menu Favoritmu dan Menangkan Hadiah Jalan-jalan ke Bangkok!

Asal tahu saja, wanita yang menjalani kuret sebelumnya harus menyiapkan hati, mental dan fisik untuk melakukan proses kuret.

Penting juga untuk diketahui, kuret tidak saja dilakukan pada wanita yang kehamilannya tidak berlanjut dan keguguran.

Kuret juga dilakukan untuk mendiagnosis suatu penyakit, seperti pendarahan pada uterus, pendarahan setelah menopous, atau ketika ibu mengalami polip rahim dan kanker Rahim.

Sampai sini secara garis besar kita sudah bisa mengetahui apa itu kuret alias kuretase.

Baca Juga : Rambut Mulai Beruban Padahal Usia Baru Kepala Dua? Bisa Jadi Kebiasaan Merokok yang Jadi Penyebabnya

Ya, ini adalah tindakan medis, tepatnya tindakan bedah untuk melakukan pengerukan dinding rahim.

Tujuannya untuk membersihkan rahim dari sisa janin, mengatasi plasenta yang melekat pada rahim, hamil anggur, dan perdarahan setelah lewat menopause.

Kuret penting dilakukan supaya kesehatan Ibu, terutama organ reproduksinya, kembali pulih.

Karena jika sisa-sisa janin dibiarkan di dalam rahim, selain muncul gangguan kesehatan, seperti: perdarahan dan sakit perut, juga dikhawatirkan akan muncul penyakit berbahaya, semisal kanker.

Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!

Dikutip dari Mayo Clinic, saat melakukan dilatasi dan kuret, dokter akan menggunakan langkah kecil untuk membuka rahim, bisa menggunakan obat perangsang ataupun alat.

Sebab leher rahim ibu tentu tidak terbuka sendiri setelah mengalami keguguran.

Pada saat melahirkan, tubuh ibu secara otomatis merangsang pelebaran leher rahim dan juga dengan bantuan dari dorongan kepala bayi.

Sedangkan, pada saat keguguran, tubuh ibu tidak merangsang pelebaran leher rahim, sehingga perlu dilakukan dilatasi untuk membuka leher rahim.

Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur

Dokter kemudian menggunakan alat bedah yang disebut kuret, untuk mengangkat jaringan rahim.

Alat kuret yang digunakan dalam D&C ini bisa tajam atau menggunakan alat isap.

Lalu bagaimana prosesnya?

Pra Kuret

Dokter akan meminta pasien yang akan dikuret membatasi makanan dan minuman.

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin memulai proses pelebaran serviks beberapa jam atau bahkan sehari sebelum prosedur.

Hal ini akan membantu rahim terbuka secara bertahap, dan biasanya dilakukan saat rahim perlu dilatasi lebih dari pada D&C standar, seperti saat penghentian kehamilan atau dengan jenis histeroskopi tertentu.

Dokter biasanya menggunakan obat yang disebut misoprostol (Cytotec), diberikan secara oral atau vaginal untuk melembutkan leher rahim, atau memasukkan batang ramping yang terbuat dari laminaria ke dalam rahim.

Laminaria secara bertahap mengembang dengan menyerap cairan di rahim sehingga rahim terbuka.

Untuk dilatasi dan kuretase, akan menerima anestesi.

Pilihan anestesi tergantung pada alasan D&C dan riwayat kesehatan.

Bentuk anestesi lainnya memberikan sedasi ringan atau menggunakan suntikan untuk mematikan hanya area kecil (anestesi lokal), atau daerah yang lebih luas (anestesi regional) pada tubuh.

Pelaksanaan Kuret

Pasien berbaring telentang di atas meja operasi sementara tumit berada di tempat yang disebut sanggurdi.

Dokter akan memasukkan alat yang disebut spekulum ke dalam vagina, seperti saat tes Pap Smear untuk melihat serviks.

Lalu dokter memasukkan serangkaian batang yang lebih tebal dan tebal ke dalam serviks untuk perlahan melebarkannya sampai cukup terbuka.

Setelah itu alat dilatasi dikeluarkan dan memasukkan alat berbentuk sendok dengan tepi tajam, atau alat hisap dan menghilangkan jaringan rahim.

Karena tidak sadar atau terbius selama D&C, seharusnya tidak akan merasakan sakit apapun.

Usai Dikuret

Setelah melakukan kuret, pasien tinggal beberapa jam di ruang rawat agar dokter dapat memantau jika terjadi pendarahan atau ada komplikasi lain pascakuret.

Beberapa jam itu juga digunakan untuk memulihkan fisik akibat efek anastesi.

Jika pasien mendapati general anastesi, mungkin akan merasakan mual atau muntah. Bisa pula mengalami sakit tenggorokan.

Efek samping kuret yang normal akan terasa beberapa hari kemudian, efeknya yaitu kram ringan dan flek.

Untuk mengatasi efek samping itu, dokter mungkin akan memberikan obat ibuprofen (Advil, Motrin I atau obat lainnya.

Pasien akan dapat beraktivitas kembali setelah 1 atau 2 hari pasca kuret.

Perlu diingat, setelah melakukan kuret jangan dahulu memasukan apapun atau berhubungan intim dengan suami.

Hal ini untuk menghindari masuknya kuman atau penyebaran penyakit lainnya.

Konsultasikan pada dokter jika menggunakan tampon atau ingin melanjutkan aktivitas seksual.

Sebab rahim harus membangun kembali lapisan baru setelah kuret. Maka siklus menstruasi selanjutnya mungkin akan mundur.

Jika mengalami kuret karena keguguran, dan ingin hamil lagi, bicarakan dengan dokter kapan waktu yang tepat dan aman untuk mulai mencoba lagi.

Bagaimana? Semoga dengan artikel pendek ini kita sedikit lebih paham mengenai apa itu kuret dan prosedurnya dari mulai pra kuret, pelaksanaan, hingga paska kuret.(Gazali Solahudin/Grid Health)

Artikel ini pernah tayang di Grid Health dengan judul Kuret Namanya Dikenal Prosedurnya Jarang yang Tahu, Padahal Penting Untuk Kesehatan Organ Reproduksi Wanita