Find Us On Social Media :

Inilah Pulau Penyengat, Pulau Kecil yang Miliki Warisan Budaya Melayu yang Besar

By Intisari Online, Sabtu, 23 Februari 2019 | 14:30 WIB

6. Balai Adat

Kompleks Balai Adat Pulau Pengengat adalah kompleks bangunan yang terdiri dari Balai Adat dan beberapa bangunan kecil di sekitarnya. Balai Adat berbentuk rumah panggung berlanggam Melayu tradisional ini merupakan tempat berkumpulnya warga dan kegiatan lainnya.

Di gedung ini juga terdapat panggung berhias pelaminan khas Melayu dengan warna-warna merah, kuning, hijau. Di kompleks tersebut juga terdapat bangunan Rumah Baca Pulau Penyengat. Di area ini, Anda dapat mencoba permainan gasing. Tersedia juga penyewaan pakaian adat Melayu Pulau Penyengat yang dikelola oleh Pokdarwis setempat dengan biaya sewa Rp25.000.

7. Tempat kuliner

Wilayah pelabuhan utama Pulau Penyengat (menuju pintu masuk gerbang utama), terdapat kedai-kedai makan. Kue mungil derum-derum berbentuk bulat cincin merupakan kue khas daerah tersebut.

Anda bisa mencecapi kuliner khas Melayu Pulau Penyengat, seperti Nasi Minyak, Nasi Dagang, Es Dohot, Daging Kormak, Sambal Lumat, Tamban Masak Asam, Kalio Daging, kue Anta Kesuma, kue Talam Belaok, kue Putri Dua Sebilik, Pacri Bombai, Nasi Melaka, dan lainnya.

8. Yayasan Kebudayaan Indera Sakti Pulau Penyengat

Gedung yayasan yang tak jauh dari Rumah Tabib ini didirikan pada tahun 1982 oleh Raja Hamzah Yunus. Saat ini yayasan dipimpin oleh Raja Malik Hafrizal (45), yang aktif sejak tahun 1996 dan menjadi ketua sejak 2002.

Tempat ini menyimpan naskah dan buku mengenai Pulau Penyengat. Jumlah naskah yang tercatat saat ini sebanyak 317 naskah (117 manuskrip, sisanya karya cetak).

9. Baju kurung

Anda ingin memesan baju kurung aneka model khas Melayu Pulau Penyengat dengan potongan cekak cine, teluk belanga, cekak musang, atau keke? Atau Anda ingin memesan baju kebaya Melayu gaya labuh, pendek atau pesak enam? Jangan khawatir, beberapa penjahit legendaris di pulau ini dapat memenuhi pesanan Anda.

Sebenarnya masih banyak hal lainnya yang dapat Anda lakukan ketika menjelajah Pulau Penyengat. Bercakap dengan warga akan menjadi pengalaman tersendiri. Jika Anda berkeliling Masjid Raya Sultan Riau bersama para tokoh, tak ada salahnya jika Anda belajar berpantun bersama. Sambil berwisata, kita dapat mempelajari khazanah kebudayaan Melayu Pulau Penyengat.

Bagaimana cara menuju Pulau Penyengat? Jika Anda menginap di Tanjungpinang kota, Anda dapat menaiki pompong (kapal) dari Pelabuhan Pulau Penyengat dengan membayar Rp7.000 sekali jalan.

Usai berwisata di Pulau Penyengat, Anda dapat berkeliling Tanjungpinang kota, menikmati nuansa kota lama dengan bangunan pertokoan berarsitektur modern era tahun 50-an, berkeliling Pecinan Tanjungpinang, atau berkeliling kota lama menikmati heritage walk.

Menyusuri kota lama, Anda dapat melihat bangunan kuno, seperti gedung museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah, Gedung Daerah, tugu titik nol Tanjungpinang, dan lainnya. Sekaligus Anda bisa mampir ke warung kopi di sekitar kawasan Jalan Merdeka sekadar mencecapi kuliner kue prata, roti bakar, dan secangkir kopi hitam.

Untuk santap malam, Anda bisa datang ke sentra kuliner Akau Potong Lembu atau aneka restoran, kedai, rumah makan yang tersebar di penjuru Tanjungpinang.

Selagi saya berada di tempat yang menjadi pusat kebudayaan Melayu, maka saya akan menutup tulisan ini dengan sebuah pantun. "Siang malam makan buah pisang, selamat menjelajah Tanjungpinang." (

Artikel ini pernah tayang di nationalgeographic.grid.id dengan judul "Pulau Penyengat, Pulau Kecil dengan Warisan Budaya Melayu yang Besar"

Baca Juga : Bangga! Satelit Nusantara Satu, Satelit Milik Indonesia dengan Teknologi Internet Broadband Kapasitas Lebih Besar