Tak Melulu Orang Gemuk, Ternyata Kolesterol Tinggi Juga Serang Mereka yang Kurus

Mentari DP

Penulis

Walau identik dengan orang gemuk. Namun tahukah Anda bahwa kadar lemak yang tinggi bukan hanya menyerang orang gemuk?

Intisari-Online.com - Kegemukan atau obesitas menjadi momok bagi sebagian besar dari kita.

Selain faktor penampilan yang kurang menarik, kegemukan menjadi faktor risiko munculnya banyak penyakit.

Kegemukan selalu dikaitkan dengan banyaknya lemak.

Namun tahukah Anda bahwa kadar lemak yang tinggi bukan hanya menyerang orang gemuk?

Baca Juga : Inilah Alasan Anda Wajib Mencuci Organ Vital Setelah Berhubungan Intim

Orang yang kurus atau secara postur ideal pun ternyata bisa mengidap penyakit yang satu ini.

Orang-orang menyebutnya kolesterol tinggi, padahal yang terjadi adalah ketidak-seimbangan antara kolesterol baik dan kolesterol jahat.

Penyakit ini disebut dislipidemia. Apa itu dislipidemia?

Sebelum kita berbicara tentang dislipidemia, kita harus mengenal jenis lemak di tubuh kita, antara lain:

- LDL (low-density lipoprotein atau kolesterol jahat),

- HDL (high-density lipoprotein atau kolesterol baik),

- trigliserida (hasil kelebihan konsumsi karbohidrat yang diubah menjadi lemak), dan

- kolesterol total (akumulasi ketiga jenis kolesterol).

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan jenis lemak dalam plasma darah.

Kelainan jenis lemak yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida, serta penurunan kadar kolesterol HDL.

Jadi, 3 hal ini yang terjadi ketika seseorang menderita dislipidemia, bukan hanya kolesterol tinggi semata.

Kadar lemak dapat diketahui melalui pemeriksaan darah.

Biasanya seseorang disarankan berpuasa terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan ini. Lamanya puasa 10-12 jam.

Faktor yang mempengaruhi kadar lemak antara lain:

1. Genetik

Faktor ini memiliki peranan paling penting untuk menentukan kadar kolesterol total seseorang.

Kadar kolesterol seseorang dapat rendah atau tinggi sesuai kondisi genetiknya.

Kondisi genetik ini sangat banyak, di antaranya hiperkolesterolemia familial, defisiensi lipoprotein lipase familial, dan defisiensi lipase hepatik.

2. Usia

Semakin bertambahnya usia, fungsi organ akan menurun pula.

Fungsi organ yang menurun akan mempengaruhi proses metabolisme kolesterol seseorang.

Baca Juga : Ani Yudhoyono Suka 'Ngantongi' Cabai Rawit, yang Salah Satu Manfaatnya Justru Kurangi Risiko Kanker

3. Gaya hidup

Makanan tinggi lemak, merokok, dan konsumsi alkohol merupakan contoh perilaku yang secara bermakna mempengaruhi kadar kolesterol seseorang.

Semakin sering melakukan hal tersebut, maka kadar kolesterol pun dapat meningkat tajam.

4. Obat anti-kolesterol

Penggunaan obat antikolesterol seperti simvastatin tentu akan mempengaruhi kadar kolesterol darah seseorang.

Simvastatin menurunkan kadar kolesterol melalui penghambatan dalam sintesis atau produksi kolesterol.

Gejala dislipidemia

Dislipidemia biasanya tidak menunjukkan gejala, apalagi bila postur orang tersebut terlihat kurus atau ideal. Namun, ada beberapa gejala yang walaupun tidak begitu khas, namun sering ditemukan pada penderita dislipidemia, yaitu:

- Nyeri perut

- Pusing

- Nyeri dada

- Sesak napas

- Nyeri kepala terutama di tengkuk

- Penurunan atau kenaikan berat badan yang drastis

- Nyeri betis bila berjalan

Bagaimana mengatasi dislipidemia?

Bila Anda terlanjur memiliki kadar lemak darah di atas normal, jangan berkecil hati.

Selain konsumsi obat anti-kolesterol, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencapai kadar lemak ideal.

1. Mengatur asupan makan alias diet

Batasi asupan lemak trans seperti makanan yang digoreng, biskuit asin (crackers), kue kering manis (cookies), roti, dan donat.

Batasi konsumsi karbohidrat hingga kurang dari 60% dari menu sehari-hari.

Makanan seperti nasi, mie, dan pasta dapat meningkatkan trigliserida, karena kelebihan gula akan diubah menjadi lemak jenis ini.

Tingkatkan konsumsi omega 3 dan omega 6 dari ikan atau minyak ikan.

Konsumsi makanan ini mampu meningkatkan HDL (kolesterol baik) dan menurunkan trigliserida.

Diet makanan tinggi serat seperti kacang-kacangan, buah, sayur dan sereal gandum yang memiliki efek hipokolesterolemik.

Baca Juga : 10 Tahapan Pembukaan saat Proses Melahirkan, Ini yang Terjadi pada Tubuh Ibu dan Bayi

2. Tingkatkan aktivitas fisik

Aktivitas fisik bisa menurunkan trigliserida dan meningkatkan kolesterol HDL.

Olahraga aerobik dapat menurunkan konsentrasi trigliserida sampai 20% dan meningkatkan konsentrasi kolesterol HDL sampai 10%.

Namun, tanpa disertai diet dan penurunan berat badan, aktivitas fisik tidak berpengaruh terhadap kolesterol total dan LDL.

Aktivitas fisik yang dianjurkan adalah aktivitas yang terukur seperti jalan cepat 30 menit per hari selama 5 hari per minggu atau aktivitas lain setara dengan 4-7 kkal/menit.

Beberapa kegiatan yang bisa Anda lakukan adalah:

- Menyapu halaman selama 30 menit

- Berjalan cepat (4,8-6,4 km per jam) selama 30-40 menit

- Berenang – selama 20 menit

- Bersepeda untuk kesenangan atau transportasi, jarak 8 km dalam 30 menit

- Bermain voli selama 45 menit

- Menggunakan mesin pemotong rumput yang didorong selama 30 menit

- Membersihkan rumah (secara besar-besaran)

- Bermain basket selama 15 hingga 20 menit

3. Penurunan berat badan

Lingkar pinggang normal untuk Asia adalah maksimal 90 cm bagi pria dan maksimal 80 cm bagi wanita.

Setiap penurunan 10 kg berat badan berhubungan dengan penurunan kolesterol LDL sebesar 8 mg/dL.

Setiap penurunan 1 kg berat badan berhubungan dengan peningkatan kolesterol HDL sebesar 4 mg/dL dan penurunan konsentrasi TG sebesar 1,3 mg/ dL.

4. STOP merokok

Menghentikan kebiasaan merokok dapat meningkatkan konsentrasi kolesterol HDL sebesar 5-10%.

Merokok pun berhubungan dengan peningkatan konsentrasi trigliserida, sehingga bila stop merokok, akan bermanfaat juga bagi perubahan kadar trigliserida.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com oleh Wisnubrata dengan judul "Gejala dan Penyebab Kolesterol Tinggi Pada Orang Kurus"

Artikel Terkait