Sakit Perut Selama 9 Tahun, Wanita Ini Baru Tahu Ternyata Ia Menderita Kanker Ovarium

Mentari DP

Penulis

Saat mengalami sakit perut ia merasakan rasa sakit dan sempat membuatnya kejang hingga merasakan sensasi ditusuk.

Intisari-online.com - Seorang wanita berusia 24 tahun bernama Amanda Kababbe menderita sakit perut selama 9 tahun.

Namun, selama kurun waktu tersebut dia tidak mengetahui apapun tentang penyakitnya.

Hingga akhirnya, penyakit tersebut berhasil teridentifikasi setelah 9 tahun ia menderita rasa sakit perut.

Menurut Dailymail pada Rabu (13/3/2019), Kabbabe dari Hoboken, New Jersey, Amerika ini sebelumnya mengunjungi dokter untuk menyanyakan penyakitnya.

Baca Juga : Inilah Fatwa-fatwa Katimun

Namun, dokter hanya mengatakan bahwa dia sakit kembung dan perlu makan lebih banyak protein dan karbohidrat.

Mendengarkan saran dokter, ternyata tak membuat kondisi Kabbabe semakin membaik.

Alih-alih mengikuti saran dokter, sehari-hari Kabbabe sudah aktif dalam urusan kebugaran dan menyadari bahwa dietnya tidak salah karena dia selalu berhati-hati.

Akan tetapi, ia masih merasakan rasa sakit dan sempat membuatnya kejang hingga merasakan sensasi ditusuk.

Pada Oktober 2017, Kabbabe pergi ke ruang gawat darurat karena kondisinya, dia merasakan sakit perut seolah seperti tertusuk, dan kram.

Beberapa minggu kemudian, setelah menjalani scan dia didignosis menderita kanker ovarium. Parahnya ada tumor seukuran melon di perutnya.

Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!

Mengetahui hal itu, dia kecewa dan marah dengan saran dokter selama ini, mengapa penyakitnya baru ditemukan setelah 9 tahun lamanya.

Meski demikian, dia mendorong orang lain untuk lebih mengetahui kondisinya sendiri, pasalnya penyakit seperti yang dideritanya rupanya memiliki segudang penjelasan.

Misalnya, penderita kanker ovarium muda biasanya akan merasakan rasa haus, perut kembung ekstrim, hal itu terutama dengan pola makan.

Kabbabe pergi ke Memorial Sloan Kettering Cancer Center di New York, di mana dokter mendiagnosis dirinya dengan tumor sel germinal ovarium ganas, ketika kanker terbentuk di sel telur ovarium.

Menurut American Cancer Society, hanya dua hingga tiga persen dari semua kanker ovarium adalah tumor sel germinal.

"Aku tidak tahu apakah aku akan mati, tetapi atau lega akhirnya memiliki jawaban yang pasti, tetapi aku berusaha tidak menangis," tulis Kabbabe.

Kabbabe juga mengaku merasa marah dengan mantan penasihat kesehatan sebelumnya, yang mengatakan bahwa penyakitnya berasal dari dietnya.

"Saya memutuskan untuk menulis surat kepada mantan (ginekolog) saya yang salah menjelaskan penyakit sata sebelum akhirnya saya berganti dokter," tulis Kabbabe.

Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur

"Saya mengatakan kepadanya bahwa tumor saya, terlepas dari apa yang dikatakan timnya, 100 persen bersifat kanker dan menyarankan agar mereka bekerja dengan benar," terangnya.

"Dia membalas suratnya, dan meminta maaf serta mengakhiri dengan catatan: semoga yang terbaik untukmu," jelas Kabbabe.

Kabbabe menjalani operasi pada November 2017, untuk mengangkat tumor ovarium kanannya. Setelah diangkat tumor sebesar melon ditemukan di dalam tubuh Kabbabe.

Satu minggu kemudian, hasil tes menunjukkan bahwa tumornya stadium 1A grade 3. Ini menunjukkan kankernya tidak menyebar, namun jika itu terjadi bisa berlangsung sangat cepat.

Sebagian besar wanita didiagnosis penyakit ini pada usia di atas 50 tahun, atau wanita pascamenopause.

Kanker ovarium bisa disebut sebagai 'sillent killer', karena mereka terdeteksi pada stadium lanjut ketika penyakit ini sudah menyebar ke bagian lain tubuh.

Sekitar 80 persen kasus didiagnosis ditemukan pada stadium lanjut.

Tetapi jika diketahui sejak dini, seorang wanita masih memiliki peluang lebih dari 90 persen untuk bertahan hidup dalam jangka panjang.

Baca Juga : 8 Makanan Ini Manjur Sembuhkan Pilek, Salah Satunya Ikan Berlemak

Artikel Terkait