Find Us On Social Media :

Miss Universe Remaja Meninggal Karena Serangan Jantung pada 19 Tahun, Studi Ungkap Makin Banyak Orang Muda yang Terkena dan Cara Mencegahnya

By Tatik Ariyani, Sabtu, 9 Maret 2019 | 11:00 WIB

Para korban serangan jantung muda ini juga memiliki risiko sama meninggal akibat serangan jantung atau stroke lain, seperti halnya penderita serangan jantung pada orang dengan usia lebih tua.

"Bahkan jika Anda berusia 20-an atau 30-an, begitu Anda mengalami serangan jantung, Anda berisiko mengalami lebih banyak kejadian kardiovaskular dan Anda memiliki risiko yang sama besarnya dengan seseorang yang mungkin lebih tua dari Anda," kata Blankstein.

Para peneliti menemukan bahwa faktor risiko seperti diabetes, tekanan darah tinggi, merokok, riwayat keluarga dengan serangan jantung prematur dan kolesterol tinggi adalah sama antara orang tua dan muda yang menderita serangan jantung.

Untuk penelitian ini, Blankstein dan rekannya mengumpulkan data hampir 2.100 pasien di bawah usia 50 tahun yang dirawat di rumah sakit karena serangan jantung.

Baca Juga : Cara Membentuk Tubuh Agar Terlihat Lebih Seksi Lewat Jari Jemari

Blankstein mengatakan, "Banyak orang berpikir bahwa serangan jantung ditakdirkan untuk terjadi, tetapi sebagian besar dapat dicegah dengan deteksi awal penyakit dan perubahan gaya hidup yang agresif dan manajemen faktor risiko lainnya."

Untuk melindungi diri sendiri dari serangan jantung, Blankstein merekomendasikan untuk menghindari tembakau (rokok), berolahraga secara teratur, makan makanan yang menyehatkan jantung, menurunkan berat badan jika perlu, mengelola tekanan darah dan kolesterol, menghindari diabetes, dan menjauhi kokain serta ganja.

Dalam sebuah studi terkait, Blankstein menemukan bahwa 1 dari 5 pasien penderita serangan jantung di bawah usia 50 juga menderita diabetes.

Penderita diabetes lebih cenderung mengalami serangan jantung berulang dan meninggal karena serangan jantung daripada orang lain.

Pasien membutuhkan perawatan yang agresif dan beberapa obat diabetes dapat mengurangi risiko serangan jantung, kata Blankstein.

Baca Juga : Benarkah Susu Peninggi Badan Bisa Buat Anak Jadi Lebih Tinggi?