Find Us On Social Media :

Menalar Mitos: Ungkap Jejak Tsunami Purba dalam Mitos Nyi Roro Kidul

By Muflika Nur Fuaddah, Kamis, 14 Maret 2019 | 18:30 WIB

Menalar Mitos

Kisah ini menarik perhatian Eko sebagai peneliti paleotsunami.

"Apakah cerita itu hanya benar-benar sebuah cerita rekaan atau mitos saja?

Atau cerita itu sebenarnya sebuah metafor tentang sebuah gelombang di masa lalu?" ucap Eko.

"Nah, ketika itu tahun pendirian kerajaan Mataram Islam sendiri terjadi pada 1586, penyerbuan Hadiwijaya terjadi tahun 1584, dan hasil dating atau penanggalan (jejak tsunami purba) yang saya dapatkan plus minus 400 tahun yang lalu.

Maka, seolah-olah ini menjadi waktu-waktunya sangat sinkron," tegasnya.

Eko menduga kisah tentang Nyi Roro Kidul ini adalah sebuah metafora.

"Bahwa gelombang besar itu terjadi benar.

Tapi kemudian karena kebutuhan politik dari Panembahan Senopati yang ingin menjadi raja baru sementara dia bukan berdarah biru, maka dia perlu legitimasi politik," kata Eko.

"Ratu Pantai Selatan sampai meminta Panembahan Senopati untuk menghentikan semedinya.

Seolah-olah, dia direstui untuk menjadi raja. Jangan-jangan kecerdasan politik Panembahan Senopati inilah yang kemudian dia bisa memanfaatkan yang sesungguhnya peritiwa alam," imbuhnya.

Baca Juga : 50 Juta Akun Facebook Dibobol, Pengguna Instagram dan WhatsApp Harus Waspada

Sebagai informasi, letusan gunung pada tahun-tahun tersebut memang benar terjadi.

Hal ini membuat Eko juga mencurigai bahwa hasil temuannya juga merujuk pada gelombang tsunami yang sama dalam kisah tersebut.

"Tapi kemasan yang dihadirkan oleh Panembahan Senopati dan diceritakan itu adalah hasil kerja dia dan ayahnya untuk meminta tolong," ujar Eko.

Di beberapa menit akhir video tersebut, Eko terlihat sedang melakukan kerja lapangan.

Selanjutnya, dia nampak sedang memberikan penjelasan tentang riwayat gempa dan letusan gunung kepada beberapa orang.

Ketika memberikan penjelasan tersebut, dia berkata, "Kejadian gempa dan tsunami (dalam kepercayaan Yunani) selalu dikaitkan dengan Poseidon."

"Yang dilihat oleh orang, saat itu dan sekarang sama yaitu gempa dan tsunami.

Hanya karena orang dari waktu ke waktu memiliki kepercayaan yang berbeda-beda, mereka menjelaskan dengan cara yang berbeda," tegasnya.

Lebih lanjut, Eko juga menyinggung legenda Nyi Roro Kidul di Selatan Jawa. Menurutnya, legenda Nyi Roro Kidul merupakan hal serupa.

"Tugas kita adalah mengungkap cerita-cerita lama yang sebenarnya adalah kejadian yang sungguh-sungguh terjadi.

Hanya karena kepercayaan masyarakat pada saat itu kemudian ceritanya seolah-olah berbeda," ujarnya.

Baca Juga : Benarkah Waktu Makan Malam Pengaruhi Berat Badan Kita?