Find Us On Social Media :

Ibunya Dibunuh, Janin Ini Berhasil Diselamatkan: Berapa Lama Janin Dapat Bertahan Hidup Ketika Ibunya Meninggal?

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 22 Februari 2019 | 16:15 WIB

Intisari-Online.com – Romi Septiawan (30), pria di Bengkulu menjadi perbincangan warganet Indonesia setelah dirinya tega membunuh istrinya sendiri yang sedang hamil tua (21/2/2019).

Setelah membunuh sang istri bernama Erni Susanti (29), Romi lalu mengambil bayi dalam perut sang istri dengan cara mengerikan.

Meski sempat melarikan diri, Romi akhirnya berhasil dibekuk oleh pihak Kepolisian.

Saat diinterogasi, Romi mengaku tega membunuh Erni setelah selama 4 bulan selalu cekcok karena dirinya selalu dilarang membukan ponsel milik istrinya tersebut.

Baca Juga : Benarkah Melahirkan Bayi Laki-laki Lebih Sulit dan Lebih Menyakitkan Dibanding Bayi Perempuan? Ini Hasil Penelitiannya

Sang istri memang menghadap Sang Khalik dengan bersimbah darah, namun bayinya dapat terselamatkan.

Fakta ini memunculkan pertanyaan tersendiri. Bagaimana janin dapat selamat ketika ibunya meninggal dunia?

Lebih jauh lagi, berapa lama janin dapat bertahan hidup ketika ibunya meninggal dunia?

Menurut pakar, janin dapat bertahan hidup lama sekali setelah ibu mereka meninggal, tergantung pada kondisi tubuh.

Baca Juga : Bayi 24 Minggu Dikeluarkan dari Janin, Kemudian Dimasukkan Kembali ke dalam Kandungan, Ini Alasannya

Misalnya, jika tidak ada lagi sirkulasi darah pada ibunya, maka ia tidak bisa lagi membawa oksigen ke tali pusat dan janin akan segera mati.

Namun, menurut Life News, jika masih ada sirkulasi darah, oksigen masih bisa diteruskan ke janin melalui tali pusat.

Dalam kasus Beard, ketika ibunya baru saja meninggal, maka prioritas yang harus dilakukan adalah melahirkan bayinya melalui bedah caesar sesegera mungkin.

Baca Juga : Kanker Payudara Terdeteksi saat Sedang Hamil, Wanita Ini Harus Memilih antara Nyawanya atau Janinnya

Namun, dalam kasus lain, ketika kematiannya kurang traumatis, ibu dapat memakai mesin pendukung kehidupan yang cukup lama untuk membiarkan anak berkembang lebih jauh sebelum dilahirkan.

Sebagai contoh, pada tahun 2009, seorang wanita Inggris bernama Jayne Soliman, 41, meninggal karena pendarahan otak ketika dia baru hamil 25 minggu, menurut The Telegraph.

Soliman mendapat dukungan hidup cukup lama untuk putrinya yang akan dilahirkan lewat bedah caesar.

Baca Juga : Benarkah Janin Wanita Hamil Akan Kepanasan Saat Makan Durian? Ini Kebenaran di Baliknya

Mesin pendukung kehidupannya itu dimatikan segera setelah anak itu dilahirkan.

Catatan waktu terlama antara kematian ibu dan kelahiran bayi yang sehat dan hidup adalah 3 bulan, menurut The Huffington Post.

Ini hanya mungkin karena ibu sudah mati otak dan tetap di bawah dukungan kehidupan sebelum dan sesudah mati.

Baca Juga : Polusi Udara Masuk ke Plasenta Diduga Bisa Bahayakan Kesehatan Janin Loh!

Seorang ibu yang mati otak, tetapi jika tidak mampu mempertahankan fungsi tubuh otomatis melalui bantuan kehidupan, secara medis dianggap sebagai inkubator yang disfungsional.

Ada banyak kasus di mana ibu yang mati otak telah melahirkan bayi yang sehat, menurut Los Angeles times, tetapi sifat kematian adalah faktor penting dalam menentukan apakah dapat melahirkan bayi yang sehat.

Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa ada kemungkinan bagi seorang ibu yang terbunuh oleh trauma tubuh atau penyakit dapat melahirkan bayi yang sehat, dan setiap kasus yagn berhasil telah terjadi dengan mesin bantuan hidup yang diberikan sebelum dan sesudah dinyatakan kematian.

Baca Juga : Dari Mendeteksi Janin hingga Mendeteksi Ranjau, Inilah 7 Hewan dengan Kemampuan Luar Biasa

Sementara kehadiran mesin pendukung kehidupan mungkin menunjukkan bahwa ibu secara teknis tidak mati dalam kasus-kasus yang dijelaskan.

Perpustakaan Kedokteran Nasional mendefinisikan kematian otak sama absolutnya dengan kematian karena peredaran darah atau pernapasan.

Jadi, dalam kasus kematian karena peredaran darah atau pernapasan, ketidakmampuan ibu yang meninggal untuk memberikan darah dan oksigen ke janin, berarti ia tidak memiliki peluang untuk bertahan hidup dan akan mati dalam waktu kurang dari satu menit.

 Baca Juga : Hamil Kembar 3, Ibu Ini Justru Diminta Korbankan Satu Janinnya Demi Dua Anak Lainnya. Tegakah?