Tak Miliki Kedua Lengan, Seorang Pria Tusuk Ayahnya Menggunakan Gunting, Ini Hukuman yang Harus Ditanggungnya!

Ade S

Penulis

Seorang pria dari Whitchurch, Cardiff yang tak memiliki lengan menikam perut ayahnya dengan sebilah gunting yang dipegang di antara jari-jari kakinya.

Intisari-Online.com - Seorang pria dari Whitchurch, Cardiff yang tak memiliki lengan menikam perut ayahnya dengan sebilah gunting yang dipegang di antara jari-jari kakinya.

Dilansir dari Mirror.co.uk pada Minggu (24/2/2019) pria itu adalah Rory O'Conor (23) yang menusuk ayahnya Kevin O'Connor dengan 'senjata darurat' yang ada di rumah mereka.

Setelah insiden itu, korban memerlukan operasi besar.

Meski begitu, dalam sebuah pernyataan yang dibacakan ke Pengadilan Cardiff Crown mengatakan bahwa perhatian utama korban adalah kesejahteraan putranya.

Baca Juga : Jangan Ragu untuk Mencium Pasangan Anda Setiap Hari Karena Bisa Perpanjang Usia dan Tingkatkan Kesehatan

Kevin menambahkan bahwa serangan yang dilakukan putranya tersebut tidak akan menghentikannya untuk tetap mendukung putranya.

Rory dilahirkan tanpa lengan serta memiliki sejumlah kondisi medis lainnya.

Rory bahkan pernah bermain di tim sepak bola dan mengikuti kompetisi renang untuk Wales.

Dikatakan bahwa terdakwa Rory membawa senjata - mata pisau dari salah satu sisi gunting - di antara jari kakinya setelah insiden di mana dia diancam saat berjalan di hutan.

Baca Juga : Inilah 10 Hal yang Harus Berhenti Dilakukan Orangtua untuk Anak-anak Mereka, Hentikan Sekarang Juga!

Pengadilan mendengar orangtuanya 'prihatin dan frustasi' tentang dia membawa senjata.

Pada 3 November lalu, Rory dan ayahnya berdebat tentang mata pisau.

Sang ayah mengambil tongkat sepanjang satu meter dan mendorong dada Rory.

Rory kemudian 'menyerang' dengan kakinya, menebas ayahnya di bagian perut.

Baca Juga : Madu Manuka, Si Manis Yang Jadi Trend karena Nutrisinya 4 Kali Lebih Banyak dari Madu Biasa

Rory mengaku melukai ayahnya atas dasar tindakan yang ceroboh daripada disengaja.

Pengadilan pun mendengar bahwa Rory tidak pernah terjerat kasus sebelumnya.

Sedang ayahnya menggambarkan insiden 3 November tersebut sebagai sesuatu yang'disesalkan', tetapi mengatakan hal itu telah memberi putranya pelajaran yang besar dari kesulitan yang dialaminya.

Sang ayah tidak ingin serangan itu menjadi momen negatif yang menentukan kehidupan putranya karena putranya sebenarnya memiliki kehidupan yang bagus.

Baca Juga : Ingin Keluar dari Grup WhatsApp Tapi Tak Ingin Ketahuan? Ini Cara Amannya

Keluarganya menggambarkan Rory sebagai pemuda yang 'berani dan cerdas'.

Pengacara mengatakan Rory mengalami depresi pada akhir masa remajanya.

Dia mengatakan Rory 'hancur' tentang cedera yang dialami ayahnya atas ulahnya.

Lalu, pengacara mengundang hakim untuk mengikuti rekomendasi dari Layanan Percobaan, yang menyimpulkan bahwa Rory adalah 'seorang pemuda yang tidak bisa dinilai dengan standar normal.'

Pengacara mengatakan Rory akan menyambut baik kesempatan untuk melakukan pekerjaan sosial tanpa dibayar sebagai bagian dari hukuman berbasis komunitas.

Hal itu akan memungkinkannya untuk mendapatkan kebebasan dan bertemu orang-orang baru.

Pengadilan mendengar bahwa Rory bisa melakukan berbagai kegiatan dengan kedua kakinya, seperti mencuci sendiri dan pekerjaan yang tidak dibayar tersebut ditemukan untuknya di lingkungan bengkel.

Pengadilan kemudian menghukum Rory dengan perintah komunitas 12 bulan dengan 100 jam kerja tanpa dibayar dan kursus rehabilitasi.

Baca Juga : 4 Cara Ampuh dan Aman Mengusir Tikus, Termasuk Gunakan Coklat dan Soda

Artikel Terkait